Chapter 2 - Bertahan Hidup 1

340 72 3
                                    


[Y/N] POV

Aku dapat melihatnya, makhluk putih yang melayang entah percaya atau tidak sekarang aku mengalami apa yang biasanya tuliskan oleh para penggemar.

ya

Transmigrasi

Benar-benar lucu. Jika ada yang bertanya kenapa secepat itu aku menyimpulkannya anggap saja aku adalah salah satu dari jutaan orang yang telah membaca cerita ini dan telah membaca puluhan fanfiction berdasarkan cerita ini. Masih segar dalam ingatannku bagian awal cerita.

Aku tak fokus mendengarkan apa yang dikatakan dokkaebi itu. Dokkaebi itu berbicara

[Ini bukan syuting film]

[dan juga bukan mimpi dan bukan novel]

[Semuanya, selama ini kalian pasti hidup senang. Ya kan?]

[Tidak mungkin kalian bisa terus menikmati secara gratis kan?]

'Gratis palamu'. Hanya itu yang bisa kuucapkan dalam hati. Dengan begitu aku dapat melihat status window seperti pada game-game itu.

 Dengan begitu aku dapat melihat status window seperti pada game-game itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Hah..' helaan nafas benar-benar memenuhi hariku hari ini.

Aku melihat kembali pada pria blur itu.

Kim Dokja

Sang protagonis

sepertinya dia mulai berpikir dan membuat rencana, dan aku? 

Betapapun aku menyukai protagonis ini aku lebih memikirkan hidupku sekarang. Jika mengandalkan belalang miliki Lee Gilyoung aku akan mati. Kim Dokja tidak akan memberikan serangga itu padaku, terlebih aku sudah meneriakinya tadi. Dia pasti menganggapku aneh atau bahkan mencurigakan.

Aku kembali berpikir jika bukan serangga, lalu apa aku harus membunuh orang?. Yang benar saja tidak mungkin bisa kulakukan, tapi aku juga tidak ingin mati.

Sepertinya orang-orang mulai saling waspada, aku dapat milihat pria blur itu mendekati Lee Gilyoung. Aku hanya melihat orang itu, dan dia melemparkan serangga itu dan banyak orang mulai mencoba bergegas mencari. Dia melirikku sebentar, mungkin melihat diriku sebagai orang aneh yang tak berusaha mencari cara untuk tetap hidup.

Ya terima kasih, aku sudah mulai tak punya semangat hidup.

Aku melirik bingkisan yang dihadiahkan padaku tadi. 

"Yah setidaknya sebelum mati aku ingin lihat hadiah macam apa yang diberikan anak murid sementaraku itu,"

Membuka bingkisan tak dapat dipungkiri aku terkejut.

Sepertinya aku belum diizinkan untuk mati.

Aku melihat bahwa Kim Dokja mulai bertarung dengan Kim Namwoon, yah itu bukan urusanku juga. Tanpa menunggu waktu lama aku mengambil bingkisan itu dan menghancurkannya.

Apakah semuanya terhubung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang