𝖺 𝗍𝗋𝖾𝖺𝗍 𝖿𝗈𝗋 𝖺 𝗍𝗋𝖾𝖺𝗍.

402 47 9
                                    

Sebagai alpha yang seumur hidupnya dikelilingi dengan kekayaan dan kemudahan dalam mendapat teman, Younghoon tidak pernah menyangka bahwa mendekatkan diri dengan omega yang tidak berasal dari keluarga kelas atas seperti Sunwoo akan sesulit ini.

Kim Sunwoo, omega yang membawakannya sepiring kecil produk patiseri cafe kemarin nampak bosan dan hanya meliriknya saja ketika si Alpha itu berkunjung lagi ke cafe.

Aneh, pikir Younghoon. Terbiasa dengan atensi dan mudahnya memikat omega dari kalangan kelas atas, Younghoon tidak menyangka ada juga omega yang ternyata tidak tertarik dengannya, lalu dengan santainya berkata;

"Kau bau, tuan. Feromonmu itu menganggu kinerja teman-teman saya. Sepiring patiseri yang saya hantarkan kemarin tidak lebih dari usaha saya agar tuan tidak mengeluarkan bau kopi hangus itu lagi."

Serius, baru kali ini ada yang segamblang itu komplain mengenai baunya. Younghoon terlalu lama hidup dengan semua orang berusaha memuaskan hatinya. Si Alpha tersenyum, merasa puas dengan keberanian omega yang satu ini.

"Karena itu, saya merasa bersalah dan tidak akan tenang jika tidak membalas budi. Kasir sudah bilang kalau patiseri kemarin sudah dibayarkan olehmu. Jadi, tidak salah kan kalau saya berniat membalas budi-mu dengan cara saya?"

Si Omega terdiam, tidak memberi jawaban. Mata bulatnya yang lebar itu hanya memandang Younghoon dari atas ke bawah, seolah sedang menelisik sesuatu.

"Setelah shift saya berakhir, tuan. Dan saya peringatkan, saya bisa dengan mudah melawan tuan jika anda berniat bermacam-macam."

Oh, Younghoon baru tahu omega kecil dengan bau feromon susu vanilla yang manis begitu bisa terlihat mengintimidasi hanya dengan modal mulut tebal yang berani membicarakan apa yang ada di pikirannya.

Kim Sunwoo itu menarik, sangat menarik. Younghoon ingin tahu lebih banyak.

Younghoon kemudian kembali memesan beberapa hal dari menu di kasir, lantas dengan senyum miringnya duduk di salah satu meja, menunggu shift kerja Sunwoo berakhir.



Berjalan bersisian dengan omega yang sebenarnya tidak tertarik dengannya ini sebenarnya terasa canggung. Younghoon jadi membayangkan mungkin ini perasaan beberapa omega yang diperkenalkan kepadanya selama ini. Canggung, bingung, namun ingin berbincang karena dirinya tertarik sekali dengan eksistensi di sampingnya ini.

"Jadi, tuan akan membawa saya ke mana?"

"Hmm, Sunwoo suka apa? Mungkin ada sesuatu yang ingin dimakan? Saya belikan."

"Tuan serius berkata begitu? Kalau saya berkata restoran bintang tiga di ujung jalan sana, memangnya tuan bersedia? Saya kemarin hanya memberi tuan sepiring kecil produk patiseri yang sebenarnya tidak terlalu mahal, lho."

"Boleh, Sunwoo. Uang saya tidak akan habis hanya dengan makan di sana. Lebih, malah. Saya bisa traktir kamu seminggu penuh."

"Ah, dasar orang kaya. Saya bercanda, tuan."

Younghoon terkekeh, gemas dengan Sunwoo. Tidak pernah sekalipun ditemuinya ada omega yang begini. Jalan-jalan perkenalan yang diatur oleh dua pack besar itu terlalu banyak diisi dengan pembicaraan serius, juga tentang mating. Rasanya menyenangkan, untuk membicarakan hal lain dengan tenang tanpa menyinggung bahwa keduanya adalah alpha dan omega.

"Saya serius, sih. Kamu bisa ajak saya kemanapun, Sunwoo. Saya belikan. A treat for a treat, Sunwoo. Saya tidak nyaman kalau tidak memberimu sesuatu setelah kemarin kamu memberikan saya sesuatu secara cuma-cuma. Walaupun menurut pengakuanmu kamu hanya ingin tempat kerjamu kembali nyaman, tetapi saya perlu bertanggung jawab atas sesuatu yang saya lakukan." Younghoon menjelaskan kemudian, dan Sunwoo yang mendengarkan hanya mengangguk.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang