#3

34 22 4
                                    

HAPPY READING



-----------------

MARKAS ENVEREST TER-UWAW...

"Uhuy, besok kita punya babu."ucap Ricky setelah sampai di ruang utama markas.

Yang mereka maksud babu ini lain ya. Bukan babu di rumah gitu tapi kayak temen cewek yang ada kayak pacar gitu.

"Pede lo! Babu gue doang!"ucap Juan tak terima.

"Jadi gue gapunya babu? 'Kan gue juga pengen punya babu."ujar Ricky.

"Cari lah, sampe dapet."sahut Jack yang duduk diatas sofa.

"Kalo gitu cari bareng gue yok!"ajak Ricky sambil menduduki tempat disamping Jack.

"Gue sih, udah ada bestie ter the best. Jadi, buat apa babu."balas Jack sambil memainkan game di handphone nya.

"Siapa emang bestie lo? Terharu temen gue punya bestie."ucap Jay.

"Dih. Dari dulu Allen udah jadi bestie gue."balas Jack sambil melirik malas Jay.

"bestie apa bestie?"goda Ricky di telinga Jack.

"Diem lo! Kalo tim gue kalah, terus Allen gak terima. Dia ricuh disini, lo yang gue suruh tj!"peringat Jack dengan pandangan masih tetap fokus pada game yang dimainkannya.

"bestie apa bestie? Biasanya kalo cowok sama cewek bestie an, kemungkinan besar endingnya jodoh."oceh Ricky tak menghiraukan peringatan Jack.

Jack hanya menoleh ke arah Ricky dan memberikannya tatapan tajam.

"Lo napa sih liatin gue kek gue punya dosa besar ke lo?"heran Ricky  pada Jack.

"Gue kalah gara-gara lo!"kesal Jack pada manusia satu yang menyebalkan ini.

"Oh, kalah. Berarti habis ini lo didatengin sama bes-"belum selesai Ricky mengeluarkan semua kata-kata tak bermanfaatnya, Juan sudah memotongnya.

"Ricky! Lo diem bentar kagak bisa?! Gue dari tadi gak bisa mikir cuma gara-gara lo ricuh!"sentak Juan yang ikut kesal pada satu temannya yang tak bisa diam itu.

"Iya-iya. Baru aja juga ngomong udah di-"untuk keduakalinya ucapan Ricky kembali dipotong, namun kali ini Jay yang memotong.

"Udah-udah. Mending lo ikut gue. Kita cari babu bareng-bareng."ujar Jay seraya menarik Ricky keluar dari markas.

"Lo mikir apaan emang?"tanya Jack pada Juan setelah kedua manusia itu menghilang.

"Lo tau gak siapa cewek songong yang tadi berani sama gue?"tanya Juan yang masih memikirkan kejadian di sekolah tadi.

"Gak tau. Gue juga baru liat tadi."balas Jack.

"Kan lo punya bestie yang kata lo ter the best yang temennya tuh cewek. Tanya 'kan bisa bego."ucap Juan.

"Iya-iya. Ntar gue tanyain ke Allen."balas Jack.

BRAKK!

Tiba-tiba pintu markas Enverest terbuka. Pandangan Jack dan Juan langsung tertuju pada pintu markas. Tiba-tiba seorang gadis muncul di depan mereka.

"Liat apaan sih kalian? Kok bengong gitu?"

Juan dan Jack yang mendengar suara tersebut langsung melihat gadis itu dari ujung bawah sampai ujung atas. Ternyata dia Allen. Maklum Allen langsung datang karena gadis itu tadi memang dalam perjalanan ke markas menaiki taksi online yang dipesankan Jack.

"Jangan bilang lo yang barusan buka pintu sekeras itu."ucap Juan.

"Emang. Sorry. Kebawa emosi gegara tadi tuh."balas Allen dengan wajah polos.

"Untung tuh pintu gak ancur."ujar Jack.

"Okey langsung tothep aja ya. Lo tadi kenapa sih? Kok tim kita bisa sampe kalah gitu Cuma gara-gara lo."cerocos Allen pada Jack.

"Bahasnya nanti aja, Len Gue sekarang mau nanya hal penting ke lo."potong Juan. Entah kenapa rasa penasarannya sangat besar terhadap gadis songong yang melemparinya bola basket di lapangan tadi.

"Tumbenan lo tanya hal pentig ke gue?"tanya Allen.

"Biar pernah. Tadi cewek sama lo selain ceweknya Sean namanya siapa?"tanya Juan.

"Zerin."jawab Allen singkat.

"Tumben lo nggak bicara panjang lebar, Len?"sahut Jack.

"Diem aja sono lo. Mendingan lo naikin rank punya gue."ucap Allen yang terlanjur kesal pada Jack sambil memberikan ponselnya pada Jack.

"Dih, iya."balas Jack sambil menerima ponsel Allen.

"Bisa nggak,Len. lo kasih tau ke gue dia itu orangnya kek gimana?"tanya Juan pada Allen.

"Ekhem. Jadi Zerin itu pindahan dari Bandung. Dia dulu temen sekelasnya Kaela sebelum Kaela sekolah disini. Jadi mendingan lo tanya aja ke Kaela."jawab Allen dengan wajah polosnya.

"Njir nggantung banget lo."ucap Juan kesal.

"Pengen nabok gue ke lo."timpal Jack.

"Emang sepenting apa sih? Kok lo nanyain tentang Zerin?"tanya Allen pada Juan.

"Kepo lo. Mending sekarang lo kasih ke gue nomernya Zerin."ucap Juan.

"Jack, hp gue 'kan ada di lo. Jadi tolong ya. Terus ini hp lo gue bawa dulu. Ntar gue pake mabar. Lo naikin rank akun gue aja ya. Sekarang gue pamit dulu. Ada something."ucap Allen dengan tersenyum dan menunjukkan lesungnya. Ia kemudian mengambil hp milik Jack dan pergi meninggalkan markas.

"Untung bestie."ucap Jack pelan.

"Jack, yang lo bawa hpnya Allen 'kan. Lo boleh 'kan buka-buka in isi dari hp itu?"tanya Juan.

"Bolehlah kalo gue."balas Jack.

"Iya-iya yang bestie ter the best nya Allen."sahut Ricky yang baru saja masuk.

"Diem dulu lo, Ky. Dateng-dateng udah bikin rusuh."ucap Juan sinis.

"Oke."balas Ricky singkat. Ia tak mau terkena amukan Juan.

"Lo sih sewot mulu, Ky."ucap Jack.

"Jack, mending kita stalker Zerin pake hpnya Allen. Allen 'kan orangnya friendly, gak mungkin gak ada apa-apa di hpnya."ujar Juan.

"Siap."balas Jack.




------------------


jan lupa votement..

don't be a silent readers..

see you..

S³(stray, swag, strong) Girl || On Going || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang