79. Mas?

2.9K 448 192
                                    

Yang berhenti baca karena Jaerose gak berlayar,

.
.
.

Adek Cantik💕 : Mama Kalya udah sadar, Pa

Adek Cantik💕 : Aku pulangnya agak malam ya

Adek Cantik💕 : Di mana pun Papa sekarang, jangan lupa ada aku dan Mbak Aya

Jerry mematikan ponselnya setelah membaca pesan Ansha. Dia menarik napas lega mengetahui Kalya sudah sadarkan diri. Lantas Jerry melanjutkan kegiatannya, memilih barang-barang bayi yang akan dia beli dan diberikan pada anak-anak Kalya. Jerry tidak asal memilih barang. Dia memilihnya memakai hati, membayangkan dirinya sedang membeli perlengkapan untuk putra-putranya sendiri. Jerry dominan memilih baju bayi berwarna biru dan putih karena Kalya menyukai warna putih. Bukan cuma untuk bayi-bayi Kalya, Jerry juga membelikan sebuah kursi khusus menyusui untuk Kalya agar wanita itu merasa nyaman selagi menyusui anak-anaknya. Kemudian Jerry meminta semua barang itu dikirim ke rumah orang tua Kalya tanpa nama pengirim karena Jerry rasa jika namanya ditulis sebagai pengirim, Kalya tidak akan mau menerima.

Setelah berbelanja, Jerry tidak pergi ke mana-mana lagi. Dia langsung pulang ke rumah. Tubuhnya sudah kehabisan tenaga, tapi Jerry belum lelah menangis. Begitu tiba di rumah, melihat Seli ada di sana dan sengaja menunggu kepulangannya karena mengetahui kabar Kalya dari cucunya yang paling kecil, Jerry kembali menangis dengan kepala yang berbaring di paha Seli. Sang ibu hanya bisa menenangkan dengan mengusap-usap lengan Jerry. “Wis, ikhlasin Kalya. Dia udah bersuami dan sekarang punya anak. Gak usah ditangisin lagi, toh kamu juga pingin lihat Kalya bahagia.”

“Iya, Bu. Aku pingin Kalya bahagia.”

“Kalau gitu gak usah ditangisin.”

“Aku nangisin kebodohan aku sendiri, Bu. Waktu liat anak-anaknya Kalya, aku sadar aku udah kehilangan Kalya sepenuhnya.”

Sementara Jerry meratapi nasibnya di rumah, Kalya yang baru saja siuman di rumah sakit, langsung panik menanyakan kondisi kedua bayinya. Dia bahkan sampai memaksa untuk bertemu kedua bayinya sekarang juga agar bisa memastikan secara langsung bahwa kedua anaknya baik-baik saja. “Tenang Kalya.” Malik sebagai dokter yang ditugaskan memantau kondisi Kalya, menenangkan. “Anak-anak kamu baik-baik aja. Mereka sehat. Keduanya berjenis kelamin laki-laki. Nanti, kalau kamu udah agak fit, kamu bisa temuin mereka. Sekarang kamu istirahat dulu aja. Kamu juga dapet jahitan di tangan karena luka jatuh kamu.” Kalya melihat tangannya sendiri. Dia tidak pernah berpikir akan melahirkan hari ini karena menurut perkiraan dokter, Kalya baru akan melahirkan dua minggu lagi. Tapi kejadian tak terduga menimpanya. Kalya yang berniat berkeliling dan mencari udara segar karena sudah lama dirinya tidak di Indonesia dan selain itu ingin menenangkan diri agar tak berlarut sedih sebab bertemu dengan Ansha dalam kondisi hamil setelah tiga tahun tak bertukar kabar dengan Ansha, Kalya malah ditabrak pengguna motor yang tidak bertanggung jawab. Pada saat kejadian, Kalya berusaha sekuat tenaga melindungi perutnya agar tak terbentur dan melukai anak-anaknya.

“Anak-anak aku beneran gak apa-apa, 'kan Mas Malik?” Kalya bertanya sekali lagi.

Malik mengangguk. “Iya, mereka sehat.”

Kalya bisa sedikit bernapas lega. Tapi kemudian, dia teringat dengan Jerry. Sebelum kehilangan kesadaran, Kalya tahu Jerry ikut masuk ke ruang operasi, berdiri di sisinya. Itu pertama kali bagi Kalya melihat Jerry setelah sekian tahun. Meski hanya sebentar beradu pandang dengan Jerry. Kalya bisa melihat kekosongan yang sangat mendalam dari mata mantan kekasihnya. “Istirahat dulu Teh, nanti kita liat cucu-cucu Mama sama-sama.” Dewi menarik selimut Kalya.

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang