Chapter 3

1.2K 169 30
                                    

Ps: di tiap chapterbakal ada beberapa bagian kenangan manis Haechan dan Chenle saat masih pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: di tiap chapterbakal ada beberapa bagian kenangan manis Haechan dan Chenle saat masih pacaran.

Bagian yg di italic itu berat kenangannya, ya.

.
.
.

Haechan terdiam menatap Renjun dan Jaemin yang ada di hadapannya saat ini. Ketika ia membuka pintu dorm, kedua pemuda itu sudah ada di depan pintu.

Chenle yang tadi berdiri dekat dengan Haechan kini sedikit menjauh. Wajah pemuda itu terlihat gelisah.

Renjun dan Jaemin sendiri tampak terkejut. Namun, raut terkejut mereka tak berselang lama.

"Kalian dari mana?" tanya Jaemin.

"Atap," sahut Haechan jujur. Chenle meliriknya. "Cuma ngobrol biasa. Gak ada hal aneh yang kamu lakuin," lanjut pemuda itu.

Renjun menarik Chenle, lalu menyembunyikan pemuda itu di belakang tubuhnya. Chenle tampal tersentak kecil.

Jaemin yang menyadari ada leather jacket milik Haechan di tubuh Chenle segera melepas jaket tersebut, lalu menyerahkannya kembali pada sang pemilik.

"Malem ini cukup. Jangan terlalu kelewatan," ujar Jaemin. "Sekarang lo balik ke Ilichil. Tempat lo di sana, bukan di sini."

Haechan mengangguk sementara Chenle menunduk. Tangannya memainkan ujung baju. "Gue tau. Gue ke sini cuma mau ngambil barang yang ketinggalan. Manager Hyung nunggu di depan."

"Oke."

Jaemin menggeser tubuhnya membiarkan Haechan masuk ke dorm. Sedangkan Renjun terlihat berusaha agar Chenle tidak sampai berdekatan dengan pemuda gemini tersebut.

Haechan melirik sekilas, kemudian melangkah menuju kamarnya. Chenle masih menunduk sedih.

"Ayo, kita ke dapur. Lo belum makan apapun dari pagi," ujar Renjun setelah Haechan tak terlihat. "Jangan nolak lagi. Ntar lo bisa sakit."

Chenle hanya mengangguk sebagai jawaban. Jaemin menatap pemuda itu.

"Kalian beneran gak ngelakuin hal aneh di atap tadi, kan?" tanya Jaemin.

"Gak ada. Kami beneran cuma ngobrol," sahut Chenle.

"Oke. Kami percaya sama lo," ucap Jaemin. "Ayo, ke dapur. Kami bakal nemenin lo makan."

"Iya, Hyung."

.
.
.

Haechan mengambil sebuah boneka lumba-lumba di dekat bantal. Pemuda itu tersenyum kecil ketika ia kembali teringat kenangan tentang boneka tersebut.

"Tadaaa! Dolphin kecil buat nemenin Hyung tidur. Nanti kalau aku lagi gak ada, Hyung bisa peluk ini, deh. Anggap aja itu aku. Okey, okey? Okey!"

Boneka pemberian dari sang pujaan hati.

Haechan mengusap boneka di tangannya, lalu tersenyum getir. "Sekarang cuma tinggal kenangan."

It's, Okay, I love you. (Hyuckle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang