006

23 10 6
                                    

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

2 Minggu telah berlalu ...

Nezar tersadar dari koma nya. "Ummi.. ummi.." Suara lirihan Nezar memanggil ibunya.

Akram yang sedang mengaji langsung menengok ke arah Nezar, lalu menghampirinya.

"Nezar?" Ucap Akram memastikan Nezar sudah sadar sambil memegang kepala Nezar.

"Ummi.. ummi.." Nezar meneteskan air matanya sambil memanggil ibunya dengan suara lemas.

"Nezar ini saya Akram." Ucap Akram. Perlahan-lahan Nezar membuka matanya.

"Bang saya dimana?" Tanya Nezar sambil memegang lehernya yang masih agak sakit.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar Nezar. Kamu sedang di rumah sakit. Saya panggil dokter dulu ya." Jawab Akram memanggil Dokter, ia juga menelpon Syafira dan Shanum. Dokter pun datang langsung memeriksa kondisi Nezar.

"Kondisi Nezar sudah mulai membaik. Besok juga sudah diperbolehkan untuk pulang" Ucap dokter tersenyum.

"Alhamdulillah, terimakasih dok."

"Baik sama-sama, saya pamit dulu." Akram mengangguk.

"Kenapa saya bisa ada disini?" Tanya Nezar bingung.

"Kamu tidak ingat ya, sewaktu kejadian itu kamu dipukul oleh seorang lelaki ntah siapa seumuranmu. Dan saat saya ingin menolongmu, kamu sudah tergeletak tak berdaya disitu." Akram menjelaskan.

Nezar mengangguk, dan tiba-tiba Nezar mengingat sesuatu. "Syafira?" Ucap Nezar. "Cincin saya bang. Apa diambil oleh preman itu?" Ucap Nezar khawatir cincinnya hilang.

"Tenang Nezar, cincinnya ada disaya, dan Syafira.."

"Assalamualaikum." Ucap Syafira,Shanum, dan Ayah menghampiri Nezar dan Akram.

"Wa'alaikumussalam,"

"Mas Nezar. Mas Nezar gapapa?" Ucap Syafira khawatir.

"Gapapa Fira." Jawab Nezar tersenyum sambil menatap Syafira.

"EHEM." Akram menyilangkan tangan sambil melirik lirik Syafira dan Nezar.

"tenggorokan gatel ya bang, sama Shanum juga. EHEM." Ucap Shanum mengepal tangannya berpura pura batuk.

"Ho'oh nih."

"Eh anu.." Ucap Syafira sambil menggaruk kepalanya padahal tidak gatal.

"Cie khawatir nih yee." Ucap Nezar menatap Fira.

"Ga."

"Shh aduh.." Nezar memegang kepalanya.

"Eh kenapa mas Nezar." Ucap Syafira dengan wajah khawatir.

"Tuh kan ciee." Ucap Nezar tertawa.

"Gajelas. Lagi sakit tingkah lakunya masih aja gitu" Ucap Syafira memutarkan bola matanya.

'Sabar Fira sabar, walau pengen nyubit ginjalnya'
Ucap Syafira dalam hati.

Akram dan Shanum yang hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka berasa menjadi nyamuk.

"Gemes banget jadi pengen cium." Nezar memonyongkan bibirnya bercanda. Syafira dan Shanum menggelengkan kepalanya.

"Bukan mahrom." Akram yang langsung menepuk mulut Nezar, dan langsung mengasihkan kotak cincin itu.

"Lamar disini langsung." bisik Akram.

"Emm.. Fira."

"Ya?"

Nezar mengeluarkan kotak cincin yang dikasih Akram. Nezar menarik nafasnya lalu berbicara.

"Fira. Saya ingin kamu jadi perhiasan terindah saya, yang kelak kan bersama mengarungi titian menuju Surga, menggapai ridho-Nya.
Izinkan saya dengan segala perasaan yang dititipkan Tuhan ini membuat pengakuan. Sudah sejak lama saya menyimpan rasa suka kepada kamu. Bukan saya gak ingin memilikimu.
Saya hanya ingin menjagamu hingga halal bagi saya menyentuhmu. Dan malam ini, saya ingin mengatakan dengan segenap kerinduanku. "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Jadilah pendamping hidupku." gimana Fira terima?" Ucap Nezar sambil menatap Fira.

Tiba-tiba jantung Syafira berdetak sangat kencang. Mata Syafira melirik ke Ayahnya. Karena kalau ia menikah Ayahnya akan tinggal sendiri. Ibu Syafira baru saja meninggal 1 tahun yang lalu.

"Gimana Fira?" Tanya Nezar lagi. Ntah kenapa jantung Nezar juga berdetak sangat kencang, ia takut lamarannya itu ditolak.

Ayah Syafira tersenyum mengusap kepala Syafira. Karena Ayah Fira tau putrinya tidak ingin dirinya tinggal sendiri kesepian.

"Fira terima." Ucap Syafira menunduk.

"Fira, serius?"

Syafira pun mengangguk dan tersenyum.

"Terimakasih Syafira kamu sudah menerima saya." Ucap Nezar. Cincin itu pun dipasangkan oleh Shanum mewakilkan Nezar.

"Alhamdulillah." Ucap semua orang yang ada disitu.

"Perihal Jodoh. Allah Sudah Mengatur Skenario Yang Indah Suatu Saat Nanti Akan Ada Sebuah Pertemuan Dua Insan Yang Saling Membahagiakan. Entah Itu Kapan. tapi Semua Akan Menjadi Kenyataan. Jadi sekarang yang mas Nezar inginkan menjadi nyata kan." Ucap Syafira tersenyum. Ia masih belum berani menatap Nezar lebih lama lagi.

"Iya Fira, keinginan saya yang sebenar-benarnya sudah nyata karena kamu." Ucap Nezar dengan senyum gingsulnya menatap Syafira.

"Mas jangan natap Fira dulu, udah Fira bilang bukan mahrom." Syafira tersipu malu-malu.

"Bukan, bukan tapi belom." Nezar terkekeh pelan.

"Nezar kamu sudah boleh pulang besok." Ucap Akram.

"Oh iya bang, terimakasih sudah merawat saya, selama saya sakit."

"Dengan senang hati, Nezar." Akram memeluk Nezar. Nezar pun memeluk balik Akram.

"Ayah tentukan pernikahan kalian, minggu ini."

"Hah!" Teriak Syafira dan Nezar bersamaan.

"Gak kecepatan yah?" Tanya Syafira.

"Gapapa lebih baik lebih cepat, ya gak om." Ucap Nezar tersenyum mengangkat kedua alisnya.

"Mas Nezar!" Mereka semua pun tertawa karena kegemasan Syafira walau tertutup oleh cadarnya.

•••

Jangan lupa votenya,makasih^^

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Tunggu updatenya yaa, see you again.

Kekasih ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang