Bab 4 | Perintah Valent 2

1.4K 64 0
                                    

Valent keluar dari kamar adiknya, menoleh ke kanan kiri.

"Sam" Panggil Valent.

Segera,pria berpakaian rapi mendekat menuju asal suara.

"Ya tuan Valent,ada yang bisa saya bantu?"

Sam, asisten pribadi yang bertanggung jawab atas Zayyan. Pria yang berusia 30 puluh tahunan itu sudah bersama Zayyan sejak ia berusia 7 tahun.

Sebenarnya Sam ditugaskan harus selalu berada didekat Zayyan. Menjaga dan memenuhi segala kebutuhan tuan mudanya selama 24 jam merupakan kewajiban yang harus ia lakukan.

Namun, karena dua hari terakhir kakaknya bersama Zayyan,ia diperintahkan mengawasi dari kejauhan guna memberikan waktu bersama untuk kakak beradik itu.

"Jaga dan awasi Zayyan dari luar,jangan biarkan dia melakukan hal yang tidak-tidak saat diriku keluar"

"Baik tuan Valent"

Setelah memberikan perintah pada Sam, Valent kembali masuk kedalam kamar.

                      💠_______💠

Ceklek

"?!"

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Valent menaikkan satu alis.

Sedang apa adiknya dimeja belajar, seingatnya tadi ia sudah menyuruhnya tidur.

"Oh,em itu kak" Zayyan berpikir keras alasan apa yang akan dia gunakan untuk menyakinkan kakaknya.

Melihat-lihat,di atas meja belajarnya terdapat sketsa dan sebuah lukisan yang belum selesai.

Lukisan 3 hari lalu yang belum sempat ia selesaikan,bahkan alat lukis dan cat airnya masih agak berantakan,tidak berada ditempat seharusnya.

Yap,itu dia.

"Apa?" Valent semakin curiga.

"Lihat kak,lukisan Zayyan indah bukan?" Zayyan menunjukkan lukisannya yang belum selesai.

"Ya,itu indah. Tapi sepertinya kamu belum menyelesaikannya"

"Hehe,iya. Zayyan ingin menunjukkan pada kakak,atau kalau boleh Zayyan selesaikan kak?" Zayan berbicara agak canggung.

"Tidak" tolak Valent

"Tidur"

"Baik kak"

"Selesaikan lukisan mu nanti"

"sekarang tidurlah dan dengarkan apa yang kakak katakan"

Valent Menuntun ke ranjang, membaringkan adiknya, kemudian mengangkat selimut sebatas dada. Mempuk-puk paha adiknya pelan dan teratur supaya adiknya tertidur.

Dalam mata terpejam Zayan bernafas lega, bersyukur kakaknya tidak curiga bahwa dirinya menyembunyikan sesuatu didalam laci meja.

Beberapa menit kemudian, perlahan-lahan Zayyan merasa kantuk mulai menyerang nya. Tepukan dipahanya oleh Valent rasanya seperti sihir.

Terasa sangat nyaman dan menenangkan.

Tidak lama suara nafas teratur terdengar. Adiknya sudah tidur,bagus.

Jika Zayyan tidur,maka akan mengurangi hal yang tidak seharusnya adiknya lakukan.

Berdiri, mendekat ke arah meja belajar yang adiknya tempati tadi. Mencari-cari sesuatu yang mencurigakan.

Tentu saja dirinya tidak akan membiarkan hal sekecilpun yang bisa saja membahayakan adik kesayangannya.

Beruntung Valent tidak membuka laci dimeja belajar. Ia hanya mengacak-acak atas meja saja. Dirasa tidak ada yang aneh, Valent memandang lukisan adiknya yang sempat Zayyan tunjukkan tadi.

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang