𝗍𝗁𝖾𝗇, 𝗐𝖾'𝗋𝖾 𝖿𝗋𝗂𝖾𝗇𝖽𝗌 𝗇𝗈𝗐, 𝗋𝗂𝗀𝗁𝗍 ?

293 39 3
                                    

Mendekati Sunwoo itu sulit. Sulit sekali. Setelah adegan traktir-traktir yang dilakukan oleh keduanya, Younghoon menemukan fakta bahwa Sunwoo ini tertutup sekali. Butuh waktu dua bulan hingga omega itu setuju untuk tidak memanggilnya tuan, dan butuh waktu dua bulan tiga minggu untuk membuatnya mau memanggilnya kakak.

Tidak lama kemudian Younghoon juga memperhatikan, bagaimana omega itu sebenarnya ramah dan supel. Kepribadiannya baik, hanya saja tertutup sekali mengenai dirinya sendiri. Younghoon kesulitan untuk mengenali Sunwoo lebih jauh dari sekedar waiter yang beberapa minggu ini rela bertukar traktiran dengannya.

Baru kali ini, Younghoon mengetahui jika omega tidak hanya sekedar orang dengan subgender yang perlu dimanja, lemah lembut, dan ditakdirkan untuk sekedar berdiri dua langkah di belakang alpha-nya.

Sunwoo berbeda, dan Younghoon menyukai fakta bahwa setiap kali amarah menguasai dirinya, ketika si Alpha berlari untuk menemui Sunwoo-omega yang enggan menjadi seperti apa yang diinginkan oleh semua orang- itu tidak pernah gagal untuk menenangkannya.

"Jadi, alasan kakak datang dengan bau hangus yang super membuat hidung terasa tidak nyaman untuk menghirup udara karena itu? Karena dijodohkan? "

Jangan lupakan fakta bahwa Sunwoo adalah pendengar yang baik. Setiap kali Younghoon menjemputnya dari cafe dan membawanya pergi ke tempat di mana dirinya bebas mengutarakan kekhawatirannya, respon dari omega itu selalu baik dan menenangkan. Younghoon menyukainya.

"Maksudku, kalau itu kau, memangnya kau tidak marah begitu? Kenapa semua hal mengenai dirimu harus didefinisikan dari apakah kau sudah mating apa belum. Kenapa kualitasmu yang lain jadi terkesan tidak penting?"

Sunwoo mengangguk-angguk, setuju kemudian menyodorkan minuman untuk si Alpha, seolah mengatakan untuk menyuruhnya minum setelah emosi.

"Mungkin ada pertimbangan lain? Bagaimana, ya. Kakak saja kalau emosi semua orang ketakutan dan tidak sanggup mengatakan apa-apa. Kurasa pertimbangan mereka untuk mewajibkan kakak memiliki Luna agar ada yang sanggup menenangkan kakak jika terjadi hal yang begitu. Bukan sekedar tradisi lama saja. Aku yakin, ada sesuatu mengenai kenapa mereka membutuhkan penerus pack leader yang memiliki luna di sampingnya."

Younghoon menghela napas, tanggapan Sunwoo cukup masuk akal, sebenarnya. Hanya saja kalimat terakhirnya hampir membuat decihan sinis lolos dari mulut Younghoon.

"Di samping? Maksudmu di belakang, mungkin? Kau tahu, tradisi mereka aneh sekali. Kalau bukan karena bertemu denganmu, aku hampir mengira semua omega ditakdirkan berdiri dua langkah di belakang alpha dan tidak bisa dijadikan rekan yang setara untuk menjalankan pack, hanya ada eksistensinya agar alpha tidak jadi diktator. Aneh."

Sunwoo hanya tersenyum saja, kemudian si Omega itu nampak meminum minumannya sembari memijat pelipisnya, nampak pusing. Matanya kemudian menatap Younghoon dengan alis terangkat, seolah meminta penjelasan mengenai perkataan si Alpha tadi.

"Kau mendengarku, Sunwoo. Omega di pack kami tidak pernah lebih dari sekedar induk yang melahirkan keturunan baru. Aku rasa di kebanyakan tempat begitu. Bahkan di masyarakat umum. Maksudku, maaf kalau membuatmu tersinggung, tetapi di tempat kerjamu juga hampir tidak ada eksistensi omega, kan? Karena kebanyakan beranggapan omega itu terikat pada rumahnya, Sunwoo."

Sunwoo mendecih, "Kalau begitu aku harus bersyukur tidak pernah punya pack, dan hidup dianggap sebagai beta sejauh mereka tidak menyadari scent ku. Serius, pack dan masyarakat ternyata sampah sekali."

Sekarang gantian Younghoon terkejut. Kaget, menyadari omega yang berada di hadapannya ini bisa hidup sebagai lone wolf.

"Kau ... Tidak punya pack?" Younghoon memastikan, dan Sunwoo hanya mengangguk santai. Omega itu menyempatkan diri untuk menyeruput minumannya sejenak, lalu menjelaskan.

"Iya. Tidak punya. Terkejut, ya? Wajar, sih. Kebanyakan hanya mengenalku sebagai Sunwoo, waiter dari cafe paling ramai di pusat kota. Tidak banyak yang tau mengenai hal lain tentangku. Termasuk ini."

Younghoon menahan sedikit rasa ingin mengulik lebih jauhnya, dengan iseng kemudian berkata;

"Kalau tidak banyak yang tahu, dan aku tahu. Berarti kita teman, dong?"

Dan Sunwoo mengangguk, tampak tidak terganggu sama sekali kendati kemarin-kemarin suka sekali mengatur batas mengenai dirinya dan Younghoon.

"Iya, kan memang. Aku tidak keberatan sih berteman dengan kakak. Lagipula, kakak alpha yang baik. Kebanyakan dari mereka membuatku ingin menendang mereka karena merasa superior, kakak tidak. Bisa dibilang, kita berteman baik."

Younghoon tersenyum, merasa senang dengan pengakuan Sunwoo.

"Benarkah? Kalau begitu benar, ya? Kita teman sekarang!" serunya antusias, sedangkan Sunwoo yang melihatnya nampak senang dan bersemangat begitu hanya mengangguk, merasa terhibur dengan perilakunya.

"Tentu. Kita teman, kak."

Sedikit demi sedikit. Yang Younghoon ketahui, untuk sekarang dirinya tidak pantas untuk menginginkan lebih. Menjadi teman dari omega tertutup, lone wolf, dan enggan berurusan dengannya di awal adalah pencapaian yang bagus sekali.

Mungkin nanti. Younghoon hanya perlu berproses secara perlahan jika ingin menjadikan Sunwoo sebagai miliknya.

Ah, apa itu tadi? Alphanya mulai berisik. Younghoon seketika tahu, bisa tidak bisa satu-satunya omega yang berhasil menarik perhatian alpha dalam dirinya hanya Sunwoo seorang. Tetapi, itu urusan nanti.

Untuk sekarang, mereka berteman.





















• • •
𝐿𝑒𝑡 𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑦𝑜𝑢 𝑠𝑜𝑚𝑒 𝑎𝑠 𝑦𝑜𝑢 𝑠𝑎𝑡 𝑑𝑜𝑤𝑛.

• • •


























• • •

𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟬𝟯 ; 𝖾𝗇𝖽.

• 𝑳𝒂𝒕𝒕𝒆 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang