Chapter 36

191 26 0
                                    

POV EREZ

Aku membawa Athanasia ke tempat evakuasi.

"Astaga, tuan putri apa yang telah terjadi pada anda?" tanya salah satu pelayan.

"Aku tidak apa-apa, Lily," jawab gadis itu.

Pelayan itu memeluk gadis yang sedang aku pegang. "Anda membuat saya khawatir, tuan putri."

"Maafkan aku, Lily," jawabnya.

Claude, sang kaisar Obelia berlari ke arah putrinya dan memeluknya. "Kamu melakukan hal yang berbahaya kali ini, Athanasia! Ayah akan menghukum kamu setelah ini semua selesai."

"Maafkan Athanasia, ayah," sesal gadis itu.

"Sudahlah, yang penting kamu selamat," sahut sang kaisar.

"Dia memang selamat, tapi dalam tubuhnya terluka," ujarku.

Kaisar itu kembali memfokuskan perhatiannya pada sang putri. "Kamu terluka, Athanasia?!"

Gadis tersebut hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan sang ayah.

Aku memanggil seseorang yang memiliki rambut berwarna merah terang. "Hei kamu yang rambut merah."

Orang itu menunjuk dirinya sendiri. "Saya?"

"Iya," jawabku.

Dia pun menghampiriku. "Ada apa, tuan?"

"Kamu bisa sihir, kan? Gunakanlah sihir penyembuhan untuk menyembuhkan luka dalamnya!" perintahku.

"Tidak perlu. Kalau hanya sihir penyembuhan aku juga bisa melakukannya," sambar sang kaisar.

"Ya siapapun itu aku tidak peduli. Lukanya cukup parah, tapi masih bisa diobati dengan sihir penyembuhan. Aku harus pergi sekarang. Obati dia dengan benar." Aku pun pergi dari tempat itu dan segera kembali ke tempat Diana berada.

POV DIANA

Aeternitas semakin mengamuk dan menyerang secara brutal. Aku dan Lucas mati-matian menahan serangan terus-menerus dari Aeternitas.

Lucas yang sedang lengah tak sengaja terkena serangan itu dan mengakibatkan luka yang cukup parah di dadanya. "Sialan. Orang itu benar-benar merepotkan."

Aku segera menghampirinya dan memperhatikan lukanya itu. "Aeternitas mengenai titik vital. Aku akan menyembuhkanmu." Aku mencoba menyembuhkan Lucas dengan sihir penyembuhan, tapi anehnya luka itu tak kunjung membaik.

"Kenapa lukanya tidak membaik juga?" tanyaku terkejut.

"Kenapa? Lukanya tidak kunjung membaik ya?" Aeternitas tertawa dengan keras. "Tidak sia-sia aku menyerap mana Athanasia tadi. Walaupun tidak banyak, tapi cukup untuk membunuh Lucas. Buktinya baru aku serang sedikit saja, lukanya sulit untuk disembuhkan."

"Sebenarnya kenapa kamu sangat terobsesi untuk membunuhnya?! Ayahmu tidak akan senang melihatmu seperti ini, Aeternitas!" Aku menatapnya dengan tatapan tak mengerti. "Pikiranlah juga ayahmu."

"Tahu apa kamu?! Kamu tidak akan mengerti rasa sakitnya ditolak bahkan direndahkan oleh seseorang yang sangat kamu kagumi," tuturnya.

"Aku mengerti, Aeternitas. Sangat mengerti, tapi dengan kita membalaskan dendam pun tidak akan mengubah apa-apa. Itu tidak akan mengubah pandangan dia terhadap kita," jelasku.

Aeternitas terdiam.

"Berhentilah sebelum terlambat. Kembalilah ke alammu. Aku akan membantu," sambungku.

"Tidak akan! Aku tidak akan kembali sebelum Lucas mati!" Aeternitas kembali menyerang kami.

Aku berusaha untuk menahan serangannya, tapi Aeternitas lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin karena dia menyerap mana Athanasia.

Reinkarnasi Diana ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang