#9

20 18 2
                                    

HAPPY READING









------------

Pagi cerah menyambut hari. Hari libur adalah hari yang paling dinanti oleh semua orang terutama seorang murid.

Ketiga gadis yang sudah siap dengan perlengkapannya yang sudah di masukkan ke dalam mobil dari tadi di depan rumah Allen kini mulai kesal karena satu temannya yang tidak datang-datang. Padahal perlengkapan gadis itu sudah masuk mobil karena kemarin dia sengaja meletakkan perlengkapannya di rumah Allen.

"Sumpah ya. Sampe lumuten tuh anak kagak nongol-nongol."gerutu Kaela. Bagaimana tidak ia tak emosi. Sudah setengah jam ketiganya menunggu didepan rumah Allen dan tak ada tanda-tanda Zerin akan memunculkan batang hidungnya.

Allen menurunkan ponselnya yang sedari tadi menempel di telinganya.

"Anjir! Beneran ngilang tuh anak. Operator mulu yang jawab dari tadi!"gerutu Allen pada ponselnya. Eh ralat. Maksudnya nomor temannya.

"Mungkin dia ada kepentingan."ujar Raya kalem dan masih santai. Gadis itu memang jauh dari kata kesal dan marah.

"Kemana kira-kira tuh anak?"pikir Kaela.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Allen. Membuat gadis itu merutuk saat tagu pengirimnya Zerin.

"Tuh 'kan, jailangkung! Tadi ditelfon diangkat operator! Sekarang tiba-tiba chat! Emang laknat nih anak!"maki Allen kelewat kesal.

Zerina : Lo pd bantuin gue skrg di mrks enver. Cpt!

"Lah. Di markas Enver? Ngapa gak bilang dari tadi anjir?"omel Allen setelah membaca pesan dari teman jailangkung nya itu.

"Gimana, Len?"tanya Kaela.

"Kita ke markas Enver. Zerin disana."ujar Allen kemudian berjalan memasuki mobilnya.
Kaela dan Raya tanpa berpikir panjang mengikuti Allen masuk ke dalam mobil.

------------------

Markas Enverest Ter-uwaw...

Juan duduk di sofa ruang utama sambil menatap Zerin yang mengerjakan tugas matematika milik lelaki itu dengan kesal.

"Udah! Sekarang gue boleh pergi 'kan?"tanya Zerin meletakkan bolpoinnya di atas buku. Juan tak menghiraukan pertanyaan Zerin malah menatap jam dinding.

"Lo boleh pergi setelah bikinin gua cireng."balas Juan menyenderkan punggungnya ke sofa dengan melipat kedua tangannya.

"Hah? Cireng?"beo Zerin heran. Juan hanya mengangguk. Oke. Juan terverifikasi suka sama cireng buatannya.

"Lah anjir lo kira cepet bikin cireng?"sewot Zerin. Masalahnya ia mau liburan! Bukan santai bikin cireng!

"urusan lo."balas Juan tak acuh. Zerin menggerutu. Rencananya bersama teman-temannya untuk pergi hari ini tak mendapat izin dari penyuruh atau 'majikannya' itu.

"Eh, Zer. Asal lo tau. Dia suruh lo dan gak ngizinin lo keluar tuh modus biar lo sama dia terus."celetuk Hastin dari depan tv.

"Bacot lo monyet!"umpat Juan melempar bantal sofa ke arah Hastin yang ada di bawah.
Hastin hanya terkekeh melihat respon Juan.

"Buruan lo ke dapur!"perintah Juan pada Zerin.

"Gak! Please lah, Wan. Gue mau liburan sama temen-temen gue."tolak Zerin yang hanya disahuti Juan dengan diam tak bersuara.

"Boleh ya? Ya? Ntar malem gue kesini deh!"bujuk Zerin. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan lelaki didepannya ini.

"Emang lo sampe jam berapa?"tanya Juan.

S³(stray, swag, strong) Girl || On Going || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang