𝗁𝗈𝗐 𝖺𝖻𝗈𝗎𝗍 𝗆𝗈𝗋𝖾?

320 38 11
                                    

Rasa-rasanya, perkataan bahwa alpha dan omega itu hampir mustahil untuk hanya berteman itu benar. Karena semakin hari-hari Younghoon habiskan berteman dengan Sunwoo, semakin besar rasanya ingin memilikinya.

“Kau tahu, kak. Di ujung jalan sini ada penjual es krim yang baik hati sekali. Aku ingat dulu tidak pernah punya uang untuk membelinya, jadi aku hanya lewat dan memandangi dari jauh saja. Tetapi, pemiliknya baik hati sekali karena mereka memanggilku dan memberikan es krim gratis.”

Sunwoo bercerita dengan semangat, kini bahkan sudah  cukup nyaman untuk menggandeng tangan Younghoon selagi omega itu berjalan dua langkah di depannya.

“Benarkah? Kau suka rasa apa, Sunwoo?” Younghoon menanggapi setelah menyamakan langkahnya, kali ini keduanya berjalan berdampingan masih dengan tangan yang bertaut.

“Vanilla! Kata neneknya bau es krimnya mirip dengan feromonku. Karena itu nenek dengan baik hati memberikannya secara cuma-cuma.” jawabnya sembari tersenyum, dan Younghoon merasa hatinya penuh dengan rasa hangat kala melihatnya.

Sunwoo adalah jiwa yang murni. Younghoon selama ini hanya mendengarkan bagaimana omega-omega dari keluarga kaya itu berekspetasi Younghoon akan menyediakan pelayan setelah mereka mating untuk memenuhi kebutuhan mereka yang biasa dimanja itu.

Dan di sini ada Sunwoo. Omega yang seumur hidupnya bekerja keras sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan dengan cermat mengingat dengan baik kebaikan sederhana yang dilakukan oleh orang lain padanya.

“Sunwoo tidak pernah membawa alpha, anda tahu. Saya sudah mengenalnya dari masih anak-anak, dan baru kali ini saya melihatnya nyaman dengan sosok alpha. Saya rasa anda orang yang baik untuknya, tuan. Saya harap anda tidak menyakitinya.”

Perkataan dari nenek penjual es krim yang dibeli oleh mereka kini menempel dengan kuat di pikiran Younghoon. Benarkah, Younghoon cukup baik dan pantas untuk Sunwoo? Tetapi, melihat bagaimana kuatnya Sunwoo menahan sisi omeganya, Younghoon bahkan ragu alpha dalam dirinya punya kesempatan untuk melakukan apapun pada omeganya Sunwoo.

Karena kenyataannya, Sunwoo tidak pernah merasa cukup aman untuk membiarkan omeganya. Sunwoo terbiasa hidup sendiri, terbiasa melakukan semuanya mandiri, jadi konsep bergantung pada orang lain terasa asing sekali.

Younghoon hanya bisa berharap, suatu hari dirinya punya kesempatan, untuk mengatakan dan menunjukkan pada Sunwoo, bahwa tidak apa-apa untuk bergantung sesekali.



Younghoon terkadang membayangkan bagaimana Sunwoo melewati heatnya. Tumbuh dengan melihat secara langsung luna pack mereka tidak sanggup melakukan apa-apa dan hanya bergantung pada pack leader mereka membuat Younghoon berpikir; bagaimana masa heat Sunwoo berlangsung?

Ternyata jawabannya tidak sulit. Younghoon melihat bagaimana Sunwoo menelan beberapa pil suatu hari ketika mereka berdua sedang makan di kedai tteokbokki.

“Kau sakit, Sunwoo?” dengan khawatir Younghoon bertanya, sedangkan si Omega hanya tersenyum, menggeleng sembari menepuk-nepuk pundak Younghoon seolah memberitahunya untuk tidak khawatir.

“Tidak, kak. Ini suppresant. Dahulu ada alpha yang hampir memaksa mating dengan menerobos kamar saat aku sedang heat. Katanya feromonku tercium ke seluruh lantai, dan itu bukan salahnya untuk tergoda.

Hehe, untungnya pemilik bangunanku dulu baik sekali. Dia menyelamatkanku tepat waktu, jadi aku tidak apa-apa. Tetapi, tetap saja, aku enggan hal itu terjadi lagi. Aku lebih memilih menekan heat dengan suppresant begini, lalu memakai scent blocker sebanyak mungkin saat tanggal heat datang hanya untuk memastikan bau feromonku tidak terlalu manis. Dan, ya, begitulah. Aku sudah lama tidak membiarkan heat terjadi. Walaupun katanya tidak sehat, tapi aku kan tidak punya pilihan lain.” dengan santai Sunwoo bercerita, sedangkan Younghoon yang mendengar justru merasa emosional mendengarkannya.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang