Prang!
Baskara melempar sebuah kaleng sisa minuman soda berwarna merah yang ia minum pada Jerovan. Kini keempat pria itu sedang berada di markas kesayangan mereka.
"Apaan sih tai?!" sewot Jerovan kesal.
"Wedeh wedeh, santai santai... lagian lo bengong mulu sih dari tadi," ujar Baskara berdamai.
Jerovan diam saja. Jenan yang tahu ada hal aneh dari sahabatnya pun ikut campur.
"Tau nih, udah semingguan lo diem mulu Jer. Kenapa sih lo? Cerita coba cerita." Jenan menyarankan sambil memakan kentang gorengnya.
Benar, sudah satu minggu ini Jerovan diam saja. Dan tepat hari ini, seminggunya berjalan tanpa gadis bernama Kinara.
Mengapa rasanya aneh sekali? Mengapa rasanya sepi? Lagipula kenapa ia harus merasa kesepian?
"Ciee! Kangen penggemar bar-bar nya itu mah!" ledek Rendi sengaja yang membuat Jenan dan Baskara tertawa terbahak-bahak.
"Kampret lo!" Jerovan melempar bantal pada Rendi.
"Yaelah kalo gak beneran mah, santai aja kalee..." Baskara membela Rendi sekaligus mengetes sahabatnya itu.
Jerovan tak menggubrisnya, lelaki itu justru lebih memilih mengocok kartu uno saja. "Uno gak nih?" ajaknya.
"Bosen ah!" tolak Rendi. "Gue lebih penasaran sama kisah lo dan Kinara," lanjutnya.
"Kok bisa sih dia ngejauhin lo? Emangnya lo apain sih?"
"Dia gak lo apa-apain kan?"
"Lo gak main tangan kan, Jer?"
Mereka semua berkumpul di lantai, sambil menanyakan hal bertubu-tubi pada Jerovan, hingga membuat lelaki itu mau tak mau harus menceritakannya.
"Pas final cup kemaren, dia nonton. Dia bawain gue minum sama handuk. Di situ juga mood gue lagi gak bagus. Kita kalah, ditambah lagi dia—"
"Gue tau dia emang berisik dan selalu bikin lo risih, tapi gak lo usir kan?!" Rendi memastikan.
"Ya... gue tau sih dia emang bawel, tapi gak gitu juga kali Jer."
"Sabar dulu gila, bukan gitu." Jerovan berusaha menjelaskan.
"Gue denger ada orang ngomong macem-macem tentang dia, gatel ke gue lah, caper mampus lah, cewek gila lah, ya gue gak suka aja dan... kebawa emosi..."
"Ya semenjak itu, gue suruh dia ngejauh dari gue, gue kelepasan ngomong kasar. Dan bener aja, gak ada chat lagi, kotak bekel lagi atau sapaannya tiap pagi."
Mendengar alasan itu, suasana menjadi sepi. Kini Jenan, Baskara dan Rendi kompak saling menatap dan kembali bersorak ramai dengan satu kata ledekan.
"CIEEE!"
"ITU MAH NAMANYA LO SUKA, GOBLOK!"
Dengan tidak santai, Baskara menoyor kepala Jerovan pelan.
"SANTAI, ANJIR!" katanya tak terima.
"Anjir percuma jago basket, pinter nomor dua di sekolahan, kalo urusan begini aja galauinnya seminggu," celetuk Rendi bercanda.
"Yaudah, tunggu apa lagi?" Jenan bersuara.
"Apa?" tanya Jerovan bingung.
Kini ketiganya kompak berteriak.
"YA MINTA MAAF LAH BEGOOO!"
***
halo! terima kasih sudah membaca,
semoga suka ya! 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milikmu | JENRINA
FanfictionKinara Alexandra, gadis gila yang telah jatuh hati pada Jerovan Biantara, ia rela melakukan apapun demi dekat dengan pria si kasat rasa itu. Bahkan, himalaya pun akan gadis itu taklukan. Ia akan mencoba terus, meski Jerovan beribu-ribu kali mengab...