Chapter 29

319 56 0
                                    

Semua orang telah berkumpul di ruangan pribadi Claude.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Anastasius.

Penelope memperhatikan sekitar mencari keberadaan seseorang. "Di mana Zenith?"

"Zenith menghilang, bibi. Sekarang tubuhnya dikendalikan oleh sihir hitam itu dan sihir itu kabur dengan tubuh Zenith," jawab Athanasia.

Penelope sangat terkejut mendengar jawaban dari keponakannya itu. "Kita harus mencari Zenith secepatnya, Anastasius."

"Para ksatria sudah ditugaskan untuk mencari Zenith, tapi belum ada kabar sampai sekarang. Sepertinya akan menghabiskan waktu yang sangat lama mengingat dia dipengaruhi oleh sihir hitam," jelas Claude.

"Sebenarnya kenapa Zenith bisa dipengaruhi oleh sihir hitam? Bukankah waktu itu Diana sudah memurnikannya?" tanya Anastasius.

"Memurnikan bukan berarti menghilangkan selamanya. Sihir hitam itu hanya lepas dan hilang sementara dari tubuh anakmu. Saat tubuh anakmu mengalami emosi yang sama maka sihir hitam itu akan kembali," jawab Lucas.

"Emosi apa yang bisa membuat Zenith bisa dipengaruhi sihir hitam?" tanya Anastasius lagi.

"Semacam rasa cemburu dan iri," jawabnya.

"Paman, bibi, sepertinya ini semua karena Athy," tutur Athanasia.

"Apa maksudnya?" tanya Anastasius tak mengerti.

"Sebelum mana Athy tak beraturan, sihir hitam itu sempat mengatakan sesuatu. Sihir hitam itu bilang kalau ini semua salah Athy. Athy membuat Zenith tidak merasakan kasih sayang. Zenith juga merasa iri karena semua orang hanya memberi salam pada Athy padahal dia juga bagian dari keluarga kerajaan." Athanasia menundukkan kepalanya untuk menutupi kesedihannya itu.

Sebagai seseorang yang telah merawat Athanasia, Lily tahu betul apa yang dilakukan tuan putrinya itu. "Tuan putri, nona Zenith memang pernah bilang kalau dia merasa iri dengan tuan putri, tapi nona Zenith berkata kalau dia baik-baik saja selama tuan putri tidak melupakan nona Zenith."

"Perasaan yang terus dipendam akan meledak suatu saat, Lily. Mungkin inilah waktunya perasaan yang tertumpuk itu meledak." Athanasia mengangkat wajahnya dan menggenggam tangan sang ayah. "Ayah, apa tidak bisa ayah melepaskan tahta ayah untuk paman Anas? Athy tidak masalah kalau tidak menjadi tuan putri."

"Tidak, Athanasia. Paman tidak menginginkan tahta itu," sambar Anastasius.

"Athy tidak mau kalau Zenith merasa iri pada status yang Athy miliki sekarang. Athy tidak mau Zenith membenci Athy hanya karena itu," ucap Athanasia yang sudah frustasi.

"Athanasia, dengarkan paman. Paman dan bibi sudah sepakat untuk menjadi orang biasa dan kami sudah menjelaskannya pada Zenith. Lalu Zenith juga menyetujuinya. Mungkin terkadang dia iri, tapi percayalah rasa iri itu akan selalu terkalahkan oleh rasa sayangnya padamu." Anastasius mengusap air mata keponakannya itu.

"Yang pamanmu katakan itu benar. Zenith mengatakan hal itu pasti karena pengaruh sihir hitam, Athanasia. Dia tak pernah memiliki perasaan jahat seperti itu, apalagi padamu," timpal Penelope.

"Ta-tapi Athy merasa kalau itu adalah isi hati Zenith yang sebenarnya," lirih Athanasia.

"Cukup Athanasia, kamu sudah lelah. Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah." Claude menoleh ke arah bawahan setia istrinya. "Felix, Lily, antarkan tuan putri ke kamarnya!"

"Baik, yang mulia." Felix dan Lily membawa Athanasia ke kamar.

POV DIANA

Aku menghela nafas dan menatap lurus ke arah luar jendela. "Hari ini pesta debutante Athanasia dan Zenith diadakan, tapi aku malah tidak bisa datang gara-gara si tua itu mengurungku!"

Reinkarnasi Diana ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang