5. Temenan

4.5K 677 116
                                    

.
.
.

Hari ini jadwal Kalya mengajar Aya dan Ansha. Wanita itu diantar sang adik ke rumah Jerry. “Gede juga rumahnya.” Raihan sejenak takjub melihat besarnya rumah Jerry dari luar. “Holang kaya pasti.”

“Kalau gak kaya, gak bakal gue digaji di atas UMR.” Kalya turun dari motor dan melepaskan helmnya. “Nanti gak usah jemput gue. Soalnya kalau minta jemput lo pasti datengnya tiga jam kemudian.”

Raihan nyengir. “Oke deh. Tapi lo baliknya gimana?”

“Gampang, gimana nanti.”

Setelah Raihan pergi, Kalya masuk ke dalam rumah. Alih-alih Mbok Yum yang membukakan Kalya pintu seperti biasanya, justru laki-laki berkaos putih dengan celana pendek hitam yang membuka, laki-laki yang semalam mengajak Kalya makan nasi pecel bersama. “Hai Kal.” Jerry menyapa. Dia tersenyum ramah, membuat Kalya ikut tersenyum juga. “Ayo masuk.”

“Iya Pak.”

Jerry melangkah lebih dulu, mengarahkan Kalya ke ruang tamu. Jerry menunggu momen ini sejak tadi. Dia menanti kehadiran Kalya setelah tahu dari putrinya kalau hari ini jadwal les mereka. “Anak-anak belum pada pulang, masih di jalan. Mungkin dua puluh menitan lagi sampai. Katanya ada acara sekolah yang bikin mereka terlambat pulang hari ini.”

“Iya Pak, tadi Ansha udah chat saya.”

Jerry mengangguk-anggukan kepala. “Mau minum apa? Biar saya buatin.”

“Apa aja.”

“Oke, tunggu sebentar.” Jerry berlari ke dapur untuk membuatkan Kalya minuman. Dia juga mengeluarkan beberapa makanan ringan sebagai pendamping teh manis. “Diminum Kal.” Jerry ikut duduk di samping Kalya setelah menaruh tehnya di depan wanita tersebut.

“Biasanya Mbok Yum Pak yang buatin.”

“Mbok lagi gak di rumah hari ini. Keponakannya ada yang nikah.”

Kalya membulatkan mulutnya. Pantas dia tidak melihat kehadiran Mbok Yum. “Pak Jerry sendiri lagi libur atau gimana?”

“Iya, jadwal libur saya hari Jumat.”

“Pak Jerry juga dokter ya kalau gak salah?”

Jerry mengangguk. “Kamu kok bisa tau?”

“Pas lamar kerja, 'kan saya banyak ngobrol sama Bu Seli, beliau nyeritain sedikit banyak soal Pak Jerry. Lebih ke alesan kenapa urusan les anak-anak Bu Seli yang turun tangan. Ternyata Aya sama Ansha udah lama kehilangan ibu mereka. Saya turut berduka cita Pak.”

“Makasih Kal.”

“Sama-sama Pak. Tehnya saya minum ya.”

“Silahkan-silahkan. Itu kue sama snacknya kamu makan juga gak apa-apa.” Jerry memperhatikan tiap gerakan yang Kalya lakukan. Kedua sudut bibir Jerry terangkat, bahkan hanya melihat Kalya meminum teh buatannya membuat hati Jerry berbunga. Sungguh, Jerry bingung pada dirinya sendiri mengapa dia bisa setertarik ini pada Kalya. Tanpa sadar, Jerry terkekeh ketika Kalya akan memakan nastar yang sudah dipegangnya, namun nastar itu jatuh ke dalam cangkir teh, menciptakan cipratan kecil. Kalya melihat Jerry, dia ikut terkekeh. “Kalya Kalya. Gak apa-apa, biar saya ganti tehnya yang baru.” Jerry akan bangun, tapi Kalya menahan tangannya.

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang