Istana Perak
Tempat kaisar dan permaisuri berada saat ini adalah istana Perak. Sebuah istana megah dan mewah tempat kaisar masa depan tinggal, putra mahkota kekaisaran Vernanza, Althair Zacry Vernanza.,
Di tempat itu, bayi mungil yang mirip dengan Althea sedang merayakan ulang tahun nya juga. Pesta yang tak kalah meriah dari istana Ruby juga di gelar di istana Perak.
Seharusnya pesta itu hanya mengundang kaisar dan Permaisuri saja, namun siapa sangka ada tamu tak diundang.
"Mengapa kalian ada di sini?"
Suara dingin yang menakutkan keluar dari pria paruh baya berambut perak itu. Mata emasnya menatap tajam ke arah tiga bocah yang memiliki warna rambut sama dengannya.
Ketiga bocah itu hanya menundukkan kepala dengan keringat dingin bercucuran tanpa bisa menjawab pertanyaan pria itu. Mereka duduk bersimpuh di lantai bagai pendosa yang sedang meminta ampun.
"Hmm, kue ini sangat rapuh ya, padahal Aku hanya menusuknya dengan garpu tapi dia dengan mudahnya tertusuk."
"Aku bahkan bisa menghancurkan kue ini hanya dengan garpu saja."
Di samping pria itu, terdapat wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi singgasana tinggi sembari memotong-motong kue dengan garpu perak kecil. Dia tersenyum namun nada suara nya sama dinginnya dengan pria di sampingnya.
Mata merahnya berkilat bagaikan permata ruby, namun di mata ketiga bocah itu mata ruby nya bagaikan darah.
"Hik!"
Ketiga bocah itu benar-benar ketakutan sekarang. Mereka telah melakukan kesalahan besar.
"Cue! Mama!"
Sementara itu di pangkuan wanita itu terdapat bayi yang dengan polosnya meminta kue pada Ibunya.
Bayi yang tak mengerti apa-apa tersenyum cerah dengan mata penuh binar, berusaha menggapai kue yang ada ditangan Ibunya. Sangat berbeda dengan suasana mencekam yang di rasakan ketiga bocah berambut perak.
"Clandra Grid Vernanza, Clara Ersya Vernanza, dan Viara Filyn Vernanza. Aku tanya mengapa kalian ada di sini?" ulang pria paruh baya itu dengan penuh penekanan.
Ketiga bocah itu hanya diam dalam ketakutan. Mulut mereka terasa kaku.
Suasana hening. Tidak ada yang berani bicara. Namun-
"Kau baru berusia satu tahun, jadi tidak boleh terlalu banyak makan kue." ujar wanita itu, permaisuri saat ini, Adriana Flosia Vernanza.
"Mamam! Mama, mamam!" Bayi di pangkuannya terus merengek dan mulai berkaca-kaca. Melihat itu, Adriana terdiam sejenak lalu mengangguk.
"Baiklah, karena ini hari ulang tahun mu, akan ku izinkan!"
Di tengah suasana hening, Ibu dan bayinya mengobrol.
"Hehe, mama aik!" Seketika ekspresi bayi itu langsung cerah.
"Namun, hanya satu kue saja, mengerti?"
"Aik!"
"Anak pintar." Adriana mengelus kepala anaknya dan tersenyum lembut.
Ruangan kembali hening. Suasana mencekam telah kembali menembus ruangan itu. Hanya ada suara bayi yang sedang memakan kue dengan semangat.
1 menit
5 menit
10 menit
Waktu terus berlalu, namun tak ada yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became the Antagonist's Twin
FantasíaHanifa yang menyukai novel fantasi dan berharap masuk ke dalam novel. Semua novel yang dia baca adalah novel dengan happy ending, sehingga jika dia meninggal ia berharap masuk ke salah satu novel yang di bacanya. Suatu hari terdapat novel misteriu...