Bab 20 : Good Bye My Love

2.8K 191 17
                                    

Hari itu Freen menceritakan semua hal yang dia alami termasuk alasan kenapa dia meninggalkan Becca hari itu. Pagi itu hari dimana Becca berangkat kembali ke hotel tiba-tiba Non datang ke apartemen Irin, pria itu melakukan pengancaman kepada Freen dengan mengatakan bahwa dia akan mencelakai Becca dan kedua orang tuanya, Freen yang ketakutan dan masih trauma pada Non akhirnya memutuskan pergi hari itu juga. di tengah kekalutannya tiba-tiba Mario menelponnya dengan mengatakan bahwa saat itu dia berada di Thailand. satu fakta terungkap saat kedatangan Mario hari itu, Hana ibu kandung Freen yang meninggalkannya 12 tahun yang lalu ternyata menikah dengan ayah Mario, Mario dan Emely adalah saudara kandung. Mario mengetahui semua itu setelah tanpa sengaja ia menceritakan tentang wanita yang dia cintai kepada Hana, berkat itu Mario langsung membawa pergi Emely dan berangkat ke Thailand untuk mencari Freen".

Di dalam sebuah gereja yang berada di Rumah Sakit nampak seorang wanita sedang duduk menatap kayu salib besar di hadapannya, dia menyatukan kedua tangannya, sejak tadi dia hanya diam tidak bersuara, ada lingkaran hitam di kedua matanya, dia merasa sangat lelah tapi rasa lelahnya tak jauh lebih besar dari kesedihannya saat ini.

Seketika ruangan itu dipenuhi dengan suara tangisan yang terdengar begitu memilukan dari wanita itu, "Aku lelah Tuhan", gumamnya dalam isakan, bahkan suaranya sudah terdengar begitu parau.

"Aku begitu takut Tuhan, hatiku dan pikiranku saat ini sedang terasa sangat kacau sekali, di dalam rumah sakit itu orang yang aku sayangi sedang terbaring berjuang antara hidup dan mati, semalam dokter mengatakan kemungkinan untuk dia bangun sudah semakin kecil", dia terus berbicara dalam tangisannya, "Jangan ambil dia dariku Tuhan, bisakah kau kembalikan dia padaku? dia sudah begitu banyak melalui kesakitan dan air mata dalam menggapaiku, disaat kami sudah hampir bersama aku malah pergi meninggalkannya, aku tidak apa-apa jika kau tidak memberiku kesempatan untuk bersama dengannya di dunia ini, tapi aku mohon berikan dia kesempatan untuk bangun dari sakitnya, aku hanya ingin melihat dan mendengar suaranya lagi, aku sangat mencintainya Tuhan", suara tangisan itu terus mendayu di dalam ruang ibadah itu.

Freen terus memukul dadanya, dia sangat lelah bahkan dia belum memakan apa-apa sejak tiba di Thailand kemarin, air matanya terus membasahi kedua pipinya, semalam dokter sudah menyerah pada kesembuhan Becca, sungguh dia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang.

"Ternyata kau disini", Nam datang menghampiri Freen.

Freen hanya menatap Nam sedih, dia sudah kehabisan kata-kata, "Jangan begini, kau sudah menangis sejak kemarin Freen", Nam menghapus air mata Freen namun tanpa dia sadari dia juga sudah menangis.

Freen masih tetap diam, "Becca akan sedih bila melihatmu begini, kau tahu dia sangat mencintaimu, maka kuatlah untuknya", ucap Nam lagi.

"Dia sumber kekuatanku Nam, wanita bodoh itu adalah duniaku, bahkan cintanya kepadaku lebih besar dari cinta ibuku", Freen berucap pasrah

"Jika duniaku pergi, bagaimana aku bisa menemukan kekuatanku Nam?", Freen kembali terisak, keadaan sekarang seperti sebuah bom waktu yang hanya tinggal menunggu waktu untuk meledak.

Disaat mereka berdua saling berpelukan, tiba-tiba hp Nam berbunyi, Irin meminta dia membawa Freen ke ruang rawat Becca. Freen menggeleng, seolah dia tahu sesuatu sedang terjadi sekarang, "ikutlah, apa pun yang akan terjadi kau harus siap", ucap Nam

Di depan ruang ICCU nampak semua orang telah berada disitu, semua tampak tertunduk lesu bahkan beberapa tengah mengusap air mata mereka, melihat Freen berjalan mendekati mereka tuan Amstrong perlahan merangkul tubuh wanita itu dan mendudukannya di kursi depan ruangan.

"Saya ingin minta maaf padamu Freen, saya adalah ayah paling buruk di dunia ini", tuan Amstrong perlahan menangis, "Seumur hidupku aku tidak akan pernah bisa menebus kesalahanku padamu dan putri tersayangku, dokter mengatakan alat medis di tubuh Becca harus di cabut sekarang, Becca tidak memiliki harapan lagi", suara lelaki paru baya itu semakin bergetar, "Masuklah kedalam dan sapalah dia untuk terakhir kalinya".

Freen merasa dunianya runtuh sudah, bahkan air matanya sudah tidak mampu keluar lagi, dia sudah pasrah sekarang. saat ini Freen duduk di tepi ranjang Becca,

"Aku sangat lelah sayang, aku belum makan dan tidur sejak kemarin, hati dan tubuhku rasanya sudah kaku semua, semarah itukah kamu padaku? kenapa tidak mau bangun?", Freen memegang kuat besi tempat tidur Becca, "Maafkan aku untuk semuanya, aku sangat mencintaimu melebihi hidupku, jika kau sudah tidak bisa bertahan maka aku izinkan kamu pergi", bisik Freen ditelinga Becca, wanita itu kembali terisak, "Bawalah semua cintaku bersamamu, sampai kapan pun aku hanya akan menjadi milikmu, sampai berjumpa kembali sayangku, i love you Becca", Freen menciumi seluruh wajah Becca dengan air mata yang terus mengalir, ini perpisahan paling sulit seumur hidupnya, dokter dan perawat sudah berada di dalam ruangan itu, Freen keluar dari ruangan semua orang menatapnya sedih, nyonya Amstrong mendekati dan memeluk Freen, wanita paru baya itu menangis histeris mengingat putrinya yang malang,

Semua berjalan seperti mimpi, hakikatnya manusia memang harus selalu bersiap dengan kejutan Tuhan untuknya apa pun itu, apa pun yang Tuhan ambil semua pasti akan diganti dengan yang lebih baik, hari ini mereka kalah dengan takdir karena mungkin dunia terlalu kejam untuk mereka, tapi Tuhan maha penyayang, suatu hari cinta itu pasti akan menyatu di tempat yang memang diperuntukan untuk mereka. Becca telah pergi tapi kenangannya tetap tinggal, Freen tidak akan pernah melupakan dirinya, wanita itu tidak akan pernah mencintai siapa pun lagi karena cintanya sudah pergi bersama kekasihnya itu.

Angin terus berhembus membelai wajah wanita itu, rambut panjangnya sesekali menutupi wajahnya yang basah dengan air mata, dia terus membelai pusara bertulisakan "RIP REBECCA PATRICIA AMSTRONG", "Rumah barumu ini sangat indah sayang, aku akan selalu datang kemari menemuimu dan aku juga akan membawa bunga mawar putih untukmu", jangan pernah merasa kesepian aku tidak akan kemana-mana, aku juga minta izin untuk menempati kamarmu, tadi Daddy dan Mommy memintaku tinggal bersama mereka mulai sekarang", Freen terus menangis di depan makam baru itu.

"Sayangku, maukah kau menungguku? aku janji akan segera menemuimu".


End

Pembantuku Pujaan HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang