Bab 7 : It's My Fault

2K 214 2
                                    

Guys...part ini khusus Becca yah😘

"Jangan pernah mengabaikan seseorang
karena yang paling menyakitkan dalam mencitai adalah ketika kamu ingin memperbaiki semua yang salah tapi dia telah berada jauh darimu"

2 tahun kemudian....

Becca pov ...

Malam ini aku kembali tidur di kamar kecil ini, mengirup aroma kamar yang selalu menenangkanku hingga membuatku tertidur, aku tidak selalu tidur disini jika rasa rindu itu begitu berat maka aku akan datang ke kamar ini. ini sudah dua tahun sejak dia pergi malam itu, entahlah rasa kesal, marah dan apa pun itu berkumpul menjadi satu di kepalaku hingga aku dengan emosi meluapkan semuanya kepada wanita yang tanpa tahu apa kesalahannya. Tangisannya, ucapannya dan tatapannya malam itu tidak perah bisa aku lupakan bahkan sampai saat ini, semua masih begitu segar diingatanku. Dia telah pergi, malam itu juga dia langsung meminta izin kepada Mommy untuk berhenti bekerja, mommy tidak mengizinkannya tapi dia tetap bersikukuh ingin berhenti.

Sejak Freen berhenti bekerja di rumah Becca, kamar itu tidak pernah ia izinkan untuk ditempati ART lain, kamar itu seolah adalah Freen yang dimana setiap Becca merasa lelah, sedih, bahagia, bahkan rindu Becca akan mendatangi kamar itu. Tidak ada yang berubah sama sekali, bahkan seprei pun sudah tidak pernah diizinkan untuk diganti, Becca hanya ingin menghirup aroma wanita itu walau kadang aroma itu sudah mulai memudar seiring berjalan waktu.

Sudah dua tahun ini pula Becca menjadi sosok wanita yang tertutup, sekarang ini dia juga telah menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Jangan tanyakan bagaimana sikap dinginnya, dia bahkan lebih parah dari sebelumnya, Freen benar-benar telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam hidup Becca, Daddy dan Mommynya tau akan hal ini, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, apa terlebih Mr. Amstrong mengetahui Becca menyukai Freen membuat ia cukup kaget, pasalnya Becca adalah putri tunggalnya dan Mr. Amstrong ingin putrinya itu mendapatkan keturunan untuk melanjutkan kepemimpinan di perusahaan.

Becca hanya terus mengubur dirinya dalam pekerjaan, jika disamakan dengan warna maka hitam adalah warna yang cocok untuknya, dia sudah seperti robot yang terus bekerja siang dan malam, bahkan kedua sahabatnya hanya pun terkadang tidak tahu harus bagaimana menghadapinya. Bagaimana dengan Non? mereka masih berkomunikasi tapi hubungan itu sudah sangat hambar, di dalam hatinya kini bukan lagi Non.

Pukul 8 malam, Becca berjalan menuju bekas kamar Freen, dia membuka pintu itu dengan kunci di tangannya. Becca masuk kedalam kamar yang gelap dan berbaring di atas tempat tidur yang berukuran kecil itu, air matanya luruh terus mengalir suara tangisannya terdengar memenuhi ruangan itu, dia merasakan sakit luar biasa di dadanya semua kenangan tentang Freen menari indah di ingatannya dan seperti pisau yang terus menyayat hatinya.

"Aku merindukanmu, maafkan aku Freen, akulah yang salah selama ini aku terlalu egois membiarkanmu, mengabaikanmu, menyakitimu dengan semua sikapku. Dimana kamu sekarang? aku sangat merindukanmu...hiks...hiks...hiks". Isak Becca

Tak lama pintu kamar itu terbuka, seorang wanita berdiri disana memandang Becca yang tertidur membelakanginya sambil menangis sesegukan.

"Becca". Panggil wanita itu

Merasa dipanggil Becca membalikan badan dan melihat ke sumber suara, wanita di depannya perlahan mendekat dan menyalakan saklar lampu yang ada di dekat tempat tidur.

"Becca".

Setelah melihat wajah wanita itu dengan jelas, suara tangisan Becca pecah begitu kuat, si wanita mendekat dan langsung memeluknya erat.

"Ssstttt...jangan menangis lagi, nanti kepalamu bisa sakit".

"Aku merindukannya Irin, aku sangat merindukannya, aku begitu bodoh telah melukainya begitu dalam", suara Becca sudah terdengar serak

"Becca tenanglah, jangan menyalahkan diri sendiri, tolonglah kamu hanya menyakiti dirimu sendiri", Irin ikutan menangis melihat sahabatnya

"Apa kamu mencintainya Bec?"

"Aku tidak tahu Irin, aku pikir aku tidak merasakan apa pun kepadanya, tapi semakin aku mengelak perasaan itu semakin kuat, bahkan saat dia pergi rasanya semuanya di dalam sini (Becca menunjuk dadanya) sudah hancur berantakan". Tangisan Becca semakin kuat

"Kau mencintainya"

Becca menatap Irin dan mengangguk, "Aku sangat mencintainya Irin".

Kedua wanita itu masih terus berpelukan, Becca merasa sedikit lebih baik setelah mengatakan isi hatinya kepada sahabatnya itu. Tidak ada yang dia inginkan sekarang selain Freen, dia hanya menginginkan wanitanya itu. Betapa pun ia berusaha melupakan tetap Freenlah pemenangnya, bahkan saat Non menelpon beberapa hari lalu hanya untuk mengatakan bahwa ia akan berkunjung ke Thailand, Becca sudah tidak merasakan apa-apa, di hatinya sudah ada nama lain dan orang itu adalah Freen.

"Dimana dirimu sayang, sudah terlalu lama aku mencarimu dan kehilangan kabarmu, jangan menghukumku karena aku tidak sanggup. Aku tidak pernah membenci senyumanmu atau merasa jijik padamu yang tidur di ranjangku, aku hanya tidak tahu bagaimana bersikap padamu disaat aku menyadari bahwa aku mungkin telah menyukaimu saat itu, pertemukan kami kembali Tuhan, aku janji tidak akan menyakiti dirinya lagi", Ucap Becca dalam hati

"I love u Freen".



Pembantuku Pujaan HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang