#4

34 23 8
                                    

HAPPY READING



----------------

Hari sudah berganti. Pagi mulai datang kembali. Murid mulai berdatangan di Freedom High School. Terlihat Allen yang sedang bejalan menuju kelas 11 MIPA 2 dengan sepatu boods nya. Seampainya di sana, dia langsung dikejutkan oleh Zerin yang bertanya padanya dengan nada tinggi.

"Heh! Lo ya yang ngasih nomer gue ke Juan?!"tanya Zerin dengan nada tinggi.

"Hm? Gue?"tanya Allen santai sambil menduduki kursinya.

"Ya iyalah! Masa gue?"sahut Kaela.

"Ya mana gue tau. Hp gue dari kemaren dibawa Jack."balas Allen dengan wtbnya.

"Betah lo ga pegang hp?"tanya Zerin.

"Betahlah. Soalnya hpnya Jack gue pegang."jawab Allen sambil menunjukkan hp milik Jack yang ia bawa.

"Tukeran lagi nih ceritanya? Katanya sih bestie. Gue aja sama Sean gak pernah."ucap Kaela.

"Ya emang gue sama Jack cuma sebatas bestie. Bilang aja lo iri soalnya gak pernah gitu sama Sean."ucap Allen.

"Hp lo di Jack? Seenteng itu?"tanya Zerin pada Allen.

"Iya. Gue sama Jack gitu tuh udah biasa. Bahkan, dia buka-bukain hp gue serasa punya sendiri."jawab Allen.

"Anjir. Keknya gara-gara lo deh, Len. Juan bisa dapet nomer gue."ujar Zerin.

"Lha terus kenapa kalo Juan punya nomer lo?"tanya Allen.

"Kepo! Gue cabut dulu!"ucap Zerin. Gadis itu kemudian keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas 11 IPS 3 yang berada di gedung samping bagian lantai bawah. Lumayan jauh juga.

-S³-

Zerin memasuki ruang kelas 11 IPS 3.  Tatapan seisi kelas yang lumayan ramai itu menatap Zerin tak suka. Zerin tak ambil pusing. Ia mencari dimana keberadaan Juan. Kemudian ia melihat bangku kedua dari belakang, barisan pojok sebelah pintu. Ternyata Juan berada disana dan memerhatikannya.

"Terlambat 5 menit. Syarat pertama jadi pembantu gue harus tepat waktu. Tapi, karena ini baru permulaan, gue maafin lo. Tapi kalo besok-besok lo telat lagi. Liat akibatnya."ujar Juan. Ia kemudian berjalan mendekat pada Zerin dan berdiri tepat di hadapannya.

"Dih. Cuma lima menit aja. Jahat banget jadi-"ucap Zerin namun tiba-tiba terhentikan karena tangan Juan membungkam mulutnya.

"Ssst! Diem aja lo! Pembantu jangan asal protes ke majikannya."ujar Juan.

"Y.Sekarang mau lo apa nyuruh gue kesini?"tanya Zerin setelah ia menyingkirkan tangan Juan dari mulutnya.

"Jadi, tugas pertama lo, lo harus kerjain tugas gue yang habis ini harus di kumpulkan."titah Juan.

"Lah kok gue?"tanya Zerin.

"Hari ini Satya gak masuk. Gaada yang contekin gue. Sekarang lo duduk di tempat gue terus lo kerjain tugas gue. Pokoknya lo gak boleh keluar sebelum tuh tugas selesai."ujar Juan sambil menduduki meja sebelah bangku Juan.

"Oke. Tapi sebelum itu gua mau bikin kesepakatan antara majikan dan pembantu ini."balas Zerin membuat Juan menaikkan satu alisnya.

"Gue mau di gaji setiap minggu."ujar Zerin.

"Buat apa gue gaji lo?"tanya Juan.

"Yang namanya pembantu tuh pasti digaji sama majikannya. Jadi gue mau lo gaji gue sepantasnya setiap minggunya."balas Zerin. Apa ia terima dengan kesepakatan kemarin begitu saja? Oh,tentu tidak. Mana mau ia ngerendahin harga dirinya gitu aja.

S³(stray, swag, strong) Girl || On Going || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang