41. Masih Pra-nikah

2.1K 428 41
                                    

Double update deh wkwkwk
.
.
.

Sepertinya tidak ada kata bersantai di kamus Jerry. Jadwalnya selalu padat. Baru selesai dengan kegiatan kemanusiaan, Jerry langsung beraktifitas di rumah sakit sebagai dokter bedah kembali. Ada dua jadwal operasi yang menunggunya hari ini. Selain sibuk dengan pekerjaan, Jerry juga mulai disibukkan dengan persiapan pernikahannya dan Kalya, meski masih beberapa bulan lagi, tapi dia dan calon istri perlu menyiapkannya dari sekarang. Jerry yang sedang mengganti pakaian sebelum ke ruang operasi, melihat ke ponselnya yang terus berdenting di loker. Kalya banyak mengirimkan pesan, dan semuanya berhubungan dengan persiapan pernikahan mereka. Dirasa waktunya sedikit, Jerry memilih menelepon Kalya. “Halo Sayang?”

Mas, Papa minta dokumen-dokumen kamu buat urus surat nikah.

“Iya Kal, aku belum sempet nyiapin.”

Dari kemarin aku udah suruh kamu padahal.

“Maaf ya, belum kepegang. Aku lagi hectic banget.”

Aku yang siapin boleh gak? Aku ke rumah kamu.

“Gak apa-apa?”

Iya, dari pada ketunda terus.

“Yaudah kalau gitu. Aku taruh dokumennya di kamar, ada space yang biasa aku buat kerja di sana, terus ada lemari khusus dokumen. Kamu masuk aja ya, kalau bingung minta tolong anak-anak aja. Aku usahain hari ini pulang cepet.”

Oke.

“Makasih calon istriku, nanti pulangnya aku bawain martabak.”

Yang telor ya, sama boba!

Jerry terkekeh. “Iya. Ada lagi?”

Pingin cium.

Jerry melotot mendengarnya, agak kaget karena Kalya tak biasa begitu. Begitu akan membalas ucapan Kalya, terdengar suara telepon yang dimatikan. Kalya yang melakukannya, membuat Jerry tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kalya menjadi lebih berani sekarang.

⭐️

First time Mama masuk kamar Papa ya?”

Ansha memutar kenop pintu kamar Jerry, memperlihatkan kamar dengan model minimalis yang dominan berwarna abu-abu dan putih. Begitu masuk ke dalam, Kalya mencium bau khas calon suaminya, aroma leathery. Tidak tertempel foto apapun di dinding kamar, hanya ada jam dinding dan beberapa pajangan mobil. Kamar Jerry terlalu sepi bagi Kalya yang kamarnya dipenuhi segala macam barang, bahkan sampah makanan pun ada di kamarnya. Terdapat ruangan kecil lagi di dalam kamar tersebut, ruang kerja yang Jerry maksud sebelumnya.

“Ini Ma lemari yang Papa maksud.”

“Kamar Papa kamu sepi banget Sha.”

“Namanya juga duda Ma, mana ada barang ceweknya.”

Kalya terkekeh. Dia membuka lemari dan mulai mencari yang diperlukannya.

“Tapi bentar lagi, 'kan Mama tinggal di sini, pasti kamar Papa bakal penuh sama barang-barang Mama.”

“Iya, nanti biar Mama penuhin ini kamar, Mama dekor pakai poster-poster aktor ganteng.”

“Duh kasian banget Papa saingannya aktor.”

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang