-00-

12.8K 662 0
                                    

Warning!!! 18+ Cerita ini hanya fiksi belaka.
Jika ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat, itu ketidaksengajaan. Cerita ini murni imajinasi. Tidak terkait dengan sejarah.
TYPO CORRECT!!!

-
-
-

Sosok perempuan yang tengah berdiri di hadapan seorang gadis yang tengah duduk bersimpuh meminta tolong untuk di lepaskan.

Ruangan yang temaram dan bau anyir, menambah kesan menakutkan. Perempuan yang berdiri itu menodongkan sebuah pistol pada gadis yang bersimpuh.

"T-tolong maafkan a-aku Lau, a-aku benar-benar di fitnah oleh mereka agar kamu cemburu. T-tolong lepaskan aku Lau." Dengan suara tertahan gadis bersimpuh itu terus memohon agar melepaskannya.

'Lau' hanya memandang datar gadis di depannya, kemudian menyeringai. "Aku sudah tahu. Dan aku tidak peduli, apapun yang sudah aku inginkan, tidak boleh ada yang memilikinya maupun menyentuhnya. Dan kau! Mencoba mendekati milikku!"

Tubuhnya bergetar ketakutan, hal yang dirinya baru menyadari sosok 'Lau' yang sebenarnya.

"Dan ucapkan good bye!" 'Lau' menyeringai kala pelurunya menembus kepala gadis di hadapannya.

-
-
-

Seorang perempuan berusia 20 tahunan itu tengah menatap novel romance-thriller di hadapannya. Naya Anggita, namanya.

Novel yang di rekomendasikan teman kerjanya tersebut memiliki penggemar yang banyak, bahkan novel tersebut berada di jajaran Best Seller. Obsesi Laura, judulnya. Dengan alur cerita yang menarik dan banyak adegan thriller. Obsesi Laura kepada sosok lelaki tampan hingga menyebabkan banyak korban.

Naya menghela nafas berat, dirinya baru menyadari kala waktu sudah menjelang dini hari. Demi menyelesaikan bacaannya, Naya sampai melupakan waktu. Padahal jam 8 pagi dirinya harus sudah berada di kantor. Dengan mata yang sayu, Naya memejamkan matanya, berharap dirinya tidak kesiangan.

-
-
-

Temaram, bau apek, anyir dan dingin. Suara dentingan besi terdengar kala sang pemilik menggerakkan tubuhnya. Mata itu terbuka dan terkejut saat dirinya berada di tempat yang asing.

"D-dimana ini?" lirihnya.

Tenggorokannya terasa kering dan perih, seperti tidak minum dan tersayat sesuatu yang tajam. Matanya menelisik setiap ruangan yang di tempatinya, matanya melebar, kenapa dirinya seperti di penjara?

Tangan yang di rantai di kedua sisinya membuat dirinya tidak leluasa bergerak.

"I-ini aneh," lirihnya kembali.

Deret pintu yang terbuka terdengar, menampilkan sosok pria paruh baya dengan baju yang terlihat mewah dan mahal.

"Hukuman mu berakhir, jangan sekali-kali kau membangkang lagi, jika tidak hukuman mu lebih dari apa yang kau bayangkan sekarang," ujar pria itu.

Sosok yang berantai itu terdiam masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Paham Naya!" bentak pria itu.

Naya, gadis yang berantai itu hanya mengangguk kaku saat merasakan atmosfir di sekitarnya menakutkan.

"Josh, lepaskan rantai itu dan bawa dia ke kamarnya. Panggil juga dokter," titah pria itu lalu melenggang pergi.

Josh pria yang tak jauh berbeda usia dengan tuannya mengangguk. Lalu, membuka kunci sel dan melepaskan rantai yang berada di tangan Naya.

Tubuhnya terasa lemas tak bertenaga membuat dirinya hampir limbung ke depan kalau saja tidak di tahan oleh Josh.

"Nona, saya harap Anda mendengarkan perkataan tuan besar untuk tidak berdekatan dengan nona Laura kembali. Saya merasa suatu saat nanti nona akan di kambing hitamkan," ujar Josh kepada Naya.

Naya hanya diam tak menanggapi karena masih mencerna semuanya. Josh yang tak mendapat respon pun menghela nafasnya, dirinya tahu nona nya ini keras kepala sama seperti ayahnya. Josh pun membopong tubuh Naya menuju kamarnya.

-
-
-

Matahari telah terbit, tetapi gadis yang berada di atas ranjang itu sudah terbangun sejak dini hari tadi. Dirinya tidak menyangka bahwa ia masuk ke dalam novel yang semalam ia baca.

Naya Anggita, gadis yang kemarin terbangun di sebuah sel dengan rantai di tangannya. Tapi, sekarang namanya Naya Morrain Hoster. Seorang gadis yang akan mati di akhir novel karena Laura.

Naya mengusak rambutnya gusar, mengapa dirinya bisa masuk ke dalam novel sialan ini!? Padahal ia tidak mengharapkan akan bernasib sama dengan cerita transmigrasi yang pernah ia baca.

"Sepertinya sudah pertengahan cerita, Naya pada novel ini di hukum oleh ayahnya karena terciduk berada di dalam club bersama Laura, dan tanpa ampun ayah Naya mengurungnya di sel," monolog Naya.

"Haruskah aku tidak mengikuti alurnya? Kalaupun aku mengikuti alurnya, apakah aku akan kembali ke dunia asli ku?"

"Arrgh! Keparat! Kenapa harus diriku yang berada di novel sialan ini!" Naya yang frustasi akhirnya memutuskan untuk berendam di bathtub, sekaligus menenangkan pikirannya.

-
-
-

Di ruang makan.

"Josh, bagaimana keadaannya?"

"Nona Naya baik-baik saja tuan, sedikit dehidrasi karena tidak meminum apapun dan lehernya sedikit lecet," jawab Josh.

"Terus awasi kegiatannya, jika dia masih kekeh bertemu wanita itu, kurung saja dia di kamarnya," titah tuan besar Hoster.

"Baik tuan."

-
-
-

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang