Prolog

217 13 0
                                    

Entah ini takdir atau memang kesialan seorang Nu New, pria dewasa berumur awal kepala tiga tersebut mendapati dirinya kini terjebak dalam sebuah pesta Anniversary perusahaan dimana dia bekerja dengan kepala begitu pening, membiarkan seseorang yang ntah siapa mendekat kearahnya dan merengkuh pinggang rampingnya oleh seseorang yang dengan ingatan samarnya bisa dia lihat adalah seseorang pemuda kelewat tampan berada dihadapannya, menghimpit tubuhnya terlalu intens.


"Kau___ Siapa? Gumamnya, mengernyit pada sosok tersebut.

"Aku? Anggap saja penggemar rahasiamu." Jawabnya.


Dapat Nu New rasakan deru nafas si pemuda tanggung berada di perpotongan lehernya, mengendus dengan kurang ajar dan tangannya yang tanpa canggung meremat pinggangnya.

Dan entah bagaimana nafasnya tercekat hingga tubuhnya meremang, ketika satu kelimat tanpa dosa meluncur indah pada bibir si pemuda tampan yang ditujukan padanya.


"Aku yakin kamu membutuhkan bantuanku, milikmu teggang."


Hingga entah bagaimana awalnya, yang ia tau kini nafasnya menderu dibawah kungkungan sipemuda tanggung. Merasakan pergesekan kulit telanjangnya yang begitu haus sentuhan si pemuda.

Miliknya begitu penuh, begitu panas saat tempo terus menghujam pada titik terdalamnya.

Sakit, sakit sekali namun bisa membuatnya melayang merasakan tubuhnya melengkung bahkan kakinya yang melingkar pada pinggang pemuda tersebut semakin ia eratkan.

Ingin lebih terus, dan terus.

"Akhhh da-ddalammhh." Racaunya, sembari memejam mata kala si pemuda tanggung mengecap dadanya, mempermainkan putingnya tanpa memperlambat tempo hujamannya.


"Kau cantik, cantik sekali Nu." Dan sebuah kecupan pada bilah bibirnya yang membengkak kembali diterima.


"Aakhhh pe-pelannhh ahh."

Pemuda tersebut menggeleng sambil terkekeh geli melihat wajah memerah si pria dewasa yang kini begitu pasrah dibawahnya.


"Aku tidak, kau terlalu panas, terlalu basah dan begitu ketat. Aku tidak bisa" Bisiknya, sembari kembali mengukir sebuah ukiran ungu pada tulang selangka si pria bernama Nu New.


Dan detik itu juga semburan basah pada arah selatannya keluar begitu deras, membasahi perutnya bahkan memenuhi telapak si pemuda.

Kekehan terdengar menggelitik saat tubuhnya kini begitu lemas, namun lubangnya masih terasa penuh dengan hujaman yang bergerak teratur.

"Kau keluar banyak, cantik sekali."


Hingga pada hujaman terakir bisa Nu New rasakan penuh dan basah pada lubangnya, menerobos tanpa ampun dibagian terdalamnya.


"Mulai saat ini kau milikku Nu New, Aku Mencintaimu."


Dan Nu New pun terlalu lelah hanya untuk sekedar membalas, membiarkan kesadarannya menghilang dengan rasa ngilu dan nikmat yang masih ia rasakan.




FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang