𝖺 𝗐𝗁𝗂𝗅𝖾 𝖽𝗂𝖽𝗇'𝗍 𝗌𝖺𝗍𝗂𝗌𝖿𝗂𝖾𝖽 𝗆𝖾, 𝗅𝖾𝗍'𝗌 𝖻𝖾 𝗎𝗌.

277 31 3
                                    

“Jadi, kau sepenuhnya sudah yakin mau begini, Younghoon? Melepas jabatan jika kami tidak menerima omega yang kau pilih dan rela untuk tidak menjadi bagian dari pack lagi?”

Younghoon mengangguk. Paginya setelah semalaman memeluk omeganya diawali dengan tetua dan mantan serta pack leader yang menuntut penjelasan pada Younghoon setelah si Alpha yang menghilang itu kembali dengan membawa omega yang terluka parah ke mansion mereka. Omega yang mereka ketahui tidak seharusnya bersama dengan calon pack leader mereka, bahkan.

Rapat yang katanya penting itu kemudian diadakan, tepat semalam setelah membiarkan Younghoon sejenak karena mereka tahu betul alpha muda satu itu tidak akan bisa diajak berbicara dengan benar jika masih saja dipenuhi amarah.

“Ya. Saya tidak akan mengubahnya. Kim Sunwoo adalah omega yang saya pilih untuk menjadi luna. Jika ada yang tidak setuju dan berniat melakukan hal buruk padanya lagi, saya dengan senang hati mengundurkan diri.”

Bisik-bisik kemudian terjadi, saking ramainya Younghoon bahkan bisa menangkap mereka sebagian berkata kalau alpha lain sanggup menggantikan Younghoon dan sebagian lain berkata hanya Younghoon yang sudah matang dan siap untuk menjadi pack leader.

“Saya tidak peduli siapa pelakunya, tetapi omega saya sampai terluka hanya perkara kalian merasa dia hanya harus dilenyapkan saja. Tidak terhormat sekali. Lima pack besar, dengan tidak terhormat menguntit satu omega dan berusaha melenyapkannya dengan menyakitinya. Apakah sekarang kita memang jadi pack tidak terhormat begini? Bahkan jika kalian tidak terlibat, apa kalian mau bersatu dengan pack yang brutal begitu? Menyakiti orang hanya karena merasa mereka pantas untuk disakiti. Saya harus ingatkan, dia omega. Omega yang alpha saya inginkan dan satu-satunya yang sanggup membuat saya merasa nyaman.

Kalian sendiri yang berkata, adanya luna adalah untuk menjaga pack leader dari sikap kejam. Tetapi lihat apa yang terjadi sekarang, kalian berusaha menyakiti satu omega yang calon pack leader kalian inginkan hanya karena merasa dia tidak sebanding. Kalian menjijikkan. Sangat.”

Younghoon berbicara dengan tenang kemudian, kendati feromon hangus yang mengudara itu menandakan dia sedang emosi. Setelahnya dia keluar dari ruang pertemuan, muak dan tidak ingin mendengarkan lagi. Menyisakan para tetua dan pack leader yang saling pandang.

Bau feromon susu vanila menenangkan milik Sunwoo adalah satu-satunya hal yang dicarinya sekarang, dan Younghoon tidak bisa menahan diri untuk memeluk omega yang masih lelap tertidur itu setelah kakinya berhasil mencapai kamar tempat omega itu beristirahat.

Sunwoo bernapas, Sunwoo hanya tidur, Sunwoo baik-baik saja. Rasanya sulit dipercaya kemarin Younghoon hampir kehilangan omeganya, menakutkan ketika mata bulat si Omega yang biasanya nampak cerah itu menatapnya sayu lalu tertutup.

“Alpha?” Sunwoo yang baru saja terbangun mendapati alphanya mengeluarkan feromon amarah kebingungan, dengan mata setengah terbuka mengelus-elus surai si Alpha dan mengeluarkan feromon susu vanillanya, sukses membuat aroma hangus dari Younghoon sedikit demi sedikit berkurang.

“Jangan tolak aku lagi, Sunwoo. Aku mohon. Jangan simpan sakitmu sendiri lagi, biarkan aku melindungimu. Kumohon.”

Sunwoo tidak menjawab, tetapi Younghoon sedikit banyak berharap pemilik tangan yang mengelus lembut kepalanya tanpa berhenti ini tidak sedang memikirkan kata-kata penolakan lagi.

“Aku pernah berpikiran untuk mengakhiri hidupku sendiri, sebelum mereka menyerangku secara berkelompok. Kemarin, kupikir aku akan senang ketika aku akhirnya sekarat. Tetapi, kau datang. Sebelum aku tidak sadar kemarin, aku merasakan sedikit rasa untuk ingin kembali hidup lagi, jika masih diberi kesempatan.”

Younghoon merasa seolah ada yang meremas dadanya kuat, napasnya sedikit tercekat mendengarkan omeganya itu bercerita dengan ringan, seolah kemarin hanyalah kisah sederhana mengenai es krim di ujung jalan yang mereka datangi bersama.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang