NORMAL

947 58 3
                                    

Kini, Nara, I-sak, dan On-jo sedang berjalan jalan usai menikmati kuliner disalah satu pasar tradisional Korea. Ini berkat ide cemerlang I-sak. Mereka telah menghabiskan sekitar 3 jam untuk semua kegiatan sepulang sekolah kali ini. NORMAL

Mulai dari makan berbagai macam makanan hingga akhirnya ditutup dengan kegiatan belanja. Ketiga gadis itu tengah berada didepan toko skincare. I-sak bilang bahwa lip care miliknya sudah hampir habis.

"Kajja!!" seru I-sak dengan semangat. Sepertinya anak itu belum lelah juga. Berbeda dengan On-jo dan Nara yang hanya bisa menggeleng gelengkan kepala mereka Karna tingkah I-sak yang selalu bersemangat. Jujur, mereka ber-dua ingin cepat cepat tiba dirumah untuk istirahat. Lagi pula ini sudah cukup larut.

"I-sak benar benar bahagia." ucap Nara sembari memasuki toko itu dengan senyum yang tak pernah ia pudarkan.

"Yak! Lee Nara,tunggu aku."Onjo menyadari bahwa tinggal dirinya yg masih setia berdiri didepan.

Setelah selesai dengan urusan lip care I-sak, ketiganya tengah berunding tentang warna kuku yang cocok untuk On-jo. Tak kunjung mendapatkan kesepakatan, mereka memilih keluar dari toko itu untuk segera pulang.

(⁠☞゚⁠ヮ゚⁠)⁠☞

"Ini benar benar melelahkan."On-jo mengeluh lagi. Tak lama I-sak mengiyakan dengan gerakan kepala.

"Benar ini semua melelahkan,mungkin aku akan tidur dipelajaran pak Lee besok."ujar I-sak, membuatnya dihadiahi pukulan diatas kepalanya. I-sak melirik sinis  Nara.

"Besok adalah Hari bersih bersih sekolah. Kamu harus membantuku membersihkan ruang kesehatan. Jangan lupa janjimu."Nara mengingatkan I-sak tentang janji keduanya.

"Benarkah?" I-sak mengerjap matanya jenaka,ia berbalik menghadap kedua temanya. "Hey Lee Nara, sepertinya aku lupa dengan janjiku." Lanjut I-sak sebelum ia lari menjauh dari Nara yang siap melayangkan pukulan mautnya.

Sekarang mereka berdua terjebak aksi kejar kejaran konyol hingga melupakan Onjo yg tertinggal jauh dibelakang sana. Bahkan kedua gadis itu mengabaikan segala tatapan aneh orang orang yang melihat tingkah mereka.

"Yak! Lee Nara, Yoon I-sak. Kalian terlihat seperti dua anjing gila. Tunggu aku." Onjo berusaha menyambangi langkah kedua temanya itu. Tapi, ia sadar hal itu tidak akan pernah terjadi. Kaki dan tubuhnya paling mungil disini. Jelas, langkahnya juga paling kecil diantara kedua gadis itu.

(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Kini tersisa On-jo dan Nara. Perjalanan tadi benar benar menguras sisa tenaga. Mereka juga tinggal satu apartemen, bahkan bersebelehan. Keduanya memilih lift seperti biasa. Lift belum juga terbuka. Hingga ada penumpang baru datang. Sepertinya ia juga berniat naik lift.

"Bukankah Kalian gadis baik? Kenapa baru pulang jam segini?" Pertanyaan pemuda itu membuat keduanya menoleh kebelakang mereka. Siapa yang tidak tau pemuda dengan tampilan urak-urakan serta dicap tak bermoral. Mereka satu sekolah dengannya. Bahkan di sekolah, ia adalah seorang pembully yang suka membuat onar. Yoon Gwi-nam.

Tatapan matanya jelas sedang menunggu jawaban. Nara berdecih. Tak lupa dengan tatapan tajam yang terpatri Dimata indahnya.

Sial, kenapa pemuda itu pernah menjadi kekasihnya? Apakah dulu Nara benar benar dibutakan oleh cinta hingga semua kebejatan yang dilakukan Gwi-nam waktu itu, benar benar seperti wajar dimatanya.

Akh.... Nara bisa gila jika terus berada disini. Pikirannya benar benar sudah lelah untuk sekedar beradu argumen dengan 'mantan kekasihnya' itu. Ia memilih pergi menuju tangga sebagai jalan alternatif menuju kamar apartemen keduanya. Tak lupa menarik tangan On-jo yang sedang diterpa kebingungan. Setelah itu kembali terdengar pertayaan yang dilemparkan Gwi-nam tentang apakah mereka tidak akan ikut dengannya naik lift. Tak ada jawaban.  Ia segera menaiki lift itu karna sudah terlalu lama terbuka. Lalu pergi ketempat yang biasa ia sebut 'rumah'.

Disepanjang perjalanan  dengan tangga, keduanya diam tenggelam dengan pikiran masing masing. Ini sudah terlalu larut. Alasan apa yang cocok Nara berikan pada bibinya tentang keterlambatannya pulang. On-jo sepertinya memikirkan hal yang sama.

"Apa yang akan kukatakan pada bibi nanti?" Nara menyuarakan kekhawatirannya.

"Apa kita harus berbohong?"jawab On-jo.

"Aku tidak pandai berbohong, kau tau!"benar, Nara bukan tipe pembohong. Gelagatnya sangat menunjukkan kegelisahan ketika ia tengah melontarkan kebohongan.

Mereka tiba dilantai 4, semakin menyiapkan mental dengan keadaan nanti. Namun, keduanya  dikejutkan dengan kehadiran cheong-san di ujung tangga.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Onjo dengan Nada gelapan. Kedua gadis itu panik, namun berusaha tenang. Padahal mereka berencana masuk ke apartemen masing masing dengan mengendap endap.

"Apalagi jika bukan karna menunggu  kalian berdua." Jawabnya dingin.

Cheong-san berjalan lebih dulu. On-jo dan Nara saling bercekrama sambil menutup mata mereka seperti postur berdoa. Berharap mereka tidak akan disembur amarah nanti.

Keduanya berpisah. Nara berada diambang pintu yang masih terbuka karna Cheong-san baru saja masuk. Ia  langsung melangkahkan kaki menuju kamar tidurnya setelah dirasa situasi cukup aman. Gelagatnya seperti pencuri, membuat Cheong-san yang melihat kejadian itu terkekeh kecil.

Semenjak SMP kelas 2, Nara memilih tinggal bersama paman, bibi, dan sepupunya. Lee Cheong-san. Semenjak itu dia akrab dengan cheong-san maupun Onjo. Sedangkan On-jo dan Cheong-san sudah tinggal bertetangga sejak mereka masih kecil. Tidak heran jika mereka bisa seakrab ini sekarang.

 Tidak heran jika mereka bisa seakrab ini sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen ya(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen ya(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)

Good Luck Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang