Suasana riuh ricuh menghiasi ruangan salah satu anggota kepolisian. Suara-suara protes dan monolog yg tiada henti bersahutan satu sama lain. Membuat para anggota polisi memijat kepalanya pusing. Pening dengan kelakuan kelima pemuda dihadapan mereka saat ini.
"Kamu ya kalo dibilangin sama mama itu nurut. Mana muka ganteng kamu bonyok lagi. Mama gak mau tau, pokoknya habis ini kamu ikut mama ke London buat treatment muka kamu,biar ganteng lagi."omel salah satu wanita yg berpenampilan layaknya ibu-ibu dewan DPR RI.
"Apaan sih ma alay banget. Muka Reza gak kenapa-napa. Masih mulus tu."ucap pemuda bernama Reza itu sambil menggosok wajahnya dengan telapak tangannya dan menunjukkan debu yg menempel ditelapak tangan tersebut.
"Tu mama liat sendiri kan. Ini cuman debu. Gak sampe bonyok kali."
Wanita itu bergidik jijik saat melihat wajah dan tangan anak lelaki nya itu ditempeli debu dan sedikit bercak darah.
"Nie kamu lap deh pake tissue basah. Mama jijik liat nya"ucap Wanita itu sambil menyodorkan bungkus tissue basah kepada anaknya.
Pemuda bernama Reza itu menerima dengan wajah kesal plus frustasi menanggapi sikap ibunya yg super perfect ini.
Dia. Reza Gundala Abimanyu. Lelaki tampan blasteran Indo-Jerman. Salah satu anggota Geng motor Devil Hell,memiliki kemampuan bertarung yg sangat cekatan dan sangat ahli dalam bela diri. Memiliki tubuh yg tinggi proposional ditambah wajah tampan. Membuat dirinya menjadi salah satu dari Most Wanted disekolahnya,sama seperti anggota Devil Hell lainnya.
Pemuda itu menyeka peluh dan membersihkannya wajahnya dengan tissue basah. Dengan perasaan dongkol dan kesal. Belum lagi, tatapan mengejek dari teman-temannya. Membuat dirinya muak.Dilain sisi, pemuda-pemuda yg lain telah siap menerima Omelan dari orang tua mereka. Yg sengaja dipanggil untuk menjemput anak-anaknya.
"Rasya. Kamu kenapa sih harus ikut tawuran? Bunda gak suka liat kamu begini."ucap seorang wanita dengan lemah lembut sambil mengusap pipi anaknya penuh sayang.
"Rasya cuman olahraga Bun."jawabnya asal sambil sesekali meringis merasakan nyeri dipipinya.
Wanita itu menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan nafas pelan. Melihat kelakuan anak lelakinya.
Kemudian,wajah pemuda bernama Rasya itu menegang dengan mata melotot menatap kearah pintu masuk.
"Mampus gue."lirihnya saat melihat siapa yg datang dengan wajah yg tidak sangat bersahabat.
Sreeett...
"Aawwww... Ssshhh... Aduuuh aduh aduhh... Aaaaaa.... Bunda."pekik Rasya saat telinganya sukses dicomot bak cilok oleh seseorang.
"Lo ngapain lagi sih? Hidup Lo itu kayaknya kagak jauh-jauh dah dari yg namanya kantor polisi. Gue capek tau gak hampir tiap bulan denger lu mampir kek kantor polisi. Mau jadi penghuni kantor polisi lu. Ha?"pekik gadis itu jengkel. Yg tak lain adalah kakak perempuan dari Rasya.
"Aduuhh aduuhh lepasin dulu dong kuping gue. Sakit tau."rintih Rasya sambil meringis menahan sakit ditelinganya. Belum lagi memar ditulang pipinya.
"Biarin aja. Biar lepas sekalian tu kuping. Lu kagak kasian apa sama bunda? Hampir tiap saat jemput anak nya ke kanpol Mulu. Mana ulahnya sama aja lagi kagak ganti-ganti."omel Tasya kakak perempuan Rasya sambil melepaskan telinga adiknya.
"Lah terus gue harus ngapain? Pake acara ganti ulah segala. Apa gue harus jual ganja dulu gitu? Biar gak bosen bunda jemput gua ke kanpol. Biar ada kasus baru gitu."jawab Rasya asal yg sukses membuat kedua wanita beda usia itu melotot kearahnya.
YOU ARE READING
Marven [ ON GOING ]
ChickLit3 Tahun mengalami Amnesia. Membuat seorang Marven menggila dengan kehidupannya. Kehidupan yg awalnya diisi dengan baku hantam antar geng motor. Kini,menjadikannya seorang yg haus akan darah. Menjadikan dirinya sebagai dalang dibalik seluruh tumpah d...