Chapter 39

227 25 0
                                    

Kami masih terus mengikuti benang merah itu dan sampailah kami di ujungnya. Benang merah ini berhenti di sebuah pohon besar. Di pohon besar itu ada Zenith yang tergantung di atas sana dengan ranting-ranting yang melingkar di pinggangnya.

Aeternitas segera memotong talinya dan menangkap Zenith. "Dia terlalu banyak menyerap kekuatanku. Sekarang tubuhnya dipenuhi oleh sihir hitam."

"Ini semua gara-gara kamu!" kesalku.

"Aku tahu, Diana. Itulah sebabnya aku ada di sini untuk menyelesaikan semuanya," jawabnya.

"Tapi bagaimana caranya?" tanyaku.

"Kamu ingat cara menghilangkan sihir hitam, kan?" tanya Aeternitas.

Aku menganggukkan kepala. "Dengan sihir pemurnian."

"Tepat sekali," jawabnya.

"Itu mustahil. Kamu tahu kalau manaku tidak sebesar itu. Aku tidak bisa memurnikan jiwa yang dipenuhi oleh sihir hitam," ujarku.

"Kamu bisa, Diana," balasnya.

"Jangan bicara sembarangan. Kita memerlukan keturunan Obelia untuk bisa memurnikan seluruh jiwa Zenith yang telah dipenuhi oleh sihir hitam," jelasku.

"Kau lupa kalau aku adalah keturunan Obelia?" tanyanya.

Ah iya aku lupa kalau Aeternitas memiliki darah keluarga Obelia.

"Kau tidak bersikap layaknya keluarga kerajaan jadi aku melupakan itu," tuturku.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat denganmu." Aeternitas kembali ke topik awal. "Kau salurkan mana itu kepadaku dan aku akan memurnikannya."

"Tapi kamu memiliki sihir hitam, bagaimana kalau manaku tercampur dengan sihir hitam milikmu? Bukankah itu jadi sia-sia nantinya?" tanyaku.

Aeternitas memutar bola matanya. "Aku tidak sebodoh itu. Aku bisa membuat keduanya tidak bercampur satu sama lain."

"Oh iya, Lucas pernah membicarakannya. Ternyata itu benar," celetukku.

"Iya, karena itu cepatlah!" perintah Aeternitas.

Aku mulai menyalurkan mana milikku ke Aeternitas dan dia mulai memurnikan jiwa Zenith. Menyalurkan mana sama seperti memberikan setengah hidupku padanya karena rasanya benar-benar sangat menyakitkan.

"Aeternitas, aku sudah tidak kuat lagi," aduku.

"Bertahanlah, Diana! Sedikit lagi jiwa Zenith akan bersih," ucapnya.

Aku berusaha untuk tetap sadar dan terus menyalurkan manaku.

"Selesai!"

Aku langsung terkulai lemah.

"Kamu berhasil bertahan dengan baik, Diana," puji Aeternitas.

"Jadi jiwa Zenith sudah bersih dari sihir hitam?" tanyaku dengan nafas terengah-engah.

"Iya. Jiwanya telah bersih seutuhnya dan sekarang kita tinggal tunggu dia sadar," jawabnya.

"Setelah itu?" tanyaku lagi.

"Kita harus membuatnya mengatakan jati dirinya agar bisa kembali ke tubuh aslinya," jawab Aeternitas.

Aku mengangguk paham. Aku dan Aeternitas pun duduk dengan tenang menunggu Zenith sadar.

"Di mana aku?"

Mendengar suatu suara, aku langsung menoleh ke arah sumber suara. "Zenith?! Akhirnya kamu sadar."

"Bibi Diana? Di mana kita? Kenapa semuanya putih?" Zenith mengedarkan pandangannya.

"Kita ada di alam bawah sadar," jawabku.

Reinkarnasi Diana ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang