Save Me

570 53 2
                                    

"Lee Nara!!" Itu Joon Yeong. Pemuda itu menghampiri Nara dan suh-yeok. Ia terkejut dengan keadaan wajah Nara.

"Ada apa dengan wajahmu?" Nara mengerutkan keningnya. Memangnya ada apa dengan wajahnya. Ia merogoh kaca disaku roknya. Ekspresi Nara tak berbeda jauh dengan Joon Yeong tadi. Ia juga terkejut. Mengapa ada banyak luka diwajahnya?  pertengkaran tadi yang membuat semua luka ini.

"Ah ini..." Jawaban Nara terputus karna panggilan dari arah belakang Joon Yeong. Itu WujinWujin juga memanggil Nara.

"Yak Lee Nara, aku berkeliling sekolah mencarimu. Jika bukan karna perawat Jang aku tidak akan melakukannya. Dia menyuruhmu datang ke ruang kesehatan sekarang." Wujin membuka mata setelah menjelaskan tujuan ia datang kemari. Nafasnya memburu. Pemuda itu tampak kelelahan setelah berlari. Namun begitu melihat wajah Nara, keningnya mengerut dalam. Seolah bertanya ada apa dengan wajah gadis dihadapannya ini.

Nara melangkah menjauhi ketiganya. Ia bergerak menuju ruang kesehatan seperti yang diberitakan Wujin tadi.

"Oh baiklah aku akan kesana. Dan tolong beri tahu Bu Sunhwa tentang ini." Nara tidak memperdulikan tatapan khawatir tiga pria itu. Ia memilih terus melangkah. Sampai melupakan pasal kertas kejahilannya yang masih menempel diblezer Suh-yeok.

"Ada apa dengan wajahnya?" Wujin menatap Joon Yeong. Menunggu jawaban. Namun, orang yang ditatapnya itu malah beralih menatap  Suh-yeok.

"Nara bertengkar dengan myeonghwan di gedung pembangunan." Suh-yeok berlalu. Meninggalkan Wujin dan Joon yeong. Nara memang beberapa kali kerap terlibat pertengkaran dengan teman sekolahnya. Jadi bukan hal baru bagi teman teman Nara jika gadis itu agak babak belur. Namun tetap saja mereka khawatir. Joon Yeong dan Wujin menyusul langkah Suh-yeok menuju kelas. Saat tiba disana, Daesu menertawai dirinya entah Karna apa.

I-sak dan On-jo melihat Suh-yeok masuk. Mereka hendak bertanya tentang dimana Nara. Barang kali pemuda itu melihatnya. Namun, Suh-yeok lebih dulu dikerumuni para lelaki. Membuat kedua gadis itu mengurungkan niatnya.

"Aigoo Lee Suh-yeok apa kamu mulai menyadari kesalahannmu." Daesu tidak juga berhenti tertawa sambil menunjuk nunjuk punggungnya. Bukan cuman Daesu tapi murid laki laki sekelasnya mulai berdiri disekitarnya. Mencoba menebak apa yang membuat Daesu terbahak bahak. Mereka menemukan jawaban dengan mudah setelah melihat blezer yang dikenakan Suh-yeok. Gyeong-su juga tertawa begitu kencang. Membuat Suh-yeok menoleh kearah pemuda itu dan mendapati Gyeong-su sedang membaca sebuah kertas. Ia merebut kertas itu lalu membacanya. Suh-yeok dapat menebak langsung siapa penulis kata kata itu. Sudah pasti Lee Nara.

"Aish shibal dasar gadis bodoh." Suh-yeok mulai mengutuk Nara. Ia akan menghajar gadis bodoh itu jika mereka bertemu.

Tiba tiba Bu Sunhwa masuk kekelas. Membuat kericuhan didalam sana perlahan mereda. Ia juga menyuruh semua murid untuk mengumpulkan handphone mereka.

"Siapa saja yang belum masuk?" Bu Sunhwa menyadari ada beberapa kursi yang kosong. Milik Hee-su, Hyeonju dan Nara.

"Hee-su sedang izin kekamar mandi Bu" jawab salah satu murid dikelas.

"Nara sedang diruang kesehatan Bu, perawat Jang memanggilnya tadi." Itu Wujin.

"Lalu dimana Hyeonju?" Tak ada yang memberikan jawaban.

Sampai tiba tiba ponsel Bu Sunhwa berdering. Itu panggilan dari Nara. Bu Sunhwa menyingkir sedikit sebelum mengangkat panggilan itu. Sejak suara  ponsel Bu Sunhwa berdering, perhatian sekelas telah tertuju padanya. Mereka tampak penasaran.

" Hyeonju Dimana kamu sekarang?" Bu Sunhwa mencoba memastikan letak Hyeonju. Raut wajahnya mulai panik. Saat ia mengangkat panggilan, benda pecah juga teriakan Nara menyapa pendengarannya.

"Bu Sunhwa?" Nada Hyeon Ju terdengar begitu lemah.

"Nee, ada apa denganmu? Dimana kamu sekarang Hyeonju?" Nada bicara Bu Sunhwa tak sadar meninggi karna khawatir. Semua anak muridnya kini sudah mengalihkan fokus mereka ke arah Bu Sunhwa. Mereka dapat mendengar apa yang tengah gurunya juga penelpon -yang mereka duga Hyeon Ju- bicarakan disana.

" Nara disini. Di lab sains bersamaku. Pak Lee mencoba masuk. Dia terus menerus memukul pintu lab dengan keras. Pak Lee mencoba membunuhku Bu. Dia menyuntikan cairan aneh." Hyeonju mulai menangis. Ia menyaksikan Nara yang kini tengah berhadapan dengan pak Lee. Pintu berhasil didobrak oleh pak Lee. Hyeonju tidak dapat membantu apa apa. Tubuhnya bahkan terlalu lemah untuk diajak berdiri.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya pak Lee pada Nara.

"Apa yang kau lakukan pada Hyeonju?" Nara bersuara. Bukannya menjawab pertanyaan pak Lee gadis itu malah balik bertanya.

"Bukankah pembully seperti dia harusnya memang musnah. Apa gunanya dia hidup hanya untuk menindas orang lain?" Nara tau Hyeonju termasuk perudung dari anak pak Lee. Namun bukankah tindakan pak Lee sudah kelewatan batas.

"Oh apakah kamu juga termasuk kelompok itu Nara? Jika begitu kamu juga harus senasib dengan Hyeonju agar itu adil bukan?" Pak Lee melangkah mendekati Nara. Sementara gadis itu nampak tertegun dengan apa yang terjadi. Ia segera melemparkan sebuah botol eksperimen kaca pada pak Lee. Supaya menghambat pergerakan pria itu.

Semuanya tertangkap jelas pada pendengaran Bu Sunhwa. Ia berpesan pada Hyeonju supaya tidak memutus sambungan telpon mereka lalu bergegas  pergi menuju Lab sains.

Good Luck Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang