Chapter 35

213 22 0
                                    

POV DIANA

Saat ini aku dan Zenith masih mencari keberadaan sihir hitam itu di istana, tapi kita masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan sihir hitam itu.

"Hampir semua tempat di istana sudah kita telusuri, tapi sihir hitam itu masih belum ketemu," keluh Zenith.

"Iya, bibi juga bingung harus ke mana lagi mencarinya," sahutku.

"Yang belum kita telusuri tinggal taman pribadi milik bibi," ucap Zenith.

"Benar. Ayo kita ke sana." Aku dan Zenith pergi ke taman pribadi milikku.

Namun tetap saja kami tidak menemukan sihir hitam itu di sini. Akhirnya aku dan Zenith memutuskan untuk mencari lagi di tempat lain.

Saat hendak pergi dari sana, ada seseorang yang memanggilku.

"Ibu."

Aku menoleh ke belakang. "Athanasia? Kenapa kamu ada di sini? Bukankah ibu sudah bilang untuk tetap di sana bersama ayahmu?!"

"Tenanglah ibu, aku hanya ingin membantu," jawab Athanasia santai.

"Tidak Athanasia, di sini berbahaya. Kembalilah ke tempat ayahmu berada!" perintahku padanya.

"Kenapa hanya aku yang disuruh untuk kembali ke sana? Bagaimana dengan Zenith? Kenapa ibu tidak menyuruhnya untuk ke sana juga?" tanya Athanasia.

"Zenith adalah seseorang yang disenangi oleh sihir hitam itu jadi mungkin saja kita bisa menemukannya dengan cepat kalau ada dia," jawabku.

"Bukankah itu malah akan membahayakan Zenith? Sihir hitam itu bisa saja masuk lagi ke tubuh Zenith dan menguasainya lagi," sahut Athanasia.

"Ibu bersamanya jadi tidak berbahaya karena ibu akan melindungnya," jelasku.

"Aku juga bersama ibu, jadi ibu juga bisa melindungiku." Athanasia terus saja membalas segala perkataanku.

Aku menghela nafas. "Itu berbeda, Athanasia."

"Berbeda kenapa? Ibu hanya tinggal melindungiku juga atau jangan-jangan ibu tidak mau melindungiku? Maka dari itu ibu menyuruhku untuk kembali ke sana?" Athanasia menatapku dengan wajah datar.

"Ada apa denganmu, Athanasia? Jangan kerasa kepala seperti ini," ucapku yang mulai kesal karena Athanasia tidak mau mendengarkanku.

"Apa ini? Ibu meninggikan nada bicara ibu padaku?" tanya Athanasia.

"Ibu tidak bermaksud seperti itu, Athanasia. Dengarkan ibu, sekarang kamu kembali ke ayahmu ya?" Aku berusaha membujuknya untuk kembali ke tempat Claude dan yang lainnya berada. Aku bingung kenapa putriku itu sangat keras kepala seperti ini. Pasalnya tidak biasanya Athanasia keras kepala seperti ini.

"Yang bibi Diana katakan itu benar, Athy. Berbahaya untukmu kalau tetap di sini," kata Zenith berusaha ikut membujuk.

"Diamlah Zenith! Jangan sok hebat kamu karena tidak disuruh pergi oleh ibu!" Tatapan Athanasia berubah menjadi sangat dingin kepada sepupunya itu. "Asal kamu tahu saja ya, aku itu lebih hebat darimu. Aku mendapatkan kelas sihir secara resmi, tidak sepertimu!"

"Athanasia, kamu sudah keterlaluan!" Mendengar ucapannya yang sudah sangat keterlaluan itu membuatku marah dan tak sengaja menggunakan nada tinggi padanya. Namun sedetik kemudian aku tersadar dan langsung meminta maaf. "Ma-maafkan ibu, Athanasia. Ibu tidak bermaksud membentakmu."

Bukannya marah atau menangis, Athanasia malah tertawa. "Aku sudah merasakannya saat ibu kembali ke istana."

"Apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti.

Reinkarnasi Diana ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang