Chapter 6 - Ibu

957 99 7
                                    

Sementara istana Perak sedang terjadi keributan karena tamu tak di undang, istana Ruby terjadi keheningan karena tamu yang akan datang belum kunjung datang.

Di istana Ruby, Althea yang sedang menunggu kedatangan orang tuanya mulai jenuh. Rasanya sangat membosankan hanya duduk di singgasana kecil tanpa melakukan apa-apa.

"Haaa..." ia hanya bisa menghela napas lelah sedari tadi.

Nialle, pelayan yang berada di samping Althea mulai khawatir. Sudah tak terhitung berapa kali tuan putri nya itu menghela napas lelah.

"Tuan putri, jangan khawatir. Mereka pasti datang!" Nialle memberi semangat untuk Tuan putri yang sudah mulai kelelahan.

Althea hanya diam. Dia sudah kelelahan dan bosan menunggu. Sudah hampir dua jam ia menunggu, namun tak ada tanda-tanda kedatangan kedua orangtuanya.

Sejujurnya yang membuat menunggu terasa membosankan itu karena tidak melakukan apapun.

Coba bandingkan antara menunggu sambil menonton film dan menunggu sambil menonton jam, menurutmu mana yang paling membosankan?

Tentu saja menunggu sambil nonton jam lebih membosankan daripada menunggu sambil menonton film. Karena hanya melihat jam sepanjang waktu sangatlah membosankan.

Itulah yang sedang di rasakan oleh Althea. Dia hanya bisa melihat lemari jam yang terus mengeluarkan bunyi setiap detik.

Manik mata Ruby nya mengeledah seluruh isi Aula, lalu terhenti pada sesuatu yang menurutnya memukau.

Pandangannya terpaku oleh makanan yang berjejer rapi di meja makan tanpa ada yang memakannya sama sekali.

'Kelihatan enak.'

Kini manik Ruby nya berkilau, melihat banyaknya kue kering yang terlihat manis. Sungguh sangat di sayangkan jika kue-kue itu tak dimakan.

'Ku dengar kue-kue ini akan dibuang begitu pesta selesai.'

Sangat disayangkan, saat pesta selesai kue akan dibuang. Padahal bisa saja kue diberikan kepada para pelayan yang bekerja disini. Namun, menurut aturan kerajaan pelayan tidak diperbolehkan memakan makanan majikannya.

Selain itu, kebanyakan pelayan yang bekerja di sini adalah seorang kesatria tingkat tinggi. Mereka tidak memakan kue, karena bagi sebagian kesatria kue hanya untuk mereka yang lemah.

'Apakah orang-orang kaya selalu seperti ini?'

Althea mengerutkan alis tak suka. Ini mengingatkannya pada saudara tirinya. Sebagai anak manja, saudaranya itu selalu saja membuang apapun yang ia tidak sukai.

'Mengingatnya saja menyebalkan.'

Althea mendengus kesal mengingat kelakuan saudaranya itu.

'Daripada mubasir, bukankah lebih baik kue itu dimakan sekarang?'

Senyum muncul di wajah Althea yang sedari tadi cemberut.

Para pelayan yang sedang mengawasi ekspresi Althea berbinar melihat Althea tersenyum.

"Nia!"

Suara ceria Althea membuat Nialle menoleh dengan penuh tekad. Dia sudah siap melakukan apa saja.

"Apa ada sesuatu yang Anda butuhkan, Tuan putri?" tanyanya sopan.

"Cue! Tea au cue!" teriaknya semangat sambil menunjuk meja Aula yang penuh kue.

(Terjemahan : "Kue! Thea mau kue!")

Degh!

Semua terkejut dengan perkataan Althea. Sementara Althea tersenyum tanpa dosa.

I Became the Antagonist's TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang