Kinara sejak tadi bolak balik meihat ponselnya, tepatnya di ruang obrolannya dengan Jerovan. Gadis itu merutuki dirinya sendiri atas perkataan yang ia ucapkan kemarin.
Coba tebak, apa yang terjadi akibat perilaku yang terburu-buru tanpa di pikirkan terlebih dahulu? Ya, sebuah penyesalan.
"Bodoh!" gerutu Kinara pada diri sendiri. Seharusnya memang dari awal, gadis itu tak pernah berharap pada lelaki keren seperti Jerovan.
"Bodo amat lah, gue chat duluan aja." Katanya menerpa segala gengsi.
Ting!
Tepat saat gadis itu mengetik satu huruf pertama, di situ juga Jerovan mengirim sebuah pesan.
Mata Kinara membulat sempurna. Dengan cepat ia segera bersiap dengan riasan tipis di wajahnya, sambil terus berpikir apa yang Jerovan lakukan di depan rumahnya?
Gadis itu menuruni tangga dengan cepat dan langsung membuka pintu rumah. Senyumannya terukir canggung, disertai napas yang terengah-engah.
"H-hai!" sapa Kinara ragu.
Jerovan hanya terdiam, menatapi sikap Kinara yang tak seperti biasanya.
Kinara meneguk saliva-nya pelan, ia jadi sedikit takut. Dengan penuh keberanian, ia mencoba untuk mencairkan suasana.
"Lo... ke sini bukan buat ngelabrak gue kan?" tuduhnya mengintimidasi.
Sebuah tuduhan konyol itu memecah senyum Jerovan. "Hahaha, ya enggak lah." Sangkalnya sambil terkekeh pelan.
"Kirain..." balas Kinara dengan suara kecil. "Ngomong-ngomong, gue mau minta maaf soal kemaren. Seharusnya gue gak—"
"Iya." Jerovan memotong ucapan Kinara.
"Gue juga mau minta maaf," ujar Jerovan merasa bersalah.
Sedikit senyuman terukir begitu saja di bibir Kinara. Dengan sifatnya usil, gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Maafin gak yaa?" katanya bercanda. Sedangkan Jerovan terkekeh pelan.
"Gimana kalo, gue temenin lo liat sunset sore ini?" tawar lelaki itu sambil tersenyum manis.
Kinara memukul Jerovan pelan. Tawaran itu sama saja seperti meledeknya. Mengingat beberapa waktu yang lalu, gadis itu lah yang meminta persyaratan seperti itu.
"Hahaha! Kenapa? Mau gak?" Jerovan tertawa kecil.
"Ya mau! Tapi jangan ngeledek gitu juga dong!" protes Kinara malu.
"Yaudah iyaa, maaf yaa. Yuk?" katanya sambil membuka pintu mobil.
Layaknya seperti tuan putri, Kinara masuk ke dalam mobil lalu tersenyum manis.
"Terima kasih Jer—"
Adegan barusan jadi gagal romatis akibat Jerovan yang tiba-tiba saja mengacak rambut Kinara gemas hingga berantakan kemudian langsung menutup pintu mobil itu sambil meledek.
"JEROOO!"
***
"Bisa gak sih, kalo nge-post tuh yang bener bener aja?!" kesal Kinara sambil memakan es krim cup miliknya.
Sejak tadi, Kinara dan Jerovan sedang menelusuri pinggiran pantai sambil memakan es krim. Kinara yang terus mengoceh berimbang terbalik dengan Jerovan yang masih setia mendengar keluhan gadis berambut hitam pekat itu.
"Iya gak sih? Sekarang juga lagi rame berita tentang Yola sama Rey yang gak bener, akun base sekolah tuh harusnya emang di blokir aja deh sekalian!" Oceh Kinara kesal.
"Setuju sih gue, cuma ya plus minus lah ya. Kalo gak ada akun itu juga kita gak bisa tau busuknya orang gimana." Jerovan berusaha menetralkan keadaan.
"Iya sih, tapi kan..." kini Kinara tak bisa berkata apa-apa lagi, ucapan Jerovan memang selalu ada benarnya.
"Udah udah, daripada mikirin gituan. Mending lo duduk di sini," ujar Jerovan sambil menepuk pelan bebatuan yang berada di sebelahnya.
Kinara pun mengikuti perkataan Jerovan, ia duduk tepat di samping lelaki itu. "Ngomong-ngomong soal perkataan gue kemaren, itu juga kemakan akun gosip itu. Jadi gue harap lo maklum yaa Jer." Katanya sambil meletakkan es krim yang telah habis disampingnya.
Jerovan mengangguk mengerti. "Gue paham. Tapi omongan lo gak salah juga kok, Ra."
"Hah?" Kinara menatap Jerovan kebingungan sambil meminta sebuah penjelasan.
"Ya... mungkin emang seharusnya gue yakinin lo."
Kinara masih menatap Jerovan yang tak menatapnya, ia berusaha mencerna perkataan lelaki itu agar tak terjadi sebuah kesalah pahaman.
Kini berganti, Jerovan yang menatap balik Kinara, sehingga membuat gadis itu gugup. Kinara ingin melihat ke arah lain, tetapi Jerovan menggenggam tangannya erat.
"Lo menang. Gue jatuh hati sama lo, entah dari kapan. Mungkin sejak pertama kali kita ke pantai ini."
Kata Jerovan yang telah selesai mengutarakan perasaannya, kini ia menatap Kinara dalam, sembari mengatur napasnya pelan.
"Kinara, lo mau jadi milik gue?"
Satu pertanyaan itu sukses membuat mata Kinara membulat sempurna.
"... karena gue milik lo, Ra."
Rona merah muncul begitu saja di pipi Kinara, gadis itu mengangguk pelan, sambil tersenyum.
Tetapi satu keraguan masih membuat gadis itu bimbang.
"Tolong jangan denger kata mereka yang gak mau kita bersatu, Ra. Gue—"
"Aku milikmu, Jerovan Biantara."
Jawaban itu sukses membuat segala keraguan hati Jerovan mereda. Ia memeluk gadis yang ada di sampingnya. Ia telah menemukan dunianya untuk sekarang, dan selamanya.
Sedangkan Kinara, siapa sangka bahwa gadis gila itu berhasil mencuri hati seorang lelaki yang nyaris tak memiliki hati seperti Jerovan? Nyatanya, ia berhasil.
***
halo! terima kasih banyak telah membaca cerita ini! jangan lupa votemment hehe...
maaf kalau masih banyak kurangnya,
tapi semoga suka bagian akhirnya, ya!selamat bertemu di ceritaku yang lainnya,
semoga harimu menyenangkan! 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milikmu | JENRINA
FanfictionKinara Alexandra, gadis gila yang telah jatuh hati pada Jerovan Biantara, ia rela melakukan apapun demi dekat dengan pria si kasat rasa itu. Bahkan, himalaya pun akan gadis itu taklukan. Ia akan mencoba terus, meski Jerovan beribu-ribu kali mengab...