-09-

7K 459 35
                                    

Warning!!! 18+ Cerita ini hanya fiksi belaka.
Jika ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat, itu ketidaksengajaan. Cerita ini murni imajinasi.
TYPO CORRECT!!

-
-
-

Obsesinya terhadap laki-laki itu hanya sebuah kebohongan belaka. Rencana yang sudah tersusun rapih untuk meraih apa yang ia inginkan dan seseorang yang selalu ada di belakangnya.

Sosok polos nan lugu yang di ciptakannya hanyalah ilusi. Sebuah kisah masa lalu yang terus menghantuinya untuk membalas dendam harus ia balaskan.

Sejatinya ini hanyalah sebuah balas dendam. Tak ada cerita dirinya untuk mengejar sosok laki-laki itu, ia hanya menyukai laki-laki yang berada di belakangnya walaupun cara mencintai sosok itu terbilang gila. Tak apa ia menyukainya.

Dulu, dirinya hanyalah anak perempuan dari seorang ayah supir dan ibu buruh cuci. Namun, kebahagiaannya sangat terpenuhi, kasih sayang dan ia sangat cukup dengan semua itu, hingga saat ayahnya mengalami kecelakaan dengan tidak wajar. Hidupnya runtuh, ibunya depresi hingga bunuh diri. Sedih, tentu saja. Keluarga sederhana yang harmonis harus terenggut begitu saja.

Hingga sebuah keluarga kaya raya yang ingin mengadopsinya menjadi anak bungsu mereka. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki yang usianya tidak berbeda jauh dengannya. Ia senang saat itu, namun kenyataannya menamparnya. Laki-laki itu sangat acuh dan tak peduli dengannya, berbagai cara ia lakukan agar dekat dengan saudara angkatnya.

Namun, kejadian itu membuat hubungannya menjadi lebih jauh dari perkiraannya.

-
-
-

Matanya mengerjap pelan saat cahaya mencoba memasuki retinanya. Tangannya menutup mulutnya yang menguap.

"Hm, sudah pagi? Apakah hari ini ada jadwal?" gumamnya.

Dengan langkah lunglai dirinya berjalan menuju meja belajarnya dan melihat jadwal hari ini.

"Hm, ternyata nanti sore ada satu matkul," gumamnya kembali seraya menguap.

Tok.
Tok.
Tok.

"Nona muda, segeralah bersiap dan segeralah turun untuk sarapan," ujar pelayan dari luar kamarnya dengan lantang.

Setelah tidak mendengar suara lagi, dirinya menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan gosok gigi.

-
-
-

"Pagi ayah," sapa Naya dengan ceria.

"Pagi sayang," jawab Tuan Hoster.

Naya sedikit mencium pipi Tuan Hoster lalu, duduk di sebelahnya.

"Apakah hari ini tidak ada jadwal kuliah?" tanya Tuan Hoster memulai percakapan.

Naya menggeleng sembari tangannya yang mengoles selai roti.

"Tidak untuk saat ini tapi, untuk sore nanti ada," jawab sekenanya.

Tuan Hoster mengangguk dan mulai memakan makanannya. "Hari ini kamu mau ikut ayah?" ujarnya di sela makan nya.

Naya penasaran sekaligus senang, "kemana?"

Tuan Hoster terkekeh dengan antusias putrinya. "Ke kantor, nemani ayah di sana. Mau kan?"

Bibirnya mengerucut seolah hal itu sangat menjengkelkan. "Bukannya gak mau ikut, tapi kalo cuma nemenin ayah terus cuma liat ayah kerja doang, Naya bisa mati kebosanan loh," kesalnya.

Kembali Tuan Hoster terkekeh, "lalu? Apakah kamu ingin belajar untuk mengelola perusahaan ayah?"

Mata Naya membulat dibuatnya. "Gak ah, Naya cuma tahu cara membelanjakan uang ayah yang menumpuk itu."

Kali ini Tuan Hoster tertawa mendengar ucapan putri semata wayangnya. Bolehkah dirinya mendekap Naya dengan sangat erat. Oh, jangan sampai, kalau benar terjadi mungkin Naya is death.

"Baiklah putri ayah yang hanya mencintai uang ayahnya," sindir Tuan Hoster.

Naya dengan cepat berdiri lalu memeluk Tuan Hoster dari arah samping. "No! Tetap ayah yang Naya cintai nomor one!" serunya.

Keduanya pun tertawa, membuat suasana mansion itu terlihat lebih hidup dan berwarna. Setiap pekerja di sana sangat bersyukur karena tuan dan nona mudanya sudah berbaikan.

-
-
-

Seorang laki-laki yang tengah memegang sebilah pisau itu menatap nyalang pada sosok tubuh yang sudah tak bernyawa di depannya. Decihan sinis terdengar memenuhi area gang gelap tersebut.

"Beraninya dia menguntit gadisku, harusnya ku congkel saja matanya lalu ku kasih para Pir," gumamnya kesal.

Pir adalah hewan kesayangannya yang sangat agresif. Walaupun hanya seekor ikan piranha.

Dengan kekesalannya laki-laki itu meludahi tubuh tak bernyawa itu kemudian ia injak tubuhnya dan melenggang pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

-
-
-

KABAR TERKINI!!

SEORANG PRIA BERINISIAL BS DI TEMUKAN TIDAK BERNYAWA DI SEBUAH GANG DI JALAN—

Naya merinding saat sebuah berita melintas di tontonannya. Apalagi saat melihat tubuh korban yang di sensor namun sedikit terlihat keadaan mayat tersebut. Perutnya terasa melilit dan seakan makanan yang baru saja dirinya telan ingin ia buang kembali.

Huek!

Runtuh sudah pertahanannya, dengan gerakan cepat, Naya mematikan televisinya dan mulai berlari menuju kamar mandi.

Huek!

Kembali Naya mengeluarkan makanannya, seorang pelayan yang melihat nona mudanya berlari sembari memegangi perutnya segera menghampirinya. Ternyata nona mudanya tengah muntah.

"Nona muda, sebaiknya istirahat di dalam kamar, nanti saya bawakan teh hangat dan beberapa cemilan untuk mengisi perut kosong nona muda," ujar pelayan tersebut.

Naya hanya mengangguk karena tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Naya mengutuk berita yang lewat tadi, bisa-bisanya tu berita lulus sensor.

-
-
-

Pojok Sun : Cerita Klise dan alur mudah di tebak, jika ada readers yang tidak menyukainya bahkan merasa cerita ini tidak layak untuk di baca, mohon untuk skip saja demi kenyamanan bersama. Di sini Sun hanya menuangkan sedikit ide yang muncul di otak, lalu menuangkannya dalam tulisan. Jadi, di mohon untuk readers yang kurang nyaman dengan cerita bahkan tata tulisannya bisa di skip saja. Terima gaji🙏

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang