Tersesat - 4. Kejadian Ipar

1.4K 20 0
                                    

4. Kejadian Ipar

- Alpha PoV -

Tidak terlalu lama setelah Aksa Haidar lahir, Kak Mega menikah dan disusul setahun berikutnya oleh Bang Gamma. Memang tradisi menikah muda seperti sudah mengalir di keluarga gue ini. Barulah rantai pernikahan dini ini pecah saat gue yang belum memutuskan untuk menikah, apalagi memiliki pacar di usia 25 tahun ini.
Oh, mengingat kembali pernikahan kedua Abang dan Kakak perempuan gue ini, pada saat itu lah pula dengan cepatnya anggota keluarga Haidar bertambah dua orang lagi. Hanya berjeda satu tahun setelah pernikahan mereka masing-masing, lahirlah anak laki-laki dari Kak Mega bernama Dilan Haidar-Lustanto dan anak perempuan dari Bang Gamma bernama Evelyn Haidar.

Sebenarnya masih ada adik-adik dari mereka yang semuanya memiliki perbedaan umur cukup jauh. Mereka rata-rata masih menginjak jenjang pendidikan SD atau SMP. Dan jika gue boleh membandingkan ketiga ponakan gue ini, dengan lantang gue sebutkan Dilan lah ponakan paling bermasalah dari semua ponakan atau anggota keluarga Haidar pada usia yang sama.

Bayangkan, di saat Dilan SMP, ia sudah hampir tak naik kelas gara-gara tawuran yang dipimpinnya dengan sekolah lain. Menginjak SMA, anak badung itu makin menjadi dengan Abang ipar gue, Bang Reyhan, harus mengocek uang puluhan juta setiap tahun demi membuat anak pertamanya tidak tinggal kelas. Dilan tidak bodoh, ia pintar sebenarnya, hanya saja sikap berandalnya mengacaukan prestasi yang sebenarnya bisa ia raih.

"Ya udah, Bapaknya aja dulu begitu." Senggol Kak Mega pada suaminya, Bang Reyhan.

"HAHA! Ya anak gue! Persis gue zaman dulu." Kelakar bang Reyhan saat pertemuan keluarga di sebuah acara.

Sayangnya, kali ini Kak Mega dan Bang Reyhan tak dapat membantu banyak perihal Dilan. Sifatnya yang bandel ini membuat nilai di atas kertas tempatnya berkuliah harus menerima pasrah di huruf D. Semua serba subjective, para dosen terlalu marah dengan sifat berontak Dilan ini bagai kuda liar yang membuat hasil nilainya tersulap seperti itu. Mau tak mau, diputuskan Dilan pindah ke kota tempat gue tinggal. Dilan akan berkuliah di kota ini, tinggal bersama gue di rumah Mama Papa, menempati kamar Kak Mega.

————

Telepon dari Kak Mega baru saja selesai dan gue merebahkan badan ke kasur. Entah bagaimana cara Bang Reyhan bisa memindahkan transkrip nilai kampus lama Dilan ke kampus barunya ini sehingga ia masih bisa melanjutkan perkuliahan sesuai jadwal.

"Titip jagain Dilan, jangan Aksa aja yang lo sayang!" Ujar Kak Mega dilanjutkan dengan permintaan tolong dari Bang Reyhan setelahnya.

Gue buka akun sosial media gue dan mengetik nama ponakan kedua gue ini. Ada empat foto yang ia posting, dua di antaranya adalah shirtless miliknya. Satu foto saat ia sedang berpose di depan curug, satu lagi foto kelulusan SMA nya dengan badan tercoret piloks.

Wajah rupawan itu nampak beberapa tahun lebih tua dari anak-anak sepantarannya. Bila Aksa dan Dilan dijejerkan, orang mungkin akan menebak Dilan adalah cucu tertua. Wajah itu terkesan dingin, dengan tatapan mata tajam turunan Papanya. Badannya terbentuk terbentuk berotot, entah karena ia pergi ngegym atau memang sudah terlahir dan berkembang seperti itu. Nampak duo Aksa-Dilan ini akan menjadi mimpi buruk gue.

Kenapa? Tentu karena duo remaja tampan akan tinggal satu atap bersama gue.

"OH?! Dilan mau tinggal disini Oma?" Kata Aksa penuh antusias saat Mama menjelaskan kedatangan Dilan ketika kami semua sedang makan malam bersama.

"Iya Aksa, baik-baik kamu sama sodaramu. Jangan diajak berantem terus, tiap ketemu pasti muka ada yang bonyok, entah kamu lah, entah Dilan lah." Omel Mama pada cucu pertamanya ini.

"Ya Dilan yang nantangin duluan, mentang-mentang Om Reyhan mantan preman, dia harus ikutan juga gitu?" Satu keluarga besar Haidar sudah tahu jika Bang Reyhan adalah mantan salah satu preman yang ditakuti di kotanya dulu.

TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang