Lebih Seram dari Horor : Part II

52 6 4
                                    

Sudah hampir tiga hari Sasuke frustasi dengan sikap Hinata. Bagaimana tidak frustasi dia mendiamkan dirinya sejak kejadian lampu itu pecah, seharusnya dia diam saja tidak iseng melihat-lihat benda yang ada di kamar pacarnya.

Tampak Hinata berjalan di koridor dan kebetulan sekali  Sasuke sedang bersantai di depan kelasnya, wajah Sasuke sumringah hendak menyapanya.

"Hinata—" Hinata memutar arah jalannya balik tidak mau menjawab sapaan Sasuke. Fiks ini sudah pasti 'Hinata mengabaikan ku'. Sasuke mengusap rambutnya kasar karena kesal dengan dirinya sendiri.

Sesaat kemudian Naruto dan Sakura datang dari arah berlawanan, untuk mengagetkan Sasuke "DOR— Ada yang sedang bertengkar nih! Putus! Putus! Putus!" Naruto tertawa melihat wajah menyedihkan Sasuke. Sakura hanya terheran tidak biasanya mereka bertengkar selama ini. Paling lama mungkin sejam lalu mereka baikan lagi. Nah ini sudah hampir 3 hari mereka seperti ini? Apa separah itu masalahnya.

"Kau selingkuh Sasuke?" Tanya Sakura tanpa beban, membuat semua orang yang berlalu lalang berfokus ke Sasuke.

"Mana mungkin! Kau tau sendiri aku sudah cinta mati ke Hinata bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu?!" Sasuke memberikan glare kepada Sakura. Sakura mengangkat bahunya tak peduli lalu bersandar di jendela koridor. "Ya— sekarang kalian bertengkar seperti itu, apalagi kalo bukan kau selingkuh? Hinata tidak mungkin melakukan itu!"

"Wah— kau gila Sasuke, kalau begitu putus sajalah dari Hinata kasihan dia."

"Jangan sampai sepatu ini melayang ke mukamu, Naruto!" huh kapan dia sudah melepas sepatunya, Sasuke benar-benar sudah gila.

"Ya sekarang kalian bertengkar seperti itu karena apa. Kalau bukan selingkuh!" Sakura kesal dengan sikap Sasuke yang lamban tidak mau bertindak. Sasuke menghela nafas lalu "Aku memecahkan lampu di kamarnya— aku tidak tau lampu apa tetapi memang ada di dalam box, aku hanya terkejut saat Hinata masuk jadi aku menjatuhkan lampu itu. Tapi saat ku ganti dia makin menangis keras. Aku tidak tau apa—"

"TUNGGU! LAMPU DALAM BOX HITAM?" Sakura terkejut bukan main. Sasuke mengerutkan dahinya kebingungan. "I-iya— tetapi aku menggantinya, sungguh! aku memberikan dia ¥2000. Tapi dia malah mengusirku, apa aku salah?" Sasuke menggaruk tekuknya tak enak.

Sakura memijat keningnya, Sasuke masih kebingungan dengan keadaan ini meminta penjelasan lebih kepada Sakura. Naruto yang masih mencerna perkataan 'box hitam' lalu mengingat sesuatu.

"WOAA— BOX HITAM ITU! Light Stick boyband K-POP. Bukankah itu Hinata membelinya di official store-nya dengan harga ¥12.000? Ah aku tahu! Mungkin itu mahal jadi saat kau menggantinya dia kesal denganmu karena hanya memberi ¥2000 aja?" Naruto mencoba menyimpulkan.

"Bukan masalah harganya bodoh, di Light Stick nya ada tanda tangan biasnya dan tidak mungkin bisa didapatkan lagi walau kau membelinya, itu seharga nyawa! Ah ini sepertinya kau benar-benar akan putus dengan Hinata, Sasuke! Maaf aku tidak bisa membantu." Sakura masuk ke dalam kelas tanpa menghiraukan ekspresi Sasuke yang menahan tangis.

"Naruto... Aku tidak mau putus!" Sasuke hampir mengeluarkan air matanya. Tetapi tidak dengan Naruto dia malah terbahak-bahak melihatnya.

"Bau bau putus sih ini hahahahaha" Naruto menepuk-nepuk pundak Sasuke. "Ada kata-kata terakhir nona Sasuke?" Naruto masih meledek Sasuke.

"Bantu aku bicara dengan dia, kumohon!"

.

.

.

.

Bersambung

N/A : Maaf baru bisa melanjutkan, karena masih sibuk kuliah guis, tetapi sekarang udah libur semester jadi aku akan berusaha meneruskan drabble ini. Yah walau di sela-sela pekerjaan juga tapi demi kalian apa yang enggak hwhw

Oh iya tahun ini sepertinya akan menerbitkan buku novel karyaku berjudul "Sephira" tapi bukan fanfiction sih jadi aku tidak tau kalian bakal suka atau tidak, kalian mau aku mempublishnya di wattpad juga ga? Coba komen dong tengkyuuuh

TDH Naruto Humor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang