3. Klebus

5.5K 770 137
                                    

YOOOK VOMENTNYA JAN LUPA!
.
.
.

Kalya berdecak malas melihat kekasihnya yaitu Tama sudah duduk di teras rumahnya. Kalya berjalan melewati Tama, berniat ingin langsung masuk rumah dan mengacuhkan Tama. Tetapi lelaki itu menahan tangannya. Kalya dengan kasar menepisnya. “Siapa itu?” Tama menunjuk ke arah mobil mercedes benz putih, mobil yang mengantar Kalya pulang di malam-malam begini.

Kalya diam tidak menjawab.

“Kal, aku nanya lho.”

Pintu rumah Kalya terbuka, menampakkan Dewi, ibu dari Kalya. “Baru pulang? Tama nungguin dari tadi.” Dewi tak sengaja ikut melihat mobil milik Jerry yang masih terparkir di depan gerbang. “Siapa Kal?”

“Bos aku.”

“Bos?” Tama tidak paham.

Kalya menghela napasnya. “Orang tua dari anak-anak yang les privat sama aku.”

“Oh, suruh masuk dulu aja atuh. Mama buatin minum.” Dewi berjalan menghampiri mobil Jerry. Si pemilik mobil mendadak panik di dalam, niat Jerry hanya ingin tahu sosok kekasih Kalya. Tapi dia malah dihampiri, dalam pikiran Jerry mungkin saja dia akan diusir. Suara ketukan di jendela mobilnya membuat Jerry mau tidak mau menurunkannya. “Pak.” Dewi menyapa ramah penuh senyuman.

Jerry tersenyum. “Malam Ibu.”

“Mampir dulu Pak, saya buatin teh.” Seperti mendapat jalan keluar, Jerry mengiyakan tanpa berpikir panjang. Dia ingin melihat dan tahu kekasih Kalya lebih dekat, apakah yang lelaki itu punya sampai bisa mendapatkan Kalya. Sampai di hadapan Tama, Jerry mengajak bersalaman. Keduanya berkenalan. Dari segi paras, Jerry mengakui Tama tampan, tingginya pun sedikit di atas Jerry. “Pada duduk dulu, Mama buatin teh.”

“Tama kopi aja Ma.”

“Saya juga kalau boleh kopi aja Bu.”

Tama menatap Jerry heran, yang ditatap cuma senyum-senyum. “Tama gak usah pakai gula Ma.”

“Saya juga Bu.” Jerry kembali menimpali Tama, membuat Tama memiliki perasaan sedikit tidak suka.

“Aku aja Ma yang buatin,” ujar Kalya lalu masuk ke dalam rumah, membuat dua cangkir kopi pahit.

“Buat siapa Teh?” Sadi menghampiri putrinya yang sedang mengaduk kopi.

“Tamu tak diundang.”

“Tama? Kok dua gelas?”

“Satunya buat Pak Jerry, bos baru aku. Aku ke depan dulu Pa.” Kalya membawakan kopi yang dibuatnya dan meletakannya ke depan masing-masing Tama juga Jerry.

“Mama tinggal dulu ya.” Dewi masuk, menyisakan Kalya, Tama, dan Jerry. Kalya duduk di kursi yang bersebelahan dengan Jerry, karena itu satu-satunya kursi yang tersisa.

“Saya minum ya Kal.” Jerry meminta izin, Kalya mengangguk mengiyakan. Setelah Jerry perhatikan, ekspresi Kalya berubah seperti orang malas dan sebal setelah mendapat telepon dari Tama di perjalanan tadi. Kalya pun tidak berbicara pada Tama sebagaimana mestinya pasangan. Jangankan berbicara, Kalya lebih banyak menunduk memainkan jari-jari tangannya dibanding menatap Tama. Perasaan Jerry mengatakan ada yang tidak beres antara Tama dan Kalya. Jadi dia memutuskan berpamitan pada Kalya setelah menghabiskan kopinya.

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang