-08-

5.5K 464 25
                                    

Warning!!! 18+ Cerita ini hanya fiksi belaka.
Jika ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat, itu ketidaksengajaan. Cerita ini murni imajinasi.
TYPO CORRECT!!

-
-
-

Brak!

Prang!

Barang yang ada di genggamannya di lempar begitu saja, saat sebuah potret dua orang berbeda jenis.

"Heh, ingin merebut milikku kah?" decih pria itu.

"Terus awasi gadisku, kalau ada sesuatu kembali cepat laporkan padaku," titahnya pada pria di belakangnya.

"Baik tuan muda." Pria itu pun melenggang pergi.

Bibirnya membentuk sebuah seringai. "Yah, padahal aku tak bermain-main dengan perkataanku tapi, dengan berani mereka mencoba merebut perhatian gadisku. Apakah aku harus memberi mereka pelajaran?"

-
-
-

Di sebuah kamar yang terbilang mewah, seorang wanita dan seorang pria yang tengah bergelut. Dengan peluh dan erangan memenuhi ruangan tersebut.

"Zero~ h-hentikan," erang wanita itu.

Zero Galileo Lorenzo, pria itu tengah menatap hasil karyanya pada tubuh wanita di depannya. Seringai tipis tercetak di bibirnya.

"Lihatlah tubuhmu penuh dengan warna merah, kau tahukan arti warna merah itu adalah cinta, nah ini adalah bukti bahwa diriku sangat mencintai mu. Dan, karena kamu melanggar perkataanku, kamu harus menerima hukumannya," ujar Zero dengan membelai wajah wanita itu.

Wajah wanita itu menegang, sungguh dirinya sangat takut dengan pria di hadapannya. Bolehkah dirinya menyesal karena telah bersekongkol dengannya.

"Kenapa hem? Mau aku tambah warna merahnya?" tanya Zero dengan senyumnya.

Wanita itu menggeleng ribut, enggan merasakan kembali sayatan yang menggores tubuhnya.

"Yah~ padahal aku hanya ingin menyatakan cintaku kembali, satu kali lagi boleh?" tanya kembali Zero dengan lugunya.

Wanita itu terus menggeleng sembari terisak. "A-aku m-minta maaf Zero, a-aku janji tidak akan mengulanginya kembali, tolong lepaskan aku," pinta wanita itu.

Zero tersenyum manis yang membuat kadar ketampanannya bertambah. Tangannya kembali membelai lembut wajah wanita itu, di kecupnya kening, kedua mata, pipi dan terakhir bibir merah merona itu.

"Sayang~ aku sudah memaafkan mu, tapi jangan sekali-kali kamu melanggar janji mu, hm?"

Wanita itu mengangguk, "a-aku janji."

Zero pun membawa wanita itu di pelukannya dan membelai rambut panjang wanita itu.

"Maafkan aku sayang~"

-
-
-

Naya menatap layar tv di depannya dengan khusu, salah satu tangannya mencomot camilan di depannya.

"Dasar laki-laki brengsek! Padahal kan wanitanya cantik terus sempurna lagi, masa di selingkuhi sih!" omelnya.

Naya terus saja mengomel karena sinetron yang di tontonnya. Tiba-tiba sebuah notice di ponselnya berbunyi. Naya membukanya dan melihat sebuah pesan dari Xione.

Xione.

19.45
Nay?
Kamu sibuk gak?

Me.

19.50
Gak

Naya mengernyit bingung, "kenapa nih cowok sikopet nge chat, katanya lagi sibuk sama keluarga."

Tak lama sebuah pesan masuk kembali.

Xione.

19.51
Gapapa, kamu sudah makan?

Naya terkekeh geli, apa-apaan cowok ini. Klise sekali pertanyaannya.

Me.

19.54
Ih, apaan sih geli tahu kamu nanya begituan, emangnya gak ada topik lain apa.

Naya pun mengunci ponselnya, bodo amat kalau Xione kirim pesan lagi. Dan tebakannya pun benar, Naya mengabaikannya dan lanjut menonton sinetron.

Dentingan notice itu terus terdengar di ponselnya, membuat Naya terganggu. Dengan cepat Naya mematikan ponselnya. Sungguh sekarang dirinya enggan di ganggu.

-
-
-

Wajah pria itu memerah karena balasan dari gadisnya. Pria itu bukannya tidak ada topik melainkan dirinya tidak mau jika gadisnya itu telat makan lalu, sakit. Tapi, sepertinya gadisnya itu sangat geli dengan pertanyaannya. Dengan cepat pria itu membalasnya.

Sudah beberapa menit pria itu menunggu gadisnya untuk membalas pesannya, tetapi tak ada balasan satu pun.

Pria itu pun terus mengirimi pesan pada gadisnya hingga centang satu abu terpampang di ponselnya.

Pria itu menggertakkan giginya kesal. Awas saja jika dirinya sudah pulang dan bertemu gadisnya, akan ia cium dengan sepuasnya.

"Naya~"

-
-
-

Seorang gadis yang tengah kelimpungan mencari barang yang sedari tadi tidak di temukannya. Padahal waktu sudah menjelang siang, tetapi gadis itu tetap kekeh mencari barang yang harus di bawa hari ini.

"Ah sial! Kenapa bisa lupa segala sih, padahal di flashdisk itu ada tugas yang harus di kumpulkan hari ini, mana udah siang lagi, terus belum sarapan, ahh sial! gara-gara nonton tuh sinetron jadi tidur malam kan!"

Gadis itu terus saja mencari flashdisk nya. Kamarnya sudah seperti kapal pecah karena barang lainnya yang di acak-acak.

Tak.

Naya menengok ke arah suara itu dan ternyata flashdisk nya itu terlempar bersama sebuah dompetnya.

"Ini nih, dasar udah susah-susah cari ternyata malah nyempil di dompet, kelakuan siapa sih!" Dengan gregetnya gadis itu menggoyangkan flashdisk nya.

Setelah barangnya di temukan, gadis itu buru-buru memasukkannya pada tas lalu saat akan melangkah keluar kakinya tersandung pada kain yang berserakan di lantai.

Duk!

"Astaga! Kesialan apa lagi ini!"

-
-
-


Pojok Sun : Sedih bat, niat mau double up, next part nya malah ilang, lupa lagi mau di simpen di catatan😭🙏 mon maaf, niat mau supres kagak jadi😭🙏

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang