Pagi yang sejuk, tepat pukul enam lewat tiga puluh menit, semua karyawan packing yang sudah dibentuk sebuah tim, melakukan rutinitas seperti biasa. Berada di titik kumpul PT. Sriwijaya. Lalu, briefing sebelum memulai aktivitas kerja, didampingi Cipto.
Enal, laki-laki berumur dua puluh tiga tahun, merupakan ketua tim, dan harus mengkoordinir anggotanya sebanyak dua puluh lima orang.
Setelah semua pengarahan yang diberikan Cipto, mereka bersiap-siap memakai APD lengkap untuk masuk pabrik.
"Nal, itu dua cewek siapa?" bisik salah satu laki-laki, menunjuk dua cewek tersebut kepada Enal.
Enal melihat kedua cewek itu, "Oh, sama kek lo, anak baru. Kemarin baru training," jawab Enal seadanya.
"Yee, gue bukan anak baru lagi. Udah lima hari training, tinggal dua hari lagi selesai!" songongnya.
"Cih, sama aja," desis Enal sinis.
Dheo Ikhsan Artamaga, sapaan akrabnya Dhew,atau Yo, pria berumur dua puluh tahun yang baru melaksanakan training di PT. Sriwijaya selama lima hari. Dia pria yang ceria, anak gamers, sehingga dijuluki teman kerjanya dengan sebutan Lord.
"Hahaha," Dheo tertawa." Eh iya, nama mereka siapa?"
"Lo kemarin kemana Yo, orang pada kenalan semua sama anak baru," jawab Enal dengan wajah melas.
"Kan gue muat barang di gudang. Malas turun ke bawah lagi."
"Hadeh, yaudah deh gue kasih tau." Enal tarik napas, "Yang itu Rea," tunjuk Enal kearah Rea yang sedang tertawa sama rekan kerja lainnya.
"Dan yang satunya Eca," sebut Enal melihat Eca yang fokus sama handphonenya.
Dheo mengangguk mengiyakan, " Gue harus kenalan sama dia." Mata Dheo tertuju pada Eca.
"Siapa?" Enal menaikkan alisnya.
"Kayaknya Eca aja deh," balas Dheo cepat.
"Lo suka?"
"Enggak tau sih suka atau nggak, tapi kayaknya gue mau kenalan dulu, terus dekatin dia." ucap Dheo yang tertarik kepada Eca.
"Cih, gercep amat mau dekatin cewek,"
"Iyalah, jomblo kan bebas huh," ungkap Dheo bangga.
Enal mendelik. "Serah, lo dah, Yo."
Dheo hanya tersenyum pepsodent.
"Tapi gue lebih suka Rea sih, dia kecil, imut, manis lagi, " puji Enal, tersenyum lebar.
"Heemmm...," dehem Dheo berpikir karena ucapan Enal, dan mendekat ke arah Enal. "Apa gue juga dekatin Rea?"
"Gila lo Yo," timpal Enal marah.
"Hahahaha," kelakar Dheo menepuk lengan Enal. "Nggak kok canda, satu aja gue mah."
"Yaa, semoga berhasil." ucap Enal menepuk bahu Dheo.
"Tapi, kalau gue nggak berhasil dekatin Eca gimana dong?"
"Caranya, lo dekatin Rea dengan alasan biar bisa dekat Eca Yo," usul Trio tiba-tiba, yang sedari tadi menguping.
"Triooo..., lo kek listrik aja main nyambar," ketus Dheo.
"Hahaha, maaf bang," kekeh Trio tak bersalah.
"Lah, kalian udah kenal? Bukannya lo nggak kenalan sama anak baru, kenapa bisa tau Trio?" tanya Enal bingung.
"Iya dia sepupu gue," jawab Dheo. Enal hanya ber oh iya aja.
"Bagus kan ide gue tadi bang?" seru Trio mengingatkan usulannya kepada Dheo.
"Iya, nanti gue coba." balas Dheo mengacungkan jempol.
Selama sepuluh menit mereka semua sudah siap dengan APD masing-masing, lalu turun ke bawah untuk masuk ke pabrik dan mulai bekerja.
Posisi packing di mesin konveyor ini, di isi oleh dua puluh orang. Dengan dua barisan, yaitu baris sisi kanan, dan kiri. Satu baris terdapat lima tempat, untuk dua orang berhadapan.
Sisa orang yang tidak packing, mengelem kardus dan susun barang di gudang."Ca, lo packing sebelah mana?" bisik Rea kepada Eca.
"Gue hadapan sama lo aja Re, di lorong sebelah situ aja," tunjuk Eca menunjuk posisi barisan kiri.
"Oke, yok."
Dheo, berada di barisan kanan dan berseberangan dengan Rea dan Eca. Sembari packing, sorot mata Dheo tak henti melirik Eca. Eca hanya fokus pada kardus dan cup minumannya. Beda halnya dengan Rea, dia merasa dilihati walaupun Rea tau mata Dheo tertuju pada Eca.
"Heem, ini cowok kenapa lirik Eca terus ya," batin Rea, matanya bergantian melihat Dheo dan Eca.
Rea terkejut, Dheo membantu mengambil cup minuman dengan cepat yang lewat di konveyor tepat di depan Rea dan Eca, lalu memasukkannya ke kardus.
Satu jam telah berlalu, mereka semua berganti posisi, yang tadi di depan menjadi ke belakang, begitupun sebaliknya.
"Rea," panggil pria bernama Adri.
"Ehh iya, kenapa kak?" Rea menoleh kearah sumber suara.
"Rea di sebelah sini aja sama kak Riko. Eca biarin sama Lord," ucap Adri, Rea hanya mengangguk, sedangkan Riko melempar kardus kepada Adri.
"Woy Rik, gue salah apa!!!" ketus Adri melempar kembali kardus itu.
Riko tertawa puas karena melihat ekpresi Adri, "Hahaha, nggak ada salah. Jahil dikit nggak papa kali."
"Hilang akal kamu ni," decak Adri membuat Riko tersenyum geli. Rea yang notabenenya suka tertawa, juga ikut tertawa karena kelakuan Riko dan Adri.
"Ehh iya kak, nama cowok itu Lord ya?" tanya Rea melihat Dheo yang sudah berhadapan dengan Eca untuk packing.
"Bukan Re, nama dia Dheo," sangkal Riko.
"Ohh, terus kenapa tadi panggil nya Lord?"
"Hehe itu julukan kita buat dia," ucap Adri cengegesan, Rea mengangguk paham.
"Oyy Lord!!!" jerit Adri dengan keras melebihi kerasnya suara mesin.
"Oyy apa," jawab Dheo tak kalah suara.
"Lancar ya dekatin cewek," ceplos Adri karena baru hari ini Dheo packing berhadapan sama cewek.
Sedangkan Dheo menatap sinis kepada Adri, membuat Adri bergedik ngeri.
"Mulut mu Adri," Dheo melempar satu cup minuman ke Adri.
"Hilang akal semua kalian ini, dari tadi gue kena lempar," Adri mengumpat atas kelakuan teman-temannya. Semua orang terkekeh melihat keributan yang biasa terjadi tanpa perkelahian serius itu.
Lingkungan satu tim ini terlihat kecil, sehingga niat Dheo untuk mendekati Eca cepat diketahui teman-temannya. Teman-teman disini hanya mendukung siapapun yang sedang pendekatan. Maka dari itu Dheo ingin melancarkan aksinya. Dheo mulai mengajak Eca berbicara, ia berkenalan dengan Eca. Eca memiliki sifat sedikit cuek, tetapi Eca tetap menjawab semua pertanyaan dari Dheo.
"Perlahan, semoga berhasil." Dheo Ikhsan Artamaga.
Jangan lupa vote dan komennya teman-teman kuuu💙
Kira-kira kelanjutannya gimana nih? Tunggu part selanjutnya ya🙆✊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love At The Factory (SUDAH TERBIT)
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KARENA DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERARTI ♡ Cerita ini diikutkan dalam event Solo Hollo Writing Corp. Versi sudah direvisi & lebih lengkap ada di Novel! Blurb : Bagaimana perasaanmu jika berada diposisi...