Chapter 03

110 16 1
                                    

Nu New sempat membeku saat kedua netranya lagi-lagi bersibobrok dengan si hazel tajam yang kini duduk melipat kaki diatas sofa salah satu ruang besar Direktur Utama tempatnya bekerja. Ruang kerja Tuan Luke Panich yang tak lain ayah kandung dari bocah priyayi yang akhir-akhir ini menganggu harinya.


"Tuan Chawarin". Suara Luke seketika mengalihkan tatapan Nu New dan menatap serius kearah atasannya tersebut.


"Ya Tuan Panich, ada yang bisa saya bantu?"

Nu New sedikit membungkuk sebagai formalitas menyapa atasannya tersebut.


"Silahkan duduk dulu." Luke mempersilahkan, membiarkan Nu New mendudukkan dirinya tepat disamping sofa si bocah Panich.


"Aku butuh bantuanmu Nu New, tapi ini diluar pekerjaanmu, apa boleh?" Luke menegakkan punggungnya, menatap Nu New setelah melirik sekilas kearah anak tunggalnya tersebut.

"Ya Tuan?"

"Aku membutuhkan bantuanmu untuk mengajari Zee Pruk mengenai perusahaan, karena dalam waktu dekat dia harus mulai bekerja disini."


"Tapi Tuan Panich, bagaimana mungkin saya yang mengajarkan anak anda, saya rasa saya kurang pantas karena saya hanya kepala manager keuangan disini." Nu New menjawab pelan namun tegas.

Tanpa sadar sosok yang duduk disampingnya tersenyum dengan raut kagum yang tak pernah luntur saat memandang dirinya secara terang-terangan didepan ayahnya.


"Tapi itu permintaan bocah ini_" Luke mengedikkan dagu menunjuk si bocah Panich yang masih saja memandang si cantik Nu New.

"_ dan dia mengancamku tidak akan mau mengurus perusahaan jika bukan kau yang mengajarinya. Dan akupun sangat yakin dengan kemampuanmu Nu New, kau salah satu keryawan andalanku disini."


Nu New melirik sekilas kearah Zee yang sialnya sedang memamerkan senyum yang entah mengapa malah membuat si pria Chawarin mendengus pelan.


"Dia bahkan tidak tau malu didepan ayahnya sendiri." Batin Nu New kesal.


"Jadi__kuharap kau tidak keberatan."

Nu New menatap sebentar kearah Luke, kemudian menghembuskan nafas pelan kemudian mengangguk.


"Baik tuan, saya akan berusaha semampu saya." Jawaban Nu New seketika membuat si pemuda Panich semakin melebarkan senyum. Menatap sang ayah dengan gerakan bibirnya yang mengatakan terimakasih kemudian berkedip jahil.

Sedangkan Luke terlampau tau, anaknya itu punya maksud lain dengan Nu New, dia tidak buta dengan segala perilaku anaknya yang dengan terang-terangan ia tunjukkan didepannya.


"Apakah hari ini bisa dimulai?" Zee pun bersuara dengan binar mata yang terlampau bahagia.


"Tapi masih ada laporan yang harus saya kerjakan." Nu New menjawab acuh, masih enggan menatap Zee Pruk.


"Kau bisa serahkan semua tugasmu pada bawahanmu Nu New, kau hanya perlu memeriksanya nanti. Jadi aku harap untuk lebih fokus kepada Zee dulu."

Nu New sempat terperangah, bagaimana mungkin dia harus menomorsatukan si bocah keparat ini dibanding dengan laporan-laporannya? Jika bukan karena permintaan Tuan Panich, Nu New sungguh tidak ingin melakukan semua itu. Apalagi dia harus menerima kenyataan bahwa hari-hari berikutnya harus ia relakan dengan mengajari seorang Zee Pruk Panich.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang