Kelompok Kim Dokja dan [Y/N] akhirnya sampai di Stasiun Chungmuro setelah bertemu dengan Lee Jihye. Party itu memilih beristirahat sejenak sebelum skenario selanjutnya dimulai.
"Jadi setelah mengalami berbagai hal... sekarang kami mengikuti Yoo Junghyuk.." Ucap seseorang yang tak dikenal namanya. Kim Dokja hanya meladeni orang itu seadanya saja, sedangkan sang MC [Y/N], dia dan Yoo Sangah sedang membantu merawat Jung Hewoon yang masih kelelahan.
Orang-orang di stasiun ini saling memperebutkan apa yang disebut 'Green Zone'. Tapi zone ini memiliki keterbatasan dalam kapasitas menampung orang.
"Oh... Kenapa mereka berhenti di sini?"
"Pildu! Kumohon terima aku kembali!"
"Kumohon-kumohon!!"
'Banyak sekali teriakannya' [Y/N] berucap dalam hati sembari menyaksikan kumpulan orang-orang yang sedang memohon di depan toillet.
Kejadiannya sama seperti dicerita Gilyoung menerobos masuk ke dalam wilayah Gong Pildu.
"Siapa kau, bocah?"
"Ngomong-ngomong kau... Dimana orang tuamu?"
"Apa kau tidak belajar kalau tidak boleh masuk tanah orang lain sembarangan? Kau harus membayarnya"
"Gilyoung" [Y/N] memanggil Gilyoung. Gilyoung yang mendengar panggilan tersebut lansung bersembunyi dibalik tubuh [Y/N]. [Y/N] hanya menatap waspada ke depan sembari mempersiapkan diri jika ada serangan.
Kondisi semakin memanas ditambah Gong Pildu yang sudah mengaktifkan stigmanya. Kim Dokja maju ke depan menutupi [Y/N] dan Gilyoung dari pandangan antek Gong Pildu.
"Ho.. Apa kau kepala keluarganya? Kau harus membayar karena anakmu telah melanggar wilayah"
Yah.. Yang namanya Kim Dokja pasti tidak akan memberikan koin secara cuma-cuma, mau bagaimana lagi dia adalah orang serakah dan picik. Waktu berjalan dan Kim Dokja menekan Gong Pildu sampai kedatangan sang protagonis gila kita tercinta.
"Master, itu dia!"
[Karakter 'Yoo Junghyuk sangat terguncang']
[Y/N] POV
Wajah protagonis gila itu yang terkejut itu terlihat sangat mengesankan. Dokja terus berbicara tanpa berhenti dan bahkan orang ini tak membiarkan Yoo Junghyuk berbicara sama sekali. Jika dilihat secara lansung ternyata cukup lucu ya.
Aku hanya mendengarkan percakapan kedua orang gila ini. "Apa aku boleh menonjokmu sekali saja?" Kim Dokja berucap dengan wajah yang sangat kesal.
"Kalau kau berani, silakan." Balas Yoo Junghyuk. Dan begitu saja orang itu dan Lee Jihye pergi entah kemana.
Sebelum benar-benar pergi orang gila itu sempat menoleh padaku "Ternyata kau juga masih hidup."
Ctak!!
Aku meletakkan tanganku di bahu Kim Dokja dan meremasnya, sambil menatap kemana arah Yoo Junghyuk pergi dan berucap "Kim Dokja. Kau tidak boleh membunuhnya sendirian, sisakan sebagiannya padaku." Ucapku dengan wajah penuh dendam pada Yoo Junghyuk.
Tubuh Kim Dokja tiba-tiba terasa kaku ditanganku.
[Tersisa 1 jam 30 menit sebelum skenario ketiga aktif]
Aku pergi ketempat sepi yang ada di stasiun. Jika kalian lupa, Gilgamesh memintaku karena dia bilang dia akan memberikanku sesuatu. Jika kalian bertanya kenapa aku menurutinya begitu saja tanpa curiga, karena bisa saja orang ini menjebakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah semuanya terhubung?
FanfictionSeorang mahasiswa yang sedang magang, mengalami hal aneh seperti di cerita-cerita yang sedang trend saat ini. Transmigrasi "benar-benar cerita yang klise... " Omniscient Reader Viewpoint bukan milik saya