Bab 11 : Meet Her

1.9K 198 1
                                    

Hari ini cuaca di Bangkok sedang panas-panasnya, tidak heran Thailand merupakan salah satu negara tropis, saat ini Becca sedang dalam perjalanan dia baru saja menghadiri peresmian gedung pusat perbelanjaan di kota itu, selama di dalam mobil Becca tidak henti-hentinya mendengus kesal, dari tadi hpnya terus saja bergetar dan siapa lagi pelakunya jika bukan Non, sejak malam dimana Becca memutuskan hubungan mereka, Non terus saja mengganggu Becca, ini sungguh menyebalkan karena dia selalu meminta alasan kenapa Becca memutuskannya, memangnya apa yang harus dijelaskan? bukankah semua sudah jelas? lelaki itu memang membuat mood Becca selalu berantakan. Pandangan Becca terus saja terarah keluar jendela hingga, "Tidak usah ke kantor, antarkan saya ke rumah saja". ucapnya pada sopir pribadi.

Kediaman Amstrong...

Becca melangkahkan kakinya masuk ke rumah besar itu, sudah dua minggu ini dia tidak pulang dan lebih memilih tinggal di apartemennya. Dia merindukan kedua orang tua dan juga Freen, jangan lupa bahwa bekas kamar Freen bagi Becca itu adalah Freen.

"Sayang, kamu disini? Mommy sangat merindukanmu". Mrs. Amstrong berjalan cepat mendekati dan memeluk putrinya itu

"Aku juga kangen mom, dimana daddy?".

"Daddy disini sayang", Melihat ayahnya, Becca melangkah dan memeluk tubuh ayahnya.

"Apa kalian sehat?, maaf aku baru pulang". Ucap Becca

"Kami sehat sayang, mommy dan daddy senang kamu pulang, rumah ini terlalu besar dan sepi untuk kami berdua",

Saat ini mereka sedang duduk di living area rumah tersebut.

"Sayang, kemarin salah satu rekan bisnis kita mengundang daddy hadir di pernikahan anak mereka, sepertinya daddy tidak bisa hadir bagaimana kalau kamu menggantikan daddy? sekalian kamu liburan, akhir-akhir ini kamu sudah banyak bekerja".

"Daddymu benar sayang, pergilah dan ambil cuti lalu berlibur, kami sangat khawatir padamu dan soal perusahaan biarkan daddymu yang mengontrolnya dari rumah".

Becca hanya diam mendengarkan kata-kata kedua orang tuanya, mungkin benar dia butuh liburan walau sebenarnya dia tidak terlalu membutuhkannya.

"Baiklah, jika mommy dan daddy maunya begitu, tapi ngomong-ngomong dimana acara teman daddy itu?".

"Bali, Indonesia".

Skip....

Setelah menempuh penerbangan cukup lama, akhirnya Becca sampai juga di bandara Ngurah rai Bali, ini memang baru pertama kali baginya menginjakan kaki di Indonesia tapi sebelum datang kemari Becca sudah terlebih dahulu mencari reverensi tentang Indonesia terutama Bali yang menjadi tujuannya. tak berselang lama, ia kemudian menuju ke salah satu Resort Bintang 5 di Bali.

Ditempat lain, terlihat kedua pasangan yang sedang tertawa lepas di teras toko roti, siapa lagi kalau bukan Freen dan Mario, sejak jadian sebulan lalu Freen mulai sedikit membuka hatinya, agak sulit tapi melihat ketulusan Mario akhirnya Freen memutuskan menerima cinta pria tampan tersebut.

"Nanti malam aku jemput kamu yah", Ucap Mario

"Baiklah, apa boleh aku mengajak Emely?",

"Tentu sayang, ajaklah Emely, tapi kamu jangan cemburu kalau aku lebih banyak bergandengan tangan dengannya dari pada denganmu".

"Tidak, aku janji tidak akan cemburu".

Malamnya...

Becca baru saja terbangun, setibanya di Resort dia langsung tertidur. Becca meraba mencari handponenya sambil melihat jam yang saat ini sudah menunjukan pukul 7 malam waktu indonesia. Perlahan dia bangun dan menuju kamar mandi membersihkan diri, Acara pernikahan yang akan dia hadiri akan diselenggarakan besok di Resort ini dengan mengusung tema garden party, setelah selesai mandi dan bersiap Becca memutuskan jalan-jalan sebentar "Mungkin makan di luar lebih enak". Bantinnya

Saat ini Becca sedang makan di salah satu restoran pinggir laut, angin malam yang sejuk ditambah gemerlap cahaya lampu kerlap kerlip dan alunan musik membuat hatinya sedikit lebih tenang, dari kejauhan dia melihat kerumunan banyak orang, sepertinya disitu sedang ada acara. Selesai makan, Becca berjalan menuju kerumunan orang-orang itu, ternyata sedang ada pertunjukan dari masyarakat lokal, Becca melihat begitu banyak turis asing yang sedang mengabadikan momen tersebut, namun tiba-tiba...

Deg ..deg...deg

Jantungnya langsung berdetak kencang, tubuhnya seperti disiram dengan air dingin, apakah dia sedang berhalusinasi? tapi yang ia lihat saat ini adalah nyata, sosok wanita berambut panjang, bermata indah dengan senyuman manis yang selama dua tahun ini memporak-porandakan hatinya sedang berdiri tidak jauh darinya. Mata Becca terus memandang wanita itu..

"Freen", lirihnya

Degupan jantungnya semakin kencang saat dia berjalan pelan menuju ke arah wanita itu, semakin dekat semakin tak beraturan nafasnya, saat jarak mereka sudah sangat dekat, Becca menyentuh pundak wanita itu...

"Freen", panggilnya

Merasakan ada yang menyetuh pundak dan memanggilanya, wanita itu berbalik melihat kesumber suara.

Deg...deg..deg...

Tidak ada suara diantara keduanya, mata mereka saling menatap dengan degupan jantung yang begitu bergemuruh, suasana begitu ramai tapi mereka berdua seperti berada dalam satu ruangan tanpa siapa pun. Entah perasaan macam apa itu, rasanya semua emosi menjadi satu di dalam hati mereka masing-masing, hingga sedetik kemudian Freen mundur dan berlari meninggalkan Becca yang mematung saat itu.

Becca terus mengejar Freen, kerumunan banyak orang menyulitkannya, saat ini dia telah kehilangan jejak Freen, dia tidak lagi menemukannya disana, pikirannya kacau dia terus mengumpat di dalam hati kenapa dia bisa kehilangan Freen, tidak kali ini dia tidak boleh kehilangan Freen.

"Freeeeeeennnnn". Becca berteriak memanggilnya

"Hiks...hikss..hiks...tolong jangan pergi lagi". Goyah sudah, air matanya terus mengalir mencari keberadaan wanita yang sangat ia rindukan itu.

Becca terus menyusuri pantai, sesekali dia bertabrakan dengan orang lain, dia tidak fokus karena di pikirannya hanya ada Freen,

Sementara itu, di dalam taksi seorang wanita sedang menangis tersedu-sedu, dia meremas kuat roknya, dia masih tidak menyangka dengan apa yang dia lihat malam ini.

"Kenapa kamu ada disini bec, hiks...hiks". sama seperti Becca Freen juga terus menangis

Hati dan pikirannya kacau, dia tidak tahu harus berbuat apa, saat melihat Becca seperti de javu semua memory 2 tahun lalu memenuhi otaknya, semua perasaan yang susah payah ia redam menyeruak muncul di permukaan, yang dia lihat itu Becca wanita tak berperasaan yang membuat jantungnya berdegup kecang sekaligus remuk di saat bersamaan.

Pembantuku Pujaan HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang