CH : 4

332 27 2
                                    


Pulang dari sekolah, tentunya diantar oleh Sunghoon karena Sunoo tidak mau diajak pulang bersama. Jungwon mengalami apa yang Sunoo rasakan. Mati gaya.

Apakah gara gara ciuman tadi Sunghoon jadi seperti ini? Kenapa ia begitu murung sekarang. Jungwon jadi merasa bersalah.

Ya wajar saja lah. Bagaimana seorang 'kakak' tidak marah melihat adiknya di cium orang sembarangan.

Jungwon menyayangi Sunghoon seperti kakaknya sendiri. Karena sejak dahulu, Jungwon selalu ingin mempunyai kakak.

Jungwon sih sayang nya sebagai kakak ya, tidak tau kalau Sunghoon.

"Kak, kenapa kau diam seperti itu? Apakah karena pria tadi? ". Jungwon memberanikan diri bertanya.

CIITTT...

Mobil di rem mendadak oleh Sunghoon.

"Menurutmu? ".

Kali ini Sunghoon menampakkan wajah dinginnya yang bahkan tak pernah Jungwon lihat. Kepadanya, Sunghoon selalu memperlihatkan sisinya yang hangat. Baru kali ini Jungwon melihatnya begitu berbeda. Sebegitu kecewa kah ia?

"Ak-aku minta maaf kak. Itu bukan kesalahanku, pria konyol itu yang tiba tiba menciumku". Jungwon sama sekali tidak merasa bersalah. Toh pria tadi yang menciumnya. Tapi, dia sedikit menikmatinya sih. Hehe.

Jangan bilang bilang Sunghoon loh!

"Ingat kata kataku Jungwon. Jangan pernah percaya kepada siapapun semenjak kematian ayahmu. Mereka semua tidak bisa dipercaya". Titah nya tegas.

"Kepada Sunoo sekalipun? "

"Kepada Sunoo sekalipun"

"Mereka ingin menghancurkanmu Jungwon, mereka ingin harta ayahmu"

"Aku akan melindungimu apa pun yang terjadi. Trust me Jungwon"

Sunghoon memeluk Jungwon, mengusap usap punggungnya.

maafkan aku Jungwon, maaf.

                                ***

Sialan sialan! Kenapa ia jadi tidak fokus seperti ini. Apakah karena si Jungwon Jungwon itu? Tidak! Ia sudah bersumpah akan melajang seumur hidup.

HEH? Kenapa dia malah berpikir seperti itu coba. Memangnya ia mau menikahinya apa?

Semenjak kejadiannya saat ia dilecehkan oleh Husein, ia menjadi tidak selera sama sekali oleh siapapun . Bukan berarti ia biseksual, ia tidak pernah menjalin hubungan maupun mencintai seseorang. Mungkin?

CIIITT...

DAMN! Mobil gila! Bisa bisanya berhenti ditengah jalan.

Ponselnya bergetar. Telepon dari agensi.

"freddie, apa yang kau lakukan! Kau menjadi bahan pembicaraan diseluruh agensi! Bagaimana bisa kau menciumnya dan malah membuka penyamara-"

Jay memutus sambungan teleponnya. Gedeg sekali rasanya mendengar mulut hina nya mencerocos.

Entah bagaimana bisa pula, ia malah sengaja memberikan es krim biasa kepadanya. Bukan es krim racun yang ia persiapkan. Feeling nya mengatakan begitu, maka itu yang akan Jay lakukan.

"Hhhhh... Aku benar benar butuh senang senang malam ini".

TIINN TIINNNN!!!! akhirnya ia memutuskan untuk mengklakson mobil tak tau diri ini. Dasar tidak tau aturan. Untung tidak ada kecelakaan.

Mata Jay itu setajam elang. Ia bisa melihat samar samar siluet orang didalam mobil itu sedang melakukan apa.

Gila! Bisa bisanya menghentikan mobil ditengah jalan hanya demi berpelukan. Bucin tolol. Eh? Sepertinya ia kenal postur tubuh itu. Ya, walau terhalang jok mobil, Jay bisalah menebaknya.

Jay melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Mengambil kacamata lain di dashboard mobilnya.

'Demon eye' begitu agensi memanggilnya. Kacamata yang mampu menembus dinding dan baja, membaca data diri orang hanya dengan melihat wajahnya.

Ia memakainya, menekan tombol datar pada gagang kacamata.

"Sudah kuduga".

Ck! Ia melempar demon eye ke sembarang arah.

TINN TINNNN!!!

Jay menekan klakson nya brutal.

"Shibal".

                                 ***

Begitu tiba, Jungwon menekan bel rumah paman Do Ha. Selama ini kan, Jungwon tinggal bersama mereka. Pintu dibuka dan menampakkan bibi Sooyoung yang tersenyum sumringah.
"Oh.. Anakku, Sudah tiba rupanya. Eh? Ini Sunghoon ya? Wahh.. Sudah besar sekali ya. Dulu waktu masih bermain dengan Jungwon masih setinggi ini". Tangannya mengarah pada pundaknya.

"Bibi, kak sunghoon menginap disini ya. Boleh kan? ". Jungwon meminta izin.

"Boleh sekali. Mari mari, masuk dulu".

Mereka bertiga memasuki rumah mewah kediaman Choi Do Ha.

Hah, percuma mewah tapi uangnya hasil nyolong.

Bibi Sooyoung memperlihatkan kamar kosong untuk Sunghoon.Mukanya berubah masam. Padahal Sunghoon sudah ngarep menginap di kamar Jungwon.

Mau ngapain hayooo...

"Kau mau kemana Jungwon?". Tanya Sunghoon ketika melihat Jungwon beranjak.

"Mau meletakkan es krim ini ke kulkas. Sudah meleleh begini, jadi tidak bisa dimakan sekarang". Tanpa melihat ekspresi Sunghoon yang sudah mengeras, Jungwon sudah terlebih dahulu berlalu.

Mengingat es krim didekapannya ini, Jungwon jadi malu sendiri. Pria itu dan ah.. Ciumannya.

Heh! Kenapa ia malah memikirkannya coba. Ia menggeleng gelengkan kepalanya. Mengenyahkan pikiran gila tentang apa yang dilakukannya tadi bersama pria itu.

Eh. Si Do Ha kok tidak kelihatan ya? Syukur saja lah. Semoga ia dipecat atau paling parah terlindas truk. Amin.

Sementara Choi Do Ha yang baru masuk rumah terkejut sambil terheran heran melihat makhluk didepannya ini masih bernafas dengan tidak sopan. Untung Jungwon tidak lihat.

Do Ha buru buru keatas menuju kamarnya. Hendak menelepon agensi. Percuma ia keluarkan uang berjuta juta won jika targetnya tidak berhasil mereka bunuh.

"Hah! Dasar agensi tolol! Sampah! Pemakan uang! Rakus!". Umpatnya tiada henti.

"Baik, ada yang bisa saya bant-"

"Apa apaan! Kalian semua menipuku! Anak itu masih disini. DIA MASIH BERNAFAS DISINI! DIRUMAHKU! "

"Aku tidak mau tau, pokoknya anak itu harus mati sekarang! Hah! Katanya profesional terpercaya. Membunuh anak tolol itu saja tidak becus".

"Akan saya konfirmasikan kepada yang bertugas, Tuan. Kami akan mengembalikan 10% uang anda sebagai bentuk permohonan maaf kami".

"Hm.. Kalau bisa kembalikan semuanya". Ceracaunya sambil gremeng.

                                 ***

"Jungwon-a, kau tidak mau kekamarku dulu kah? ". Sunghoon menelepon Jungwon, padahal kamar mereka bersebelahan.

"hmm.. Baiklah. Aku sedang menonton netflix. Bagaimana jika kita menonton bersama?". Tawaran Jungwon jelaslah menarik.

"Bukan ide yang buruk".

"Aku akan kesana sekarang".

Jungwon datang. Tetapi, Sunghoon jadi rada badmood. Jungwon membawa es krim sialan itu. Hah! Tak apalah, yang penting menonton bersama.





               

                                TBC

Chapter ini rada gaje ya?
Maap  :(

Votmen jan lupp :)

That Assassin Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang