𝗃𝗎𝗌𝗍 𝗅𝗂𝗄𝖾 𝗍𝗁𝗂𝗌, 𝖿𝗈𝗋 𝖺 𝗐𝗁𝗂𝗅𝖾.

261 29 0
                                    

Younghoon tidak pernah menyangka, bahwa pack bangsawan yang seringkali dielu-elukan itu akan bertindak sejauh ini.

Tidak ada pelacak, Younghoon murni menelusuri jalanan kota seperti anjing gila mengendus-endus mencari jejak Sunwoo. Dan kala akhirnya bau susu yang sedikit masam tercium di hidungnya dari dalam sebuah jalan kecil, Younghoon mempercepat langkahnya. Dan kalau tidak salah ingat, bau susu yang basi ini bukan pertanda baik. Karena Younghoon hanya mengingat bau susu vanilla hangat dari feromon Sunwoo, tidak basi begini.

Omeganya sedang tertekan, itu insting pertamanya. Tetapi, ketika sampai di lokasi, betapa terkejutnya Younghoon untuk mendapati bahwa penyebab aroma feromon omega itu berubah jadi masam ternyata lebih parah.

“HENTIKAN!” teriaknya kontan ketika mendapati kerumunan alpha dan beta itu memukuli sosok yang dikenalinya sebagai Sunwoo.

Gemetaran, Younghoon memeluk Sunwoo. Perasaan bersalah memenuhi dada Younghoon hingga rasanya sesak sekali.

“Terima kasih, karena sudah ada di sini ... alpha ...,”lirih Sunwoo dengan suaranya yang serak, hampir tidak terdengar.

Younghoon baru saja mau menjawabnya, baru saja ingin menyampaikan betapa terasa melegakannya berhasil kembali memeluk si Omega, tetapi mata Sunwoo yang perlahan tertutup kehilangan kesadaran itu membuatnya panik segera menggendong badannya yang terkulai lemas.

Younghoon ingin sekali, cukup memeluk dan merasakan presensi Sunwoo untuk sesaat. Tetapi, kondisi darurat begini rasanya tidak mungkin kalau Younghoon tidak memilih untuk segera memberikan perawatan pada omega itu.

Bagaimanapun, Younghoon lebih menyukai mate-nya masih hidup untuk dipeluk, tidak mati.



Katakanlah Younghoon naif, tetapi kepalanya yang buntu hampir tidak tahu harus kemana lagi membawa omeganya yang sekarat itu jika tidak kembali pada pack-nya yang punya healer terbaik di kota.

Untungnya, tidak ada yang berkomentar. Belum, mungkin. Tatapan tajam Younghoon dan bau hangus feromon amarahnya yang pekat cukup tajam untuk membuat mereka semua tidak sanggup berkomentar apapun.

Dan Younghoon menyesal tidak melakukannya lebih awal.

Mungkin, andaikata dirinya tidak egois dan melarikan diri, hal ini tidak akan terjadi. Seharusnya, Younghoon bisa melindungi Sunwoo. Tetapi, yang terjadi sekarang adalah omeganya hampir mati. Hampir. Younghoon tidak tahu harus bagaimana jika saja dirinya terlambat menemukan kebrutalan pack-pack itu pada omeganya.

Pantaskah Younghoon berkata begitu? Apakah dirinya masih layak dikatakan sebagai alpha dari seorang Kim Sunwoo jika melindunginya saja tidak bisa? Mendadak tangan Younghoon gemetaran, kembali teringat pada perasaan putus asa kala mata Sunwoo yang biasanya lebar terbuka itu sayu menatapnya kemudian tertutup tanpa ada yang tahu apakah dia akan selamat atau tidak.

"Kau tahu kalau healer dalam pack ini, hanya untuk pack ini kan, Younghoon?" suara dari ayahnya membuat fokus Younghoon teralihkan, amarah kembali datang begitu saja.

"Kalau begitu kalian juga tahu kan hukum perlindungan untuk omega sudah berlaku, dan melukai omega itu ilegal, tidak peduli dari mana dia berasal?" tekan Younghoon, dan ketika mendapati ayahnya terdiam tanpa menjawab, Younghoon mendecih.

"Jika dia tidak selamat, jangan berharap di antara kalian ada yang selamat. Kali ini sudah bukan urusanku dengan kalian saja, tapi alpha-ku juga. Kalian menyakiti omega yang merupakan mate yang sudah di-imprint oleh alpha-ku. Aku ingin tahu secepat apa pengadilan dan pemberitaan menghancurkan reputasi pack yang katanya paling baik di kota ini.” lanjut Younghoon, matanya menatap tajam sang Ayah, feromon kopi dengan bau hangus kembali mengudara, membuat ayahnya kemudian melangkah mundur.

Sepanjang sore itu, hingga healer keluar untuk mengabarkan bahwa Sunwoo sudah berhasil ditangani, tidak ada lagi yang berani mendekati Younghoon.

Bahkan ketika akhirnya Younghoon berhasil masuk ke ruangan bangsal perawatan pack mereka, menggenggam erat tangan Sunwoo yang masih belum sadar, tidak ada lagi yang berniat mengganggunya.

Juga ketika Younghoon membawa omega itu ke dalam kamarnya, tidak ada yang berani mengucapkan apapun kala bau aroma latte tercium pekat.

Feromon mereka bahkan sudah menyatu, hanya orang bodoh yang mau bersikeras memisahkan jika sudah begitu.

“Kumohon bangun untukku, Sunwoo. Peluk aku lagi, kumohon.” bisik Younghoon, didekapnya dengan hati-hati tubuh omega yang terkulai lemas itu.

Tidak salah, kan? Younghoon hanya ingin seperti ini, menghirup aroma samar perpaduan susu dan vanilla dari tubuh Sunwoo yang masih belum bangun itu. Untuk sementara, Younghoon tidak ingin menghadapi apapun, tidak ingin ditanyai apa-apa.

Hanya untuk sesaat, Younghoon ingin kembali merasakan nyaman.

Malam ini, Younghoon memutuskan untuk merasakan rasa aman dari Sunwoo saja, tidak dibiarkannya siapapun mengganggu.














• • •
𝑂ℎ 𝑛𝑜! 𝐷𝑜𝑒𝑠 𝑖𝑡 𝑡𝑎𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑏𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟?
• • •




































𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟬𝟴; 𝖾𝗇𝖽.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang