Chapter 14: Es cendol dan sebuah rencana

30 3 0
                                    

Awilen menatap Diana yang sudah terlelap dalam pelukannya, terlihat begitu menggemaskan. Memandang wajah Diana, membuat Awilen tidak merasa ngantuk.

"Lihatlah begitu cantiknya dia. Huh, pantas saja dia menjadi model." Awilen menggumam dengan nada sedikit kesal, kala mengingat banyaknya orang yang sudah melihat tubuh indah Diana.

"Seluruh tubuhmu hanya milikiku, kamu hanya milikku!" ucap Awilen dengan begitu posesifnya.

Awilen perlahan memejamkan mata, dan menyusul Diana ke alam mimpi.

........
Huek...

Terdengar suara orang muntah di dalam kamar mandi. Diana yang tadinya terlelap, seketika terbangun dengan ekspresi bingung.

Siapa yang muntah, pagi buta begini? Ia lalu melihat ke sebelah tempat tidur, dan tidak menemukan sosok Awilen disana.

Diana bangkit dari tempat tidur, ia lalu menghampiri Awilen yang terlihat mencuci mulutnya di wastafel.

"Mas Wil, tidak apa-apa?" tanya Diana dengan raut khawatir.

Wajah Awilen terlihat pucat pasi, ia merasa sangat lemas.
"Ayo Mas, ke kasur dulu. Mas perlu istirahat," ucap Diana sembari menggandeng Awilen dan membawanya ke kasur.

"Ini minum dulu," ucap Diana sambil memberikan segelas air putih.

Awilen meminum air tersebut dengan perlahan.
"Sayang, peluk," ucap Awilen manja.

Diana menatap Awilen dengan malas, ia merasa aneh dengan sifat manja Awilen yang terasa pertama kali untuk dia.

"Kamu makan apa sih? Kok bisa muntah kek tadi?" tanya Diana. Ia lalu memeluk tubuh Awilen yang lansung dibalas dengan tak kalah erat oleh pria itu.

"Aku enggak makan apa-apa, sayang. Bangun tidur tadi aku mendadak merasa mual," keluh Awilen.

"Masuk angin kali, Mas." Diana mengira Awilen masuk angin, jadi ia mencari minyak telon untuk mengusap punggungu suaminya agar tetap hangat.

"Sayang, ini morning sickness."

"Ha? Kok bisa Mas yang merasakan itu? Seharusnya kan aku," ucap Diana dengan bingung.

"Emm, emang bisa sayang. Ini yang dinamakan kehamilan simpatik, menurut artikel yang aku baca. Hal itu bisa terjadi jika sang ayah memiliki ikatan kuat dengan anaknya dan juga bisa dibilang ayahnya sangat mencintai ibu dan babynya," jelas Awilen yang membuat Diana menganggukan kepalanya mengerti.

"Oh, jadi bisa gitu ya," ucap Diana.

"Berarti Mas sangat mencintai aku dong?" tanya Diana menggoda Awilen.

"Tentu saja, Mas sangat mencintai kamu," ucap Awilen gemas, ia mengecup hidung Diana.

.......

Awilen menatap gambar di handphonenya dengan penuh minat, ia beberapa kali menelan ludahnya sendiri.
Diana yang sedari tadi memperhatikan Awilen pun merasa penasaran, apa sih yang sebenarnya Awilen lihat?

Diana pun terkekeh ketika mengetahui apa yang Awilen lihat, jessica yang merupakan manejernya pernah membelikan ia minuman yang Awilen lihat.

"Mas ingin minum itu?" tanya Diana.

"Iya sayang, Mas pengen banget. Kamu tahu gak, ini jual dimana?" ucap Awilen dengan mata yang begitu berbinar.

"Aduh, di negara ini mana ada jual es cendol," ucap Diana membuat senyum Awilen rendup seketika.

"Oh, jadi namanya es cendol," ucap Awilen dengan lemas.

"Mas, gimana kalo misalnya kamu minta buatin sama koki hotel ini? Atau mas cari aja koki Indonesia yang bisa bikin es cendol," saran Diana.

Kau Hanya Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang