48. Putar Waktu (B)

38 3 0
                                    

"Apa aku telah
menepati janji itu?"

─Pangeran Azura.

***

Betapa mengejutkan pemandangan di depannya. Azura mematung kala dia dengan kontan melihat Azkia tengah di cekal dagunya oleh Aldion secara kasar. Bahkan, gadisnya meronta tapi Aldion acuh dan makin menjadi.

Seketika Aldion pun bertepuk tangan karena Azura menatapnya sengit. Tawa Aldion benar-benar meremehkan membuat Azura makin tersulut emosi dan hendak menghampiri Azkia, namun nahas. Langkahnya langsung terhenti saat Aldion secara tiba-tiba menodongkan pistol ke kepala Azkia membuat gadisnya ketakutan dan menggeleng lirih.

"Diam! Jika lo melawan maka Azkia akan mati di tangan gue!" sentak Aldion yang membuat Azura mati kutu.

Tidak, apa yang harus Azura lakukan sekarang? Jika dia melangkah sedikit saja maka lenyap sudah dunianya. "Apa mau lo?" desis Azura akhirnya.

Aldion pun tersenyum penuh arti ke arah anak Jordan yang sejak tadi memerhatikan. Nahas, saat itu juga tubuh Azura di cekal mereka. Lebih parahnya lagi, mereka secara tiba-tiba membogem perut Azura membuat Azura yang sudah nyaris babak belur terbatuk dan meluruhkan tubuhnya setengah tak berdaya.

"Bagus! Teruskan!" perintah Aldion masih mengendalikan Azkia juga anak buahnya.

Miris, Azkia meronta dan histeris. "ALDION! JANGAN SAKITI KAK AZURA. KAK AZURA MELAWANLAH JANGAN PEDULIIN AKU!!!" Namun, apalah daya Azura tidak mungkin menyakiti gadisnya.

Azura bahkan terus membiarkan tubuhnya ditendang, dipukul, ditampar dan dicekal supaya tidak melawan. Sekarang Azura benar-benar sudah babak belur, tetapi jika dia melawan bisa saja mereka semua yang kalah. Namun, semuanya tidak dapat dia lakukan karena Azkia.

"Mati saja kalian!" sorak Aldion menggelegar sembari mencekal kepala Azkia yang gadis itu berusaha tepis.

"Kak Azura, aku mohon melawanlah!" ucap Azkia sudah tak berdaya lagi karena melihat Azura yang benar-benar sudah babak belur.

Miris, kali ini tubuh Azura ditengkurapkan dan dia pun tersenyum ke arah Azkia. "Jika aku melawan... maka aku kalah, Kia─" katanya tak berdaya membuat Azkia menggeleng pilu sebab Aldion sudah melepaskan tangan dari kepalanya.

"Nggak! Jangan peduliin aku, Kak. Aku mohon!" pinta Azkia yang seketika membuat Aldion menoleh dan terkekeh.

"Ternyata kalian benar-benar udah saling memedulikan, ya!" cemoohnya dan perlahan berjalan ke arah Azura lantas menginjak punggung Azura tanpa perasaan membuat sang empu meringis dan menahan gejolak emosi.

Wajah Aldion langsung penuh dengan amarah, tangannya dengan cekatan menyimpan pistol itu di saku celana lantas membalikkan tubuh Azura dengan cara menarik kerahnya kasar. Mereka sontak saling menatap tajam.

"Kalau lo gak ikut campur... lo gak bakalan kayak gini!" desis Aldion lantas membogem pipi Azura yang sudah dipenuhi darah.

Azura terbatuk, selaras dengan jeritan Azkia yang masih terikat jauh beberapa meter darinya. Tanpa mereka sadari Azkia tengah berusaha melepaskan ikatannya.

Azura terkekeh getir. "Apa lo puas?!" tanyanya yang membuat Aldion tertegun beberapa saat.

Aldion ikut terkekeh dan bangkit. "Oh tentu! Setelah melihat lo yang babak belur gue benar-benar puas!" ucapnya penuh kebohongan. "Temen-temen lepasin dia! Biarin dia meluk pacarnya!" perintah Aldion sembari mendekat ke arah Azkia dan berdiri di sampingnya.

Tentu ucapannya barusan membuat Azura dan Azkia keheranan. Tetapi, itulah tipu daya... karena merasa dibebaskan Azura dan Azkia pun berusaha untuk saling menautkan jemari mereka sampai di langkah ke dua Azura Azkia sadar bahwa ada yang tidak beres dengan Aldion.

3. Pangeran AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang