#17

19 8 7
                                    

HAPPY READING








----------------------------

Seminggu sudah berlalu dan Kaela masih enggan untuk membuka matanya. Keadaannya berangsur-angsur membaik pasca operasi. Dokter Terry telah mengeluarkan racun yang bersarang di tubuh mungilnya.

Namun, meskipun keadaannya berangsur-angsur membaik, Kaela masih dinyatakan koma dan belum mau membuka matanya. Padahal banyak yang menunggunya untuk membuka mata dan berkumpul lagi bersama mereka.

"Kaela oh Kaela kenape engkau tidur? Macam mane engkau tak tidur, emang lo tukang kebo."

Jay menyanyikan lagu upin ipin yang berjudul bangau oh bangau, namun liriknya diganti dengan nama Kaela membuat semua temannya yang kini berada di kelas menggelengkan kepala.

"Anjir lo dimana-mana nyanyi itu mulu, Jay."ledek Hastin yang duduk disebelahnya.

Ketujuhnya kini berada di kelasnya sambil menunggu guru datang. Beberapa ada yang memilih keluar kelas dan ada yang tetap tinggal. Namun kali ini, anak Enverest tidak ada satupun yang membolos. Sebuah keajaiban ketujuhnya lengkap di kelas selain jam kosong dan istirahat.

"Biar kalian inget sama dia."balas Jay yang langsung dilempari gumpalan  kertas oleh Sean.

"Lo pikir dia mati apa?! Pake diingetin segala. Walaupun gak lo ingetin gua juga tetep inget."sewot Sean tak terima setelah puas melempari kepala Jay dengan beberapa gumpalan kertas.

"Iya iya masnya. Lagi bucinin mbak pacarnya yang koma. Ngegas amat mas. Gua tikung mampus lu."celetuk Hastin membuat Sean melotot ke arahnya.

"Awas aja lo."ancam Sean menuding Hastin.

"Woi lo pada diem napa. Gua lagi mabar sama Allen nih. Ntar kalo kalah dia ngamuk ke gua tanggung jawab lo pada."celetuk Jack yang sibuk memainkan game di ponselnya di bangku belakang.

"Bodo ah gua gak peduli."sahut Jay menanggapi ucapan Jack.

"Ngapain lo manggil gua?"

sebuah suara berhasil mengalihkan perhatian ketujuh lelaki disana. Zerin baru saja memasuki kelas mereka karena permintaan Juan yang memaksanya datang. Gadis itu berdiri di depan bangku Juan.

"Gapapa gua gabut."balas Juan menatap sekilas Zerin lalu menyandarkan dirinya di kursi dan memejamkan mata.

"Lah anjir. Sia-sia gua kesini."gerutu Zerin, baru saja ia hendak pergi, namun suara Juan mencegahnya melangkahkan kaki untuk pergi dari sana.

"Selangkah lo keluar dari kelas ini, abis lo sama gua."ucap Juan mampu menghentikan langkah Zerin dan kembali berbalik.

"Terus gua ngapain?"tanya Zerin malas melipat kedua tangannya di depan dada.

Teman-temannya yang melihat perdebatan kecil antara Juan dan Zerin pun mati-matian menahan tawanya.

"Sini aja temenin gua."ujar Juan masih dengan mata tertutup.

Tawa teman-temannya pun pecah ketika mendengar ucapan Juan yang nampaknya sedang merindukan gadis di depannya itu.

"Yaelah, Wan. Ternyata lo juga lagi kesemsem."ledek Hastin yang membuat Juan membuka mata dan melirik Hastin yang tettawa keras bersama teman-temannya yang lainnya.

"Diem lo buaya."sinis Juan membuat Hastin mendelik. Tapi memang kenyataan Diantara mereka cuma Hastin yang paling ahli dalam urusan  seperti itu.

"Yaelah yang lagi bucin."timpal Jack yang masih fokus memainkan game di ponselnya

"Idih najis mending gua balik daripada nemenin lo disini."ucap Zerin yang malas untuk berada disana lebih lama lagi. Ditambah teman-teman Juan yang terus saja menggoda mereka.

S³(stray, swag, strong) Girl || On Going || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang