See The Novel Scene Directly

21 5 0
                                    

Setelah sampai, kami menemukan Cessar berada disana. Kami kembali tepat di halaman depan mansion.

Alex melempar Baron Crosan yang masih belum sadar kehadapan Cessar. Kondisi Baron Crosan cukup mengenaskan, pakaian yang sudah acak dan juga tubuh bulat nya yang di ikat oleh tali sihir.

Cessar menghela nafas pendek saat melihat kondisi Baron Crosan.

"Sudah ku bilang tidak perlu bermain terlalu bersih pada kasus ini. Karna pada dasarnya, kasus ini nantinya tidak akan diselidiki. Tim yang ditugaskan untuk memberikan bukti sudah menyelesaikan tugasnya. Bukankah jadi sedikit percuma? " Tanyanya.

"Tidak masalah. Karna ini misi pertama kami jadi kami harus melakukan dengan sempurna. Apalagi misi ini sangat mudah, bukankah tanggung jika tidak melakukannya secara baik? Kami juga ingin mengetes kemampuan tim kami jika di situasi yang cukup sulit. " Jelas Luis panjang lebar sebagai komandan.

Cessar hanya bisa mengangguk. "Baiklah, kalian bisa beristirahat sekarang. Aku akan membawanya ke bawah, sampai jumpa lagi anak-anak. " Pamitnya lalu segera pergi masuk ke mansion sembari menyeret Baron Crosan dengan sihirnya. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan terhadap Baron Crosan.

Para anggota bubar dan pada pergi entah kemana. Masi tersisa aku dan Yona yang bingung ingin pergi kemana. Saat tengah termenung, sesuatu terlintas dikepala ku.

"Yona, apakah kau mau ikut dengan ku ke Ibukota? " Ujarku tiba-tiba.

Ia menoleh ke arahku. "Ya? " bingung nya.

Aku tersenyum penuh arti Kearahnya. "Kita akan melihat sesuatu yang menarik disana. Sepertinya hari ini adalah waktunya. Mari bergegas sebelum terlewat. " Jelasku lalu menariknya.

Aku segera melakukan teleportasi sebelum Yona menolak. Kami pun tiba di sebuah gang gelap yang sepi.

"Sebenarnya apa yang akan kita lakukan disini?! " Tanyanya dengan Frustasi kepadaku.

"Sudah kubilang, kita akan melihat sesuatu yang menarik. " Ujarku padanya masih dengan senyuman.

Belum sempat Yona menjawab, aku menarik tangannya untuk keluar dari gang gelap itu. Tak lupa aku menaikkan tudung jubah milikku juga milik Yona, agar kami tidak dikenali.

Aku membawanya mengitari jalanan padat Ibu kota sampai kami berhenti di salah satu gang lebar yang sepi didekat kawasan perumahan. Aku membawa Yona memasuki jalan itu, dan dihadiahi tatapan bingung olehnya.

"Kenapa kita kemari? Apa sebenarnya hal menarik yang kau maksud sih! " sepertinya ia mulai kesal dengan hal menarik yang kumaksud itu.

"Sabarlah, sebentar lagi kita melihat hal menarik yang kubilang. " Aku sebisa mungkin meredakan rasa kesalnya.

Tak terasa, kami sudah berada di depan sebuah gang kecil yang cukup bersih. Aku melihat seorang gadis yang sedang melewati tempat itu dari ujung gang yang berlawanan arah dengan tempatku dan Yona berada.

Aku segera membawa Yona untuk naik keatas atap salah satu rumah disana. Aku memberi syarat pada Yona untuk diam, saat dia hendak protes.

'Diamlah Yona, hal menarik yang kumaksud sudah mulai. Amati saja dari sini dengan tenang dan patuh, ' Ujarku lewati telepati yang diangguki olehnya.

Ia mulai menuruti perkataan ku dan mulai mengamati gadis tadi. Aku pun mengikuti nya dan menatap gadis berambut pirang di bawah kami yang tengah membawa sekeranjang makanan sambil tersenyum cerah.

Dari arah belakangnya, ternyata ada 5 orang preman yang mengikuti nya. Dan sepertinya sangat Gadis tidak menyadari keberadaan preman itu. Saat sudah hampir mencapai ujung gang, salah satu preman menarik tangan gadis itu lalu mendorong gadis itu hingga mengenai tembok dengan cukup keras.

"Aakhhhh!!.. " Teriak gadis itu atas tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh para preman itu.

Ia menatap takut pada preman-preman itu yang menatap nya dengan pandangan penuh nafsu. Ia bergetar ketakutan dan secara reflek berteriak saat tangan salah satu preman ingin menyentuh nya.

"TIDAKKKKK!!!!.. "

Beberapa saat kemudian, datanglah seorang pria yang langsung menghajar preman-preman itu.

'Oww, diakah pemeran utamanya? Tidak buruk, sesuai seperti apa yang kubayangkan. ' batinku menilai pria yang datang secara tiba-tiba itu.

Setelah puas menghajar preman itu. Para preman itu ketakutan dan kabur dari sana, dan dilepaskan begitu saja oleh pria itu.

"Kau baik-baik saja? " Tanya sangat pria dengan nada khawatir.

Sang gadis menatap kagum sang pria, pipinya tiba-tiba memerah.

Aiii jatuh cinta pandangan pertama sepertinya. Ck ck, kenapa wanita seperti ini suka sekali langsung jatuh cinta? Bagaimana jika pria jelek yang menyelamatkan nya? Apakah ia akan tetap jatuh cinta?

"Te-terima kasih karna sudah menolong ku.. " Ujar sang gadis dengan gugup.

"Tidak perlu berterima kasih, bagaimana jika kita berbicara ditempat yang nyaman? Tidak bagus jika kita berbicara disini. Ayo, " Ajak Sang pria lalu menarik tangan sang gadis.

Diperlakukan seperti itu, tentu saja membuat sang gadis salting sendiri. Saat mereka berdua sudah hilang dari pandangan kami, aku pun membuka suaraku.

"Cukup menarik bukan? Lelaki itu kuat, dan aku mengharapkan hal yang lebih lagi dari mereka berdua kedepannya. " Ujarku pada Yona yang masih diam di tempat nya.

Ia menoleh kearah ku dengan binaran semangat di matanya.

"Heem! Itu tadi keren sekali! Baru kali ini aku melihat secara langsung bagaimana seseorang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama! Bagaimana kau tau tentang mereka? Dan juga.. Siapa mereka? Kenapa laki-laki itu kuat sekali? Apakah kau akan merekomendasikan nya untuk masuk Organisasi? " Kagumnya, lalu ia menghadiahi ku dengan berbagai pertanyaan.

"Aku hanya menebak saja.. Mereka? Mereka calon murid dari Akademi Travis. Perempuan berasal dari keluarga Rosemary, Luna Rosemary. Sedangkan Laki-laki itu, Ryu Kazehaya. Anak bungsu dari keluarga Kazehaya. Keluarga kaya raya tanpa gelar, yang tidak diketahui asal usulnya.

Kenapa laki-laki itu kuat? Tanya sendiri sama orang nya, untuk membawanya ke organisasi? Dia manusia yang berada pada kebenaran yang terang. Kita tidak bisa membawanya ke sisi kita. Yang ada, kita malah di khianati pada akhirnya. Aku hanya membuatnya menjadi tontonan. Mulai dari sini, hidup anak itu sangat menarik.. Layak menjadi hiburan disaat sedang bosan, mau ikut? " Ujarku yang di akhiri oleh Seringaian.

"Mungkin kapan-kapan saja.. Sekarang, apa yang akan kita lakukan? " Ujar Yona mengalihkan topik.

"Hemm, mari kita kembali saja. Sudah tidak ada hal yang dapat dilakukan di ibukota ini. " Ajakku dan diangguki olehnya.

Setelah itu kamipun ber teleportasi kembali ke mansion di kota Helios.













TBC

Become A Villain In A Second Life? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang