Chapter 5

1.1K 164 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

Chenle memandangi bayangan wajahnya di cermin toilet Agensi. Tangannya terangkat untuk menyentuh kulit pipi yang terlihat tirus. Dia menunduk dan tersenyum sendu.

"Apa perasaan ini terlalu salah sampai mereka membencinya?" gumam Chenle.

Tangan terkulai lemas di sisi tubuh. Perlahan pemuda itu menangis, mengeluarkan butiran kristal bening dari matanya.

"Aku cuma pengen hidup bahagia sama orang yang aku cintai," ucap Chenle dengan lirih.

.
.

"Jangan nangis, Dolphin. Nanti jelek."

Jari jemari Haechan menyeka air mata di pipi putih kekasihnya.

"Air matamu terlalu barharga untuk menangisi sesuatu yang gak penting. Air matamu ini hanya perlu kamu keluarin di saat kebahagiaan menghampiri," kata Haechan.

Chenle cemberut. "Aku nangis karena gak tahan sama pedesnya bawang bombay, Hyung."

Haechan terkekeh. Ia mengecup pipi sang kekasih karena gemas. "Dasar cengeng. Gitu aja nangis."

Chenle semakin cemberut. "Ya, kan, emang pedes! Gak tahan tau. Ish!" Ia berucap jengkel. "Lagian semua masakan ini juga buat Hyung."

Haechan kembali tertawa. "Ya, udah. Sini aku aja yang kupasin bawangnya. Jangan nangis lagi. Nanti Dolphin-ku beneran jadi jelek."

Bibir Chenle mempout. "Ihh, nyebelin."

"Aku sayang kamu."

Haechan tersenyum dan pipi putih Chenle merona.

"Hyung bisa aja bikin aku gak bisa ngomel. Hehehe."

Tawa Chenle menular pada Haechan.

Hal sederhana yang selalu bisa membuat hati keduanya menghangat.

.
.
.

"Haechan, tunggu!"

Haechan menghentikan langkah ketika mendengar suara Jeno yang berteriak memanggil di belakang tubuhnya. Pemuda itu terlihat sedikit berlari.

"Ada apa?" tanya Haechan begitu Jeno sudah berada di dekatnya.

Jeno tampak tersenyum. Dia merangkul bahu Haechan. "Makan siang bareng di kantin Agensi, yuk! Gue males makan sendirian."

Haechan hanya mengangguk. Pemuda itu memang ingin ke kantin untuk membeli makanan sebelum kembali latihan bersama unit 127.

"Lo sendirian?" tanya Haechan dalam perjalanan menuju ke kantin.

It's, Okay, I love you. (Hyuckle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang