PART 5
Dengan bercelana pendek tanpa baju, Lando duduk di sofa yang ada di kamar, menikmati tetes demi tetes sampanye sambil mengingat kembali betapa indah dan menyenangkannya permainan gairah mereka barusan.
Tubuh indah Sharen, penolakan pada awalnya, kekakuan dan suara desahannya yang manja dan tertahan, semua terasa begitu menggoda hasrat dan membakar gairah.
Lando tidak pernah bertemu wanita seperti Sharen sebelumnya. Begitu manis dan sensual.
Sangat puas! Itulah yang Lando rasakan. Meski awalnya ia tidak senang dengan kenyataan bahwa Sharen masih perawan, namun entah mengapa, ada rasa bangga yang diam-diam menyusup masuk ke dalam hatinya. Dalam dunia modern ini, yang menganggap seks bebas sesuatu hal yang lumrah, wanita muda secantik Sharen, masih menjaga dirinya dengan baik, dan itu adalah sebuah hal yang sangat langka yang sangat membanggakan.
Pintu kamar mandi yang terdengar terbuka membuyarkan lamunan Lando. Ia menoleh dan mendapati sesosok bertubuh indah berbalut jubah mandi sedang melangkah keluar dari kamar mandi. Rambut basahnya dililit dengan handuk berwarna putih, dan mata indahnya terlihat memerah karena menangis. Lando suka mata berwarna hazel itu. Begitu memikat dan menggoda.
Lando menyeringai samar dan menatap lekat-lekat tubuh yang sudah menjadi miliknya itu. Kaki berbetis indah itu melangkah ragu menuju kursi meja rias dan duduk mematung di sana.
Lama mereka saling diam sampai akhirnya Sharen membalikkan tubuh dan menatapnya dengan tatapan, yang entah mengapa, sedikit membuat dada Lando berdesir tidak nyaman oleh rasa yang selama ini sama sekali tak pernah menyentuh hatinya. Tatapan itu penuh luka—sedih. Dan Lando tidak suka menyadari kenyataan bahwa dirinyalah penyebab kesedihan itu. Ia yang merenggut kehormatan Sharen secara paksa.
"Tolong buka pintunya. Saya harus pergi."
Suara itu serak meminta.
Lando menatap tubuh Sharen yang kini sudah berdiri dan menatapnya memohon.
Seringai nakal nan sinis tiba-tiba saja muncul di bibir Lando, menghapus sedikit rasa bersalah yang tadi sempat mencemari hatinya yang tak kenal belas kasihan.
"Kau mau ke mana, Nona Manis?" tanya Lando dengan seringai sinis yang semakin lebar. Memangnya Sharen pikir dia akan ke mana dengan hanya berjubah mandi seperti itu? Alih-alih bisa pergi menyelamatkan diri, Sharen justru menjadi santapan para pengawalnya yang beringas, yang berpikir Lando sudah tidak menginginkan Sharen lagi. Dan Lando tidak mau hal itu terjadi pada Sharen. Ia tidak akan melepaskan Sharen. Hasrat untuk mencicipi tubuh indah nan manis itu masih begitu kuat membakarnya. Lando masih ingin menyatukan dirinya dengan tubuh yang terasa sangat rapat itu sekali lagi, atau berkali-kali, sampai ia bosan!
Hasrat yang membakarnya kali ini di luar dugaan. Biasanya cukup satu kali ia mencicipi tubuh setiap wanita yang ia kencani, dan ia sudah bosan. Namun berbeda dengan Sharen. Tubuh itu memiliki magnet kuat yang membuatnya ingin kembali menyentuhnya lagi, lagi dan lagi. Sharen memberinya kepuasan baru. Kepuasan yang selama ini tak pernah ia dapatkan dari wanita manapun, secantik apa pun wanita itu.
Lando mengamati wajah yang sedikit memucat itu. Tatapan matanya yang menatap memohon membuat Lando kembali menyeringai sinis. Yang ingin Lando lakukan saat ini adalah bukan melepasnya pergi, melainkan melepas jubah mandinya, lalu menariknya ke dalam pelukan. Membuat tatapan memohon untuk dibiarkan pergi itu berubah menjadi tatapan memohon dipuaskan dalam pusaran gairah yang tak bertepi.
"Judith... teman saya, pasti menunggu saya."
Lando menyeringai kian sinis. Oh. Jadi begitu. Rupanya gadis cantik ini bersama temannya ke kelab malam.
Judith.
Nama itu tak asing bagi Lando. Seraut wajah cantik karena polesan makeup-nya yang tebal, melintas sekilas di benaknya. Selama ini Lando tahu bahwa Judith adalah wanita panggilan, namun ia belum pernah sekalipun mencicipinya. Tidak pernah sedikitpun ia merasa tertarik dengan kupu-kupu malam yang satu itu.
"Apa kau ingin kembali pada temanmu untuk dijual ke pria hidung belang, Sharen?"
Pertanyaan Lando membuat riak terkejut mewarnai wajah pucat itu. Sharen menatap tak percaya membuat Lando terkekeh kecil karena geli. Ia yakin Sharen tidak tahu bahwa temannya itu bekerja sebagai penjaja seks komersial dan akan menjualnya pada pria hidung belang. "Bukankah kau lebih selamat di sini bersama pria tampan nan perkasa sepertiku daripada berada dalam pelukan pria hidung belang berkepala botak dan perut buncit, yang mungkin sepersekian menit saja sudah puas tanpa peduli kepuasanmu? Mereka tidak mungkin bisa membuatmu menjerit nikmat seperti tadi, Sayang."
Mata itu membeliak, wajah pucatnya merona, lalu mulai dihiasi kristal bening.
Lando menyeringai sinis. Alangkah polosnya gadis ini. Dari mana dia berasal?
***
bersambung ....
jangan lupa love dan komen ya teman2. Komen terbaik nantinya akan mendapat voucher baca gratis novel versi full TAWANAN HATI SANG TAIPAN di karya karsa.
makasih
yuk follow/subcribe Instagram/Youtube: evathink
BTW, Novel cerita ini dan karya2 saya yang lainnya tersedia versi buku cetak, PDF dan ebook.
Buku cetak (READY STOCK) dan PDF, bisa diorder pada saya, WA 08125517788
Untuk ebook tamat tersedia di GOOGLE PLAY BUKU & KARYA KARSA
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Hati Sang Taipan - TAMAT
Romance[21+] *Dark Marriage series #2 Sharen, gadis polos yang tergiur melihat kesuksesan Judith, sahabat semasa kecilnya. Dengan modal nekad, ia ikut Judith ke ibu kota meski tidak direstui kedua orangtuanya. Sharen berharap ia bisa sesukses Judith dan bi...