𝖻𝗎𝗍 𝗍𝗁𝖾 𝗀𝖺𝗉 𝖻𝖾𝗍𝗐𝖾𝖾𝗇 𝗎𝗌.

286 37 6
                                    

Younghoon adalah kekasih yang baik.

Sejauh mereka berkencan dan alpha Younghoon melakukan courting padanya, Sunwoo hampir lupa bagaimana caranya untuk menjadi mandiri karena Younghoon selalu siap sedia untuknya. Walaupun, Sunwoo menyadari, hubungan ini mungkin tidak akan bisa berlangsung lama. Mereka berbeda status sosial, Sunwoo paham. Sangat paham.

Yang Sunwoo ketahui mengenai Younghoon adalah; dia alpha dari keluarga pack yang besar, alpha bangsawan, dan Younghoon bukan sembarang alpha. Cukup sampai di situ, tanpa adanya pengetahuan mengenai bagaimana para bangsawan itu bereaksi dengan calon pemimpin mereka melakukan courting pada omega tanpa status tinggi seperti Sunwoo.

Sunwoo sadar, sangat sadar dengan statusnya yang hanya omega lone wolf tanpa pack. Tidak peduli Younghoon sudah melakukan imprint dan bau mereka jadi mirip dengan segelas latte di tempat kerjanya, Sunwoo tahu pasti tatapan sinis yang didapatnya dari salah satu keluarga Younghoon itu bermakna banyak.

Ya, hari ini Sunwoo menemukan salah satu orang dari pack mereka mau bersusah payah datang hanya untuk memandanginya bekerja seperti alpha predator yang ditemuinya dulu. Tidak mengejutkan sama sekali, mungkin saja dia mau menyadarkan Sunwoo dan tempatnya berdiri adalah jauh dari Younghoon.

Sunwoo tidak peduli, lagipula. Kalaupun omeganya menangis dan meraung di dalam tubuhnya, Sunwoo sudah mempersiapkan diri untuk kembali membuatnya diam.

Bagaimanapun, menahan sisi omeganya sudah bukan hal asing. Sunwoo sudah terlampau familiar dengan kondisi di mana takdirnya sebagai omega membuatnya kesulitan sendiri.

“Kau Kim Sunwoo?”

Oh? Ternyata mereka jauh lebih berani dari sekedar mengawasi. Sunwoo hanya mengangguk, menatap alpha di hadapannya dengan tajam, tanpa ada rasa takut.

Bau feromon amarah dari alpha itu menguar tidak lama setelahnya, Sunwoo menebak asalnya dari merasa tidak dihormati oleh omega rendahan sepertinya yang berani sekali menatap alpha bangsawan sepertinya.

“Kau omega. Tidak pernah diajarkan bagaimana bersikap? Dasar kaum rendahan.” kata-kata yang keluar dari alpha itu kasar sekali, mungkin omega lain akan menangis jika mendengarnya. Tetapi, ini Sunwoo. Dia menolak untuk memberi kepuasan batin untuk alpha yang merasa dirinya superior itu.

“Saya bahkan tidak berkata apa-apa. Saya rasa anda yang seharusnya belajar sopan santun, tuan. Ini sudah bukan jaman dahulu. Sudah kelewatan jaman sekali berpikiran status anda memperbolehkan anda untuk berkata kasar pada orang asing begini.” dengan tenang dijawabnya, Sunwoo bahkan tidak ragu untuk maju dua langkah dan memastikan alpha itu mendengarkan semua yang perlu dikatakannya.

“Kau sadar, kalau alpha Kim adalah orang penting di pack kami, bukan? Berani-beraninya omega rendahan sepertimu menggodanya. Kau bahkan tidak sedikitpun pantas untuk menjadi luna di pack kami.”

Sunwoo kontan tertawa, bahkan dengan sengaja menepuk pundak alpha yang terlihat marah itu selagi omega yang beberapa senti lebih pendek dari si Alpha itu berjinjit dan berbisik di telinganya.

“Kejutan, tuan. Saya bahkan tidak berminat menjadi luna di tempat menyedihkan itu. Saya sudah cukup bahagia dengan menjadi rendahan begini. Mungkin, kalian yang harus waspada. Alpha kalian yang mencari saya, bukan sebaliknya.” dengan jelas dibisikkannya tepat di telinga alpha itu, kemudian Sunwoo mundur satu langkah tanpa melepas tatapannya kembali berbicara.

“Bau feromonmu mengganggu pelanggan lain, tuan. Saya sarankan anda pergi, atau mungkin tuan mau mempermalukan diri dengan saya panggilkan bagian keamanan?” lanjutnya, kontan membuat si Alpha keluar dari cafe dengan langkah tergesa, nampak marah sekali.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang