||MARVEN||•Kilas Masa Lalu•

3.1K 101 3
                                    

Buat kalian para Reader. Tolong banget ya,buat bantu Vote Follow and Komen.
Tolong dukung aku. Supaya aku makin semangat buat nulis dan ngelanjutin ceritanya. Biar makin ada aja ide nya.
Tolong banget ya Readers.
Jangan lupa buat vote Follow and Komen.
Thank you ❤️

-Happy Reading-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Satu Minggu setelah kejadian mengamuknya Marven dan Alexa sebagai korban amukannya. Membuat keduanya sama-sama dirawat dirumah sakit. Alexa dirawat karna cidera dikepala yg membuatnya selalu merasakan sakit. Mungkin akibat dari tarikan kuat dirambutnya. Dan Marven,karna ingatannya yg semakin mengabur dan berantakan. Membuat Dokter takut jika bisa saja nanti Marven akan hilang ingatan total. Bahkan bisa lupa dengan dirinya sendiri ataupun bisa saja terjadi kelumpuhan.

"How are you feeling today?"ucap Edgar sambil meletakkan Mug berisi Hot Chocolate diatas nakas dekat ranjang.

Mendengar ucapan itu. Alexa masih saja diam sambil menatap jendela kamar inapnya yg sengaja memang dibuka.

Tak mendapat respon dari sang adik. Edgar menarik kursi, meletakkan di dekat ranjang lalu duduk santai sambil menyesap Cappucino miliknya.

Lama diam dan hanya hening yg menyapa. Edgar akhirnya menatap sang adik yg kini masih saja diam sambil menatap ke arah jendela yg terbuka.

"I'm sick. It really hurts."ucap Alexa sambil tetap fokus pada jendela yg kini menyuguhkan langit sore yg mulai menguning jingga karna senja.

"Kalo emang belum inget semua. Gak usah dipaksa."

"Tapi ini sakit."

Suara itu berubah menjadi parau. Edgar yg peka jika sang adik benar-benar merasa sakit. Langsung dengan sigap memeluk tubuh ringkih itu. Dia tau bagaimana sakitnya sang adik selama 3 tahun ini. Hanya untuk mengingat diri nya sendiri saja,dia begitu sulit dan kesakitan.

"It's okay. Princess."ucap Edgar menenangkan.

Suara sesenggukan itu makin kencang dan kedua bahu ringkih itu mulai bergetar didalam pelukan Edgar.

...

Suara erangan kecil terdengar dari tubuh kekar yg kini sedang terbaring. Marven mengerang pelan,setelah Dokter selesai menyuntikkan obat penenang kedalam infus miliknya. Marven baru saja mengamuk kembali dan hampir saja melukai salah satu perawat yg mencoba untuk menenangkannya. Namun usahanya sia-sia,karna tenaga Marven lebih kuat darinya.

"Bagaimana kondisi anak saya dok?"ucap Alter sesaat setelah Dokter selesai memeriksa keadaan Marven.

Dokter tersebut menghembuskan nafas pelan,sebelum kembali menatap kearah Alter yg kini telah menatapnya penuh tanya.

"Kita harus lebih ketat dalam memantau keadaan nya. Melihat bagaimana cara Marven mengamuk, hanya karna satu ingatan kecil yg muncul di kepala nya. Saya takut,itu malah akan menggangu psikis nya."jelas Dokter Tomo namanya.

Marven [ ON GOING ]Where stories live. Discover now