Tersesat - 10. Piala Bergilir (1)

1.1K 16 0
                                    

10. Piala Bergilir (1)

- Author PoV -

Alpha terdiam di kamarnya. Flashback atas segala kejadian gila yang ia alami bersama dengan keluarganya ini membuat diri Alpha menjadi merasa bersalah, sangat menyesal. Pria-pria ini adalah keluarganya sendiri, Abang kandung, Abang ipar, dan keponakan. Jika memang Alpha melakukannya dengan pria lain tak akan jadi masalah bagi dirinya. Toh ternyata Alpha pun juga menyukai, sangat menikmati malah.

Namun di saat-saat kesadarannya muncul seperti sekarang ini, Alpha mengutuk dirinya sendiri. Ia sudah terlampau berada dalam jalan yang tersesat, jauh dari apa yang seharusnya ia jalani.

Beberapa hari terakhir Alpha mulai sedikit kabur dari lingkungan keluarganya. Ia lebih memilih untuk pulang larut malam, atau langsung mengunci pintu kamar ketika sampai di rumah. Apa yang ia takutkan adalah kedua keponakannya ini akan meminta dan pasti menyuruh Alpha untuk memuaskan nafsu besar keduanya. Alpha tak mau ini terjadi kembali. Menurutnya, sudah cukup kesalahan terbesar kemarin bersama Bang Gamma. Tak ada lagi namanya memuaskan nafsu bagi para Abang maupun keponakan.

Di satu sisi, Alpha pun merasa sedikit lega dengan kondisi sekarang. Musim ujian yang membuat Aksa dan Dilan sama-sama fokus pada perkuliahannya dibanding melampiaskan hawa nafsu. Tentu saja semua berkat Kakek dan Nenek mereka yang mengultimatum jika nilai ujian mereka jelek akan mendapat hukuman.

Baik Bang Reyhan maupun Bang Gamma pun sudah tak ada kabar lagi. Seperti biasa, masih sama seperti dahulu. Bang Reyhan hanya menanyakan kabar sebatas Dilan. Sedang Bang Gamma lebih kepada menanyakan kedua orang tua dan kehidupan Alpha sehari-hari.

Walau sedikit rindu dengan sodokan kontol dari mereka-mereka ini, tetapi Alpha tetap menahan hasratnya. Toh ia masih bisa mendapatkannya di luar sana. Bersama Genu contohnya, selalu ada waktu yang disempatkan oleh mereka berdua untuk bertemu dan melampiaskan syahwat bejatnya. Tak hanya di bilik toilet, sudah ada dua tempat baru yang menjadi saksi mereka mengadu panasnya nafsu birahi di antara keduanya. Satu di tangga darurat, satu lagi di gudang parkir mobil basement.

Setidaknya dengan demikian saja sudah cukup bagi Alpha untuk bisa mendapatkan kepuasan. Setidaknya.

Sampai ia rasakan kurang...

Semakin dipendam rasa gejolak itu, semakin besar gairahnya agar bisa tersalurkan.

Alpha menginginkan lebih, bawaan nafsu yang memang sudah besar turunan dari keluarganya meluap-luap dalam cara yang berbeda. Jika dulu ia ingin sekali mengeluarkan isi cairan dari batang kejantanannya ini, sekarang yang Alpha inginkan adalah mendapatkan cairan kejantanan dari pria lain ke dalam dirinya. Satu untuk ia telan, satu lagi untuk ia rasakan di dalam lobang pantatnya.

—————

Di dalam kamar Aksa, kedua saudara sepupu ini sama-sama sedang berkutat dengan laptop masing-masing. Sambil sesekali melirik ke arah buku di sampingnya, wajah mereka nampak pusing karena ujian akhir semester yang sedang ia jalankan, berikut dengan berbagai macam tugas lainnya yang masih belum selesai.

"Anjing! Pusing gue ga ngerti sama pelajaran ini." Maki Dilan melemparkan bukunya ke sembarang arah.

"Belajar yang bener makanya, fokus Dil." Aksa menjawab tanpa mengindahkan matanya dari laptop.

"Bang, kok lo bisa fokus gitu dah? Gue aja udah penat baca tulisan kecil-kecil gini."

"Mana gue juga belum ngentotin si Alpha lagi. Pusing banget ini udah seminggu ga ngecrot." Kali ini Aksa menatap ke arah adik sepupunya.

"Coli lah sendiri. Eh tapi kuat juga lo nahan ga ngecrot seminggu penuh."

"Hahaha. Sengaja pengen gue tahan buat si Alpha. Eh malah Kakek sama Nenek kasih ultimatum kalo nilai ada yang jelek bakalan kena hukuman."

TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang