Chapter 16: Siapa yang Hamil? Siapa yang Ngidam?

17 2 0
                                    

Setelah malam yang mengharukan itu, Diana diperlakukan selayaknya ratu oleh Awilen. Saat makan malam mereka selesai, Awilen mengajak Diana untuk berdansa.

Mereka benar-benar menikmati malam itu, malam itu adalah malam yang sangat berharga dalam hidup Diana.

......

Pagi harinya, ketika Diana bangun dari tidurnya. Ia tidak menemukan Awilen di sebelahnya, tumben sekali pria itu meninggalkannya sendiri di kamar.

Diana mencoba untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya lalu perlahan beranjak dari tempat tidur. Ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena semalam.

Diana tindak memperdulikan keadaan kamar yang terlihat sudah rapi, padahal semalam bajunya dan Awilen tergeletak dimana-mana.

.......
Selesai membersihkan diri, Diana menuruni tangga untuk mencari keberadaan Awilen yang entah dimana.

Saat sudah mencapai lantai bawah, Diana mendengar suara riuh dari kebun buah di samping Villa. Karena penasaran Diana pun menghampirinya.

"Ada apa ini, kenapa kalian berkumpul di sini?" tanya Diana pada para pelayan.

"A-anu nyonya," ucap Pelayan itu yang membuat buat Diana menyeritkan dahinya.

"Anu apa?" tanya Diana yang belum puas dengan ucapan pelayan yang kurang jelas itu.

Sang pelayan hanya menunjuk kearah sesuatu membuat Diana mengikuti arah yang di tunjukan pelayan. Saat melihat apa yang pelayan tunjuk, seketika mata Diana melotot.

Apa yang dilakukan Enzo di atas pohon sana, dan jangan lupakan Awilen yang terlihat memberikan sebuah arahan dari bawah pohon.

Diana lalu menghampiri mereka dengan raut penasaran.

"Enzo apa yang kau lakukan di atas pohon mangga itu?" tanya Diana yang membuat Awilen dan Enzo dengan kompak berbicara.

"Sayang/Nyonya," ucap Awilen dan Enzo secara bersamaan.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Diana kembali.

"Sayang, aku hanya meminta Enzo mengambilkan mangga muda," jawab Awilen dengan santai.

"Mangga muda? Untuk siapa makan mangga muda pagi-pagi begini?" Diana semakin dibuat heran ketika mendengar ucapan Awilen.

"Tentu saja untuk suami an da, nyonya," jawab Enzo dengan begitu malas. Sungguh ia sangat kesal dengan tuannya itu, bayangkan saja ia harus di panggil ke Villa pagi buta hanya untuk memetik mangga muda.

"Ha? Kamu kanapa malah mau makan mangga muda pagi-pagi begini, Mas? Nanti sakit perut lo," ucap Diana dengan tatapan yang begitu tajam.

"Tapi sayang, aku ingin memakannya sekarang," ucap Awilen dengan nada memelas. Enzo yang melihat tingkah laku tuannya hanya bisa memutarkan bola matanya dengan malas.

'Yang hamil siapa? Yang ngidam siapa?' tanya Enzo dalam hati sembari sedikit mencibir Tuannya itu.

"Tidak! Nanti kamu sakit perut, sekarang lebih baik kita sarapan dulu. Apa kamu tidak kasian dengan anak kita yang sudah kelaparan sejak tadi?" tanya Diana sedih sambil mengusap perutnya.

Awilen yang melihat tatapan sedih Diana pun menjadi tidak tega.

"Tapi sayang, aku benar-benar ingin memakannya," ucap Awilen dengan mata berkaca-kaca. Walau ia merasa tidak tega dengan Diana, tapi rasa ingin mangga muda lebih besar membuatnya terus memikirkan betapa enaknya mangga itu.

Diana menghela napasnya, lalu berkata pada Awilen.
"Baiklah kamu boleh memakannya dengan syarat kamu harus sarapan dulu."

Awilen menganggukkan kepalanya dengan semangat, seperti anak kecil saja. Diana merasa gemas dengan sifat suaminya yang berubah-ubah tersebut.

Kau Hanya Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang